(Vibiznews – Commodity) – Harga karet Jepang naik pada penutupan pasar hari Kamis dipengaruhi oleh melemahnya yen ke kurs terendah 6 bulan dan optimisme stimulus di Cina.
Harga karet Kontrak Juni di The Osaka Exchange (OSE) naik 6.5 yen atau 1.81% menjadi 364.7 yen ($2.31 ) per kg.
Harga karet Maret di The Shanghai Futures Exchange (SHFE) naik 175 yuan atau 1,05% menjadi 16,910 yuan ($2,306.42) per metrik ton.
Harga karet butadiene kontrak Februai di SHFE turun 65 yuan atau 0.48% menjadi 13,535 yuan ($1,841.82) per MT.
Walaupun Yen terlihat menguat sedikit terhadap USD menjadi 158.10 setelah mencapai kurs terendah 6 bulan di 158.55 pada hari Rabu. Kurs yen mengalami saat yang genting karena pada saat kurs mencapai 160 pemerintah Jepang mengintervensi pasar di bulan Juli lalu.
Melemahnya yen membuat harga barang di Jepang lebih murah bagi pembeli dengan mata uang di luar yen.
Selama seminggu ini harga karet turun sampai ke terendah 2 bulan pada hari Selasa karena pengaruh melemahnya harga saham di Cina. Pengaruh dari Cina sebagai pembeli terbesar dari karet.
Situasi perekonomian di Cina dimana kombinasi dari ketidakamanan pekerjaan, penurunan perumahan yang berkepanjangan, utang yang tinggi, dan ancaman tarif Presiden terpilih AS Donald Trump telah menekan permintaan bahkan ketika Beijing meningkatkan langkah-langkah stimulus untuk menghidupkan kembali sektor konsumennya.
Produksi karet di Thailand dan Vietnam masih tinggi karena cuaca yang membaik. Para pelaku industri karet tidak melakukan pembelian karena harga masih tinggi.
Musim monsoon yang melanda Thailand timur laut dan daerah selatan akan membuat curah hujan berkurang . Diramalkan akan terjadi badai pada tanggal 7-9 Januari menurut badan Meteorologi di Thailand
Analisa Tehnikal untuk karet dengan support pertama 355 yen berikut ke 349 yen sedangkan resistant pertama 373 yen berikut ke 378 yen.
Loni T / Senior Analyst Vibiz Research Centre Division, Vibiz Consulting