Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah (2 Februari 2024); Rupiah Menguat

4143

(Vibiznews – Economy & Bond) – Mencermati kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah, sebagai berikut:

Perkembangan Nilai Tukar 29 Januari – 2 Februari 2024

Pada akhir hari Kamis, 1 Februari 2024

1. Rupiah ditutup pada level (bid) Rp15.760 per dolar AS.
2. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun turun ke 6,54%.
3. DXY[1] melemah ke level 103,05.
4. Yield UST (US Treasury) Note[2] 10 tahun turun ke level 3,941%.

Keterangan:
1) Sebagai informasi, DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF).

2) Sedangkan UST atau US Treasury Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.

Pada pagi hari Jumat, 2 Februari 2024
1. Rupiah dibuka pada level (bid) Rp15.750 per dolar AS.
2. Yield SBN 10 tahun turun ke 6,52%.

Aliran Modal Asing (Minggu V Januari 2024)

1. Premi CDS Indonesia 5 tahun per 1 Februari 2024 sebesar 75,15 bps, relatif stabil dibandingkan 26 Januari 2024 sebesar 75,12 bps.

2. Berdasarkan data transaksi 29 Januari – 1 Februari 2024, nonresiden di pasar keuangan domestik tercatat beli neto Rp8,51 triliun. Terdiri dari beli neto Rp5,51 triliun di pasar SBN, beli neto Rp2,46 triliun di pasar saham. Dan beli neto Rp0,54 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

3. Selama tahun 2024, berdasarkan data setelmen s.d. 1 Februari 2024, nonresiden beli neto Rp0,49 triliun di pasar SBN. Beli neto Rp8,75 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp21,46 triliun di SRBI.

Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan. Hal ini untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Analis Vibiz Research Center melihat untuk hari ini perdagangan rupiah vs dollar dibuka menguat Rp 15.750, dibandingkan penutupan kemarin Rp 15.760 per dollar AS. Kemudian bergerak terkoreksi ke Rp 15.749, dan terakhir sore ini WIB terpantau di posisi Rp 15.642.

Menguatnya rupiah terjadi sementara dollar AS di pasar uang Eropa turun tipis setelah melemah di sesi global sebelumnya. Angka ini dari semalam terkoreksi di tengah naiknya pilihan aset berisiko di bursa saham menjelang rilis tenaga kerja NFP Amerika malam ini.

Indeks dollar, yang mengukur dollar terhadap keranjang enam mata uang saingan utamanya, sore hari WIB ini turun tipis ke 103,02. Ini dibandingkan level penutupan sesi sebelumnya di 103,06.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting