(Vibiznews – IDX Stock) – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melesat 1,52% ke 6,639,31 pada perdagangan sesi pertama, Senin (17/2/2025). Rebound IHSG melanjutkan penguatan yang terjadi akhir pekan lalu, setelah sebelumnya sempat tertekan dalam.
Hingga pukul 10.06 WIB total transaksi mencapai Rp 3,17 triliun yang melibatkan 4,51 miliar saham da dan ditransaksikan hingga 414 ribu kali.
Sebanyak 319 saham tercatat berada di zona hijau, 194 saham bergerak di zona merah dan 237 saham lainnya tercatat stagnan.
Secara sektoral, sebanyak delapan indeks sektoral menopang langkah IHSG pagi ini. Bursa bergerak di zona hijau kecuali sektor non-primer dan kesehatan. Adapun tiga indeks sektoral dengan kenaikan tertinggi yakni; IDX-Property 0,85%, IDX-Energy 0,80%, dan IDX-Basic 0,74%.
Bangkitnya IHSG hari ini ditopang oleh menguatnya saham-saham blue chip, khususnya emiten perbankan.
Saham Bank Mandiri (BMRI) tercatat sebagai penopang utama kinerja IHSG hari ini, naik 3,90%. Diikuti oleh saham PT Ciputra Development Tbk (CTRA) naik 2,84%, dan Bank Rakyat Indonesia (BBRI) naik 2,07%.
Pergerakan pasar keuangan Tanah Air pada sepanjang pekan ini akan lebih banyak dipengaruhi oleh sentimen dari dalam negeri. Dimulai dari penantian data neraca dagang pada hari ini, suku bunga Bank Indonesia (BI) pada hari Rabu (19/2). Sampai Neraca Pembayaran Indonesia pada hari Kamis (20/2).
Sementara dari eksternal, perhatian pasar akan tertuju pada risalah the Fed terbaru yang potensi bisa lebih hawkish. Dari Amerika, kita akan menanti hasil risalah atau FOMC minutes pada Kamis (20/2/2025).
Pada pekan lalu, Ketua The Fed, Jerome Powell juga mengatakan pidato minggu ini bahwa The Fed tidak terburu-buru untuk memangkas suku bunga lagi.
Menurut CME FedWatch Tool per 16 Februari 2025 menunjukkan potensi pemangkasan suku bunga menyusut menjadi satu kali dengan probability 42,6% pada September mendatang.
Sementara itu, pasar saham Asia-Pasifik diperdagangkan sebagian besar lebih tinggi pada Senin (17/2). Hal ini seiring investor mencerna data pertumbuhan ekonomi Jepang untuk kuartal keempat 2024 dan menantikan serangkaian keputusan bank sentral di kawasan ini.
Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting



