Ketidakpastian Global dan Pasar Keuangan yang Variatif — Domestic Market Outlook, 2-6 December 2024

391

(Vibiznews – Editor’s Note) – Pasar investasi domestik pada minggu lalu diwarnai dengan sejumlah isyu, di antaranya:

  • Pasar keuangan di minggu lewat ini agak mixed, dengan IHSG bearish ke 4 bulan terendahnya.
  • Capital outflow berlanjut dalam seminggu ini secara lebih terbatas, sekitar Rp1,8 triliun.
  • Sentimen global saat ini sekitar arah ekonomi AS di era Trump dan tensi geopolitik Eropa.
  • Data ekonomi yang diperhatikan pasar pekan mendatang adalah rilis inflasi IHK pada hari Senin serta cadangan devisa pada Jumat nanti.

Minggu berikutnya, isyu prospek ekonomi dalam dan luar negeri, akan kembali mewarnai pergerakan pasar. Seperti apa dinamika pasar hari-hari ini? Berikut detail dari Vibiznews Domestic Market Review and Outlook 2-6 December 2024.

===

Minggu yang baru lewat IHSG di pasar modal Indonesia terpantau berakhir melemah dan jatuh ke level 4 bulan terendahnya, terkoreksi pada 3 hari terakhir pasar, dipimpin terutama sektor energy dan financials serta emiten bank BUMN. Sementara itu, bursa kawasan Asia pada umumnya mixed. Secara mingguan IHSG ditutup melemah 1,13%, atau 81,299 poin, ke level 7.144,266. Untuk minggu berikutnya (2-6 December 2024), IHSG kemungkinan masih bearish lalu berupaya rebound di support-nya, dengan mencermati sentimen bursa regional sepekan depan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance di level 7.370 dan 7.530. Sedangkan bila menemui tekanan jual di level ini, support ke level 7.066, dan bila tembus ke level 6.998.

Mata uang rupiah terhadap dollar AS pekan berlalu berakhir menguat terbatas dalam rentang konsolidasi 2 minggu terakhir, di antara berbaliknya capital inflow –walau terbatas– dan dollar yang dalam koreksi di libur panjang AS Thanksgiving Day, sehingga rupiah secara mingguannya berakhir menguat 0,19% atau 30 poin ke level Rp 15.840 per USD. Sementara, dollar global tergelincir ke sekitar 2,5 minggu terendahnya. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan akan rangebound dengan tren naik, atau kemungkinan rupiah konsolidatif dalam bias koreksi, dalam range antara resistance di level Rp15.952 dan Rp Rp15.979, sementara support di level 15.739 dan Rp15.604.

Harga obligasi rupiah Pemerintah Indonesia jangka panjang 10 tahun terpantau stabil secara mingguannya, terlihat dari pergerakan naik tipis yield obligasi dan berakhir ke level 6,872% pada akhir pekan. Ini terjadi di tengah kembalinya aksi beli investor asing di SBN. Sementara yields US Treasury terpantau merosot lanjutkan koreksi sebelumnya.

===

Hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Bank Indonesia mengindikasikan harga properti residensial di pasar primer pada triwulan III 2024 tumbuh terbatas. Hal ini tecermin dari pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) pada triwulan III 2024 sebesar 1,46% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan II 2024 sebesar 1,76% (yoy).

Berdasarkan data transaksi 25-28 November 2024, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp1,78 triliun, terdiri dari jual neto sebesar Rp2,01 triliun di pasar saham, beli neto sebesar Rp1,89 triliun di pasar SBN, dan jual neto sebesar Rp1,66 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

===

 

Faktor situasi ekonomi global, seperti di Amerika, Eropa, Jepang, dan China sering sekali memengaruhi pergerakan pasar investasi pada banyak pilihan instrumen investasi. Pasar tergoyang oleh estimasi kapan pemulihan ekonomi global, misalnya, atau tertekan oleh memanasnya kembali tensi geopolitik di Eropa. Pasar nampaknya masih akan fluktuatif pada periode sekarang ini. Dalam kondisi seperti ini, sekarang dan ke depannya, “trading skill” menjadi suatu kebutuhan yang mutlak dimiliki para investor.

Kalau Anda perlu bantuan, Vibiznews.com lebih dari senang untuk membantu strategi investasi untuk profit Anda. Mari kita jalani fakta pasar ini bersama, dan secara bersama pula memenangkannya. Bagi Anda yang sudah mengalaminya, disampaikan terima kasih dari kami, partner sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!

 

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting