(Vibiznews – Economy & Business) – Mengutip data Bloomberg, Rabu, 22 Januari 2025, nilai tukar rupiah terhadap USD ditutup menguat 0,39% di angka Rp16.280/per USD.
Mata uang Rupiah tersebut menguat sebanyak 63 poin atau setara 0,39 persen dari posisi Rp16.343 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Diprakirakan Rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) setelah revisi aturan Devisa Hasil Ekspor (DHE) resmi dirubah.
Sementara indeks dollar, yang mengukur dollar terhadap keranjang enam mata uang saingan utamanya (DXY), pada pukul 15:02 WIB naik tipis 0,07% di angka 108,13. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan posisi kemarin yang berada di angka 108,06.
Rupiah terpantau sesuai perkiraan pagi hari bahwa penguatan kembali terjadi hari ini khususnya setelah revisi aturan DHE yang akan diberlakukan awal Maret 2025.
Dengan kewajiban DHE yang baru diharapkan DHE atau dolar yang selama ini dibawa pergi eksportir ke Singapura atau negara lain bisa kembali ke Indonesia. Pasokan dolar pun diharapkan naik sehingga rupiah lebih tahan terhadap guncangan dari tekanan global.
Perlu diketahui, pemerintahan Prabowo Subianto resmi mengubah Peraturan Pemerintah (PP) No.36 Tahun 2023 tentang Devisa Hasil Ekspor (DHE).
Eksportir diwajibkan untuk menempatkan DHE sebesar 100% di dalam negeri dalam kurun waktu 1 tahun mulai 1 Maret 2025. Diharapkan revisi aturan ini dapat membantu rupiah semakin lebih stabil ke depannya.
Selain itu, Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo juga menyampaikan bahwa pihaknya akan terus menjaga stabilitas nilai tukar. Baik melalui intervensi di pasar spot, kemudian juga di forward maupun pembelian SBN dari pasar sekunder.
Hal itu disampaikan dalam acara peluncuran Laporan Perekonomian Indonesia (LPI) 2024 di Jakarta, Rabu (22/1/2025).
Stabilnya pergerakan kurs itu ia anggap akan menjadi salah satu motor untuk mendukung pertumbuhan ekonomi ke depan.
Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting