(Vibiznews – Editor’s Note) – Pasar investasi domestik pada seminggu berlalu diwarnai dengan sejumlah isyu, di antaranya:
- Pasar keuangan di minggu yang lewat ini variatif, dalam rentang pergerakan yang rangebound dan konsolidatif.
- Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan BI Rate pada 5,75%.
- BPS merilis neraca perdagangan Januari yang surplus selama 57 bulan berturut-turut.
- Capital inflow di pasar keuangan dirilis BI sekitar Rp7,6 triliun.
- Data ekonomi yang diperhatikan pasar pekan mendatang adalah data uang beredar pada hari Senin nanti.
Minggu berikutnya, isyu prospek ekonomi dalam dan luar negeri, akan kembali mewarnai pergerakan pasar. Seperti apa dinamika pasar hari-hari ini? Berikut detail dari Vibiznews Domestic Market Review and Outlook 24-28 Februari 2025.
===
Minggu yang baru lewat IHSG di pasar modal Indonesia terpantau berakhir rebound, meninggalkan oversold minggu sebelumnya, dengan konsolidasi melandai di dua hari pasar terakhirnya, serta menanjaknya sektor teknologi. Sementara itu, bursa kawasan Asia pada umumnya variatif. Secara mingguan IHSG ditutup menguat 2,48%, atau 164,542 poin, ke level 6.803,001. Untuk minggu berikutnya (24-28 Februari 2025), IHSG kemungkinan akan konsolidatif dengan bias positif, dengan mencermati sentimen bursa regional sepekan depan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance di level level 6.910 dan 7.125. Sedangkan bila menemui tekanan jual di level ini, support ke level 6.609, dan bila tembus ke level 6.500.
Mata uang rupiah terhadap dollar AS pekan berlalu berakhir balik terkoreksi, dalam pergerakan sideways dalam 3 minggu terakhir, di antara BI Rate yang dipertahankan di level 5,75% serta menurunnya USD index. Rupiah secara mingguannya berakhir melemah 0,28% atau 45 poin ke level Rp 16.300 per USD. Sementara, dollar global agak bearish ke sekitar 10 minggu terendahnya. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan masih rangebound ke bawah, atau kemungkinan rupiah fluktuatif dalam bias penguatan, dalam range antara resistance di level Rp16.384 dan Rp Rp16.469, sementara support di level 16.149 dan Rp16.059.
Harga obligasi rupiah Pemerintah Indonesia jangka panjang 10 tahun terpantau stabil secara mingguannya, terlihat dari pergerakan naik tipis dari yield obligasi dan berakhir ke level 6,788% pada akhir pekan. Ini terjadi di tengah berbaliknya ke aksi beli investor asing di SBN. Sementara yields US Treasury terpantau menurun di pekan keempatnya.
===
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 18-19 Februari 2025 memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate sebesar 5,75%, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,00%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,50%.
Ke depan, Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan ekonomi 2025 dalam kisaran 4,7–5,5% (yoy). Prospek ini dipengaruhi oleh prakiraan peningkatan investasi, terutama investasi nonbangunan.
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data neraca perdagangan barang Indonesia yang mencapai surplus US$3,45 miliar per Januari 2025. Dengan demikian, Indonesia mencatatkan surplus selama 57 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.
Berdasarkan data transaksi 17 – 20 Februari 2025, nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp7,58 triliun, terdiri dari jual neto sebesar Rp0,46 triliun di pasar saham, beli neto sebesar Rp6,96 triliun di pasar SBN, dan Rp1,08 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
===
Para pembaca barangkali telah melihat bahwa isyu kebijakan moneter dari sejumlah bank sentral global -terutama the Fed- begitu kerap mewarnai dan menggerakkan pasar. Kadang mendatangkan bearish pasar, kadang mendorong rally-nya. Isyu suku bunga –pemangkasan atau bertahan tinggi– di antara kebijakan perang dagang global merupakan sebagian major fundamental yang menjadi penggerak utama pasar. Pergolakan ekonomi dunia ditambah isyu geopolitik nampaknya masih akan terus berlangsung dengan berbagai dinamikanya.
Kita juga akan melihat sejumlah isyu lain yang dapat menggerakkan pasar nantinya. Vibiznews.com akan menjadi partner Anda sebagai investor dalam memantau tiap-tiap pergerakan pasar secara updated dan detail. Baiklah, terima kasih karena telah bersama kami karena kami ada demi sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!
Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting