(Vibiznews – Commodity) – Bank sentral Amerika Serikat atau Federal Reserves memutuskan pekan lalu memangkas suku bunga acuannya sebesar 50bps, dan berdampak berbeda terhadap pasar forex dan juga pasar komoditas.
Kebijakan Federal Reserves memangkas cukup agresif suku bunganya memberikan keuntungan bagi pasar komoditas seperti emas dan juga minyak mentah. Kebijakan the Fed tersebut memberikan sentimen positif hingga mengangkat tinggi harga kedua komoditas, khususnya harga emas mencapai rekor tertinggi terbaru.
Pasar emas mendapatkan keuntungan ketika posisi yield obligasi dan dolar menurun merespon kebijakan Fed tersebut dan mengangkat tinggi harga emas. Untuk pasar minyak mentah, kebijakan Fed memberikan tekanan bagi dolar AS dan menaikkan harga. Selain itu juga telah meredakan tekanan pada kebijakan moneter global, yang dapat mengangkat kondisi ekonomi negara-negara importir besar yang menambah demand.
Prospek Emas Tetap Positif Karena Mencapai Rekor Baru
Harga emas mencapai rekor tertinggi baru setelah melewati angka $2600 pekan lalu pasca The Fed umumkan pangkas suku bunga 50bps. Salah satu pendorong utama emas adalah kemungkinan bahwa Fed akan mempercepat pemotongan suku bunganya di awal 2025. Beberapa survey pelaku pasar memperkirakan Fed akan turunkan sekitar 100 basis poin lagi untuk tahun ini, jika lebih dalam akan melemahkan imbal hasil obligasi dan angkat tinggi harga emas.
Harga emas mencapai rekor tinggi sepanjang sejarah pada tahun ini sudah dimulai sejak perdagangan awal Maret 2024, dimana saat itu posisi harga di kisaran $2083,4 per troy ons. Dan sentimen positif yang paling kuat adalah prospek penurunan suku bunga Fed seperti yang pernah ditulis oleh analis;
Lihat: Harga Emas Semakin Tinggi Jelang Bulan September 2024, Rekor Bisa Berlanjut
Banyaknya Risiko Geopolitik Menambah Keuntungan Pasar Emas Risiko geopolitik, seperti konflik yang sedang berlangsung di Gaza, Ukraina, dan di tempat lain, akan memastikan permintaan emas sebagai safe haven tetap terjaga. Selain itu, pemilihan umum AS yang akan datang dapat mempengaruhi harga emas.
Proyeksi Harga Emas Pekan 23-27 September 2024 Secara teknikal, harga emas tetap dalam tren naik yang kuat dan dapat menyentuh titik $3000. Namun perlu diperhatikan akan kemungkinan aksi ambil untung pasca harga berada di posisi tinggi dengan indikator momentum menunjukkan kondisi jenuh beli. Pergerakan harga emas pekan depan akan melihat kisaran resisten di $2700 – $3000, dan kisaran support di $2530 – $2480.
Harapan Meningkatnya Demand Minyak Mentah Setelah Fed Turunkan Suku Bunga
Perdagangan minyak mentah di pasar komoditas internasional mengalami peningkatan menyusul pemangkasan suku bunga agresif Federal Reserve sebesar 50 basis poin. Dimana langkah ini yang melampaui ekspektasi, diharapkan dapat merangsang pertumbuhan ekonomi dengan menurunkan biaya pinjaman, sehingga berpotensi meningkatkan permintaan energi negara importir.
Lihat:Kenaikan Harga Minyak Dunia Berlanjut, WTI Tembus $71 dan Brent Tembus $73
Pergerakan positif harga minyak mentah baik jenis Brent dan juga minyak WTI AS sudah dimulai dalam 2 pekan terakhir, dapat dilihat dari grafik dibawah. Sentimen terangkat oleh pelemahan dolar AS pasca prospek kebijakan penurunan suku bunga Fed.
Sentimen pasar minyak mentah tetap optimis, selain faktor dari dipangkasnya suku bunga Fed terdapat beberapa faktor bullish seperti berkurangnya pasokan minyak mentah AS paca badai Francine dan juga ketegangan geopolitik di Timur Tengah. Persediaan minyak mentah AS turun ke level terendah dalam setahun, dengan turun 1,6 juta barel minggu lalu oleh gangguan pasokan setelah Badai Francine yang mengurangi produksi minyak mentah dan impor dari Teluk Meksiko.
Risiko geopolitik yang meningkat di Timur Tengah, khususnya meningkatnya ketegangan antara Israel dan Hizbullah, telah semakin mendorong harga minyak mentah. Meskipun tidak ada gangguan pasokan besar yang dilaporkan, kemungkinan eskalasi membuat premi risiko pada harga minyak tetap tinggi.
Proyeksi Harga Minyak Mentah Pekan 23-27 September 2024 Secara teknikal, prospek harga minyak mentah tetap bullish secara hati-hati. Ketatnya pasokan AS, ditambah dengan risiko geopolitik, dapat mendorong harga lebih tinggi, terutama jika minyak mentah WTI berhasil menembus resisten di $72,21.
Namun, permintaan yang lemah dari Tiongkok terus membatasi potensi kenaikan dan dapat turun pada support di $69,79 hingga $67,54.
Prospek Harga Optimis Terbatas
Perdagangan pasar komoditas pekan lalu didukung oleh pemotongan 50 basis poin oleh Federal Reserve karena suku bunga yang lebih rendah meningkatkan aktivitas perdagangan, dan mendukung harga yang denominasi dolar AS.
Dikarenakan pemangkasan suku bunga Federal Reserve memicu permintaan untuk investasi safe haven berbasis bunga seperti obligasi turun. Demikian dengan uang dolar menjadi tidak menarik sebagai pilihan investasi.
Dengan turunnya dolar AS mendorong kenaikan harga emas dan minyak mentah yang berdenominasi dolar AS.
Namun, dampak dari pemotongan suku bunga terhadap pergerakan harga komoditas sementara karena dibatasi oleh fundamental pasar dan faktor struktural yang memainkan peran lebih penting dalam menggeser harga komoditas.
Seperti harga minyak mentah masih akan berfluktuasi karena sentimen turunnya suku bunga The Fed bersifat sementara. Karena secara struktural harga minyak mentah lebih dipengaruhi permintaan dan pasokan.