Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah (29 November 2024); Rupiah Menguat

294

 

(Vibiznews – Economy & Bond) – Mencermati kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah, sebagai berikut:

Perkembangan Nilai Tukar 25-29 November 2024

Pada akhir hari Kamis, 28 November 2024
1. Rupiah ditutup pada level (bid) Rp15.865 per dolar AS.
2. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun naik ke 6,904%.
3. DXY[1] melemah ke level 106,05.
4. Yield UST (US Treasury) Note[2] 10 tahun turun ke 4,263%.

[1] DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF).

[2] UST atau US Treasury Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.

Pada pagi hari Jumat, 29 November 2024
1. Rupiah dibuka pada level (bid) Rp15.845 per dolar AS.
2. Yield SBN 10 tahun turun ke 6,88%.

Aliran Modal Asing (Minggu IV November 2024)

1. Premi CDS Indonesia 5 tahun per 28 November 2024 sebesar 74,53 bps, naik dibanding dengan 22 November 2024 sebesar 73,13 bps.

2. Berdasarkan data transaksi 25-28 November 2024, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp1,78 triliun. Terdiri dari jual neto sebesar Rp2,01 triliun di pasar saham, beli neto sebesar Rp1,89 triliun di pasar SBN. Dan jual neto sebesar Rp1,66 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

3. Selama tahun 2024, berdasarkan data setelmen s.d. 28 November 2024, nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp24,65 triliun di pasar saham. Lalu beli neto Rp29,17 triliun di pasar SBN, dan Rp184,85 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

4. Pada semester II-2024, nonresiden tercatat melanjutkan inflows sebesar Rp24,31 triliun di pasar saham, Rp63,13 triliun di pasar SBN. Dan Rp54,50 triliun di pasar Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan. Hal ini dilakukan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia.

Analis Vibiz Research Center melihat untuk hari ini perdagangan rupiah vs dollar dibuka melemah ke Rp 15.885. Kemudian bergerak terkoreksi ke Rp15.886, namun terakhir sore ini WIB terpantau menguat di posisi Rp 15.840.

Menguatnya rupiah terjadi sementara dollar AS di pasar uang Asia terkoreksi setelah menanjak tipis. Dollar tertekan kenaikan yen oleh rilis CPI Jepang yang memicu ekspektasi BOJ akan menaikkan suku bunganya.

Indeks dollar, yang mengukur dollar terhadap keranjang enam mata uang saingan utamanya, sore hari WIB ini turun ke 105,98. Angka ini lebih rendah dibandingkan level penutupan sesi sebelumnya di 106,15.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting