(Vibizmedia-Kolom) Adopsi bitcoin terus berkembang pesat, membawa mata uang digital ini ke tingkat yang lebih tinggi dalam sistem keuangan global. Di tengah meningkatnya utang nasional AS, bitcoin semakin dilihat sebagai lindung nilai terhadap dolar, dengan semakin banyak pelaku pasar yang menjadikannya aset strategis dan penyimpan nilai.
Jim Iuorio, Managing Director TJM Institutional Services, percaya bahwa bitcoin akan tetap ada selama puluhan tahun ke depan. Ia menyoroti bagaimana raksasa keuangan seperti BlackRock, Fidelity, dan Vanguard mulai mengadopsi mata uang digital ini, yang semakin memperkuat posisinya dalam perekonomian global. Seiring meningkatnya penerimaan institusional, harga bitcoin pun berpotensi meningkat dalam jangka panjang.
Dominasi bitcoin di pasar kripto
Bitcoin terus memperbesar dominasinya dibandingkan ethereum dan altcoin lainnya. Saat ini, bitcoin menyumbang 54% dari total kapitalisasi pasar kripto global senilai $3,7 triliun, naik signifikan dari 38% pada akhir 2022. Perubahan ini mencerminkan bagaimana investor semakin yakin terhadap bitcoin sebagai aset utama di dunia kripto.
Faktor-faktor seperti kebijakan suku bunga Federal Reserve dapat berperan dalam mendorong harga bitcoin lebih tinggi. Pemangkasan suku bunga umumnya mendukung aset berisiko seperti bitcoin, meskipun volatilitasnya tetap menjadi faktor yang harus diperhitungkan oleh investor.
Selain suku bunga, investor juga perlu memperhatikan siklus bisnis, inflasi, dan sentimen pasar secara keseluruhan. Saat ini, dengan tren suku bunga AS yang menurun dan ekonomi yang tetap kuat, selera risiko investor meningkat, yang dapat menjadi katalis positif bagi bitcoin dalam jangka pendek hingga menengah.
Bitcoin sebagai lindung nilai terhadap utang nasional
Meningkatnya utang nasional AS juga menjadi faktor yang memperkuat daya tarik bitcoin sebagai lindung nilai terhadap dolar. Dengan pembayaran bunga utang AS yang diproyeksikan mencapai $1,4 triliun pada 2025—lebih tinggi dari anggaran pertahanan dan kesehatan—kekhawatiran akan stabilitas mata uang fiat semakin meningkat. Hal ini mendorong sebagian investor untuk mencari alternatif seperti bitcoin sebagai aset yang dapat melindungi nilai kekayaan mereka dari ketidakpastian ekonomi global.
Selain itu, bitcoin juga mulai mendapatkan perhatian sebagai alat diversifikasi dalam portofolio investasi. Dengan ketahanan terhadap kebijakan moneter yang sering kali berubah-ubah, bitcoin menawarkan fleksibilitas bagi investor yang ingin mengurangi eksposur mereka terhadap inflasi dan ketidakstabilan mata uang fiat.
Peran derivatif dalam mengelola risiko bitcoin
Di tengah meningkatnya adopsi bitcoin, instrumen derivatif seperti Bitcoin Friday Futures (BFF) memberikan investor akses lebih terperinci terhadap pergerakan harga bitcoin. Sejak diluncurkan pada September, lebih dari 500.000 kontrak telah diperdagangkan, menunjukkan minat yang besar terhadap instrumen ini. BFF memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan kontrak futures bitcoin standar, sehingga lebih mudah diakses oleh berbagai investor.
Menurut Jason Urban, Global Head of Trading di Galaxy Digital, instrumen derivatif seperti BFF memungkinkan pasar untuk mengelola risiko jangka pendek dengan lebih baik. Dengan ekspansi produk ini, investor kini memiliki lebih banyak pilihan dalam mengatur strategi investasi mereka di pasar kripto. Derivatif juga berperan dalam meningkatkan transparansi dan likuiditas pasar bitcoin, memungkinkan lebih banyak partisipan untuk ikut serta dalam perdagangan aset digital ini.
Potensi Bitcoin sebagai cadangan nasional AS
Salah satu perkembangan paling menarik adalah potensi AS untuk mengadopsi bitcoin sebagai bagian dari cadangan nasionalnya. Presiden Donald Trump menyatakan bahwa AS bisa membeli 1 juta Bitcoin sebagai aset nasional yang dapat membantu mengurangi beban utang negara. Senator Cynthia Lummis juga mengusulkan agar pemerintah membeli tambahan 1 juta BTC dan menyimpannya selama setidaknya 20 tahun.
Jika rencana ini terealisasi, bitcoin dapat semakin diperkuat sebagai aset strategis di tingkat global. Selain itu, negara-negara lain mungkin akan mengikuti langkah AS, baik dengan menjadikan bitcoin sebagai cadangan devisa maupun sebagai alat pembayaran pajak. Tren ini juga dapat mendorong negara-negara berkembang untuk mengadopsi bitcoin sebagai bagian dari strategi ekonomi mereka, mengingat volatilitas mata uang lokal yang sering kali tidak stabil.
Selain kepemilikan negara, perusahaan swasta juga mulai melihat bitcoin sebagai alat cadangan. Beberapa perusahaan teknologi besar telah mengalokasikan sebagian dari cadangan kas mereka dalam bentuk bitcoin, menandakan meningkatnya kepercayaan terhadap aset ini sebagai penyimpan nilai jangka panjang.
Masa depan Bitcoin di era regulasi
Regulasi yang lebih jelas bisa menjadi faktor utama yang mendorong adopsi Bitcoin lebih lanjut. Jason Urban menekankan bahwa bukan hanya kepemilikan Bitcoin oleh pemerintah yang akan mengubah lanskap kripto, tetapi juga kerangka regulasi yang lebih jelas. Dengan regulasi yang lebih baik, institusi keuangan besar dapat lebih percaya diri dalam memasuki pasar bitcoin, membuka jalan bagi inovasi dan pertumbuhan yang lebih besar di sektor ini.
Selain regulasi, perkembangan teknologi juga akan memainkan peran penting dalam evolusi bitcoin. Dengan meningkatnya adopsi Lightning Network dan solusi penskalaan lainnya, bitcoin berpotensi menjadi lebih efisien dan dapat digunakan dalam transaksi sehari-hari dengan biaya yang lebih rendah.
Siapa saja pemain utama di pasar kripto
Beberapa negara telah mengumpulkan Bitcoin dalam jumlah besar, baik melalui penyitaan dalam kasus kriminal maupun melalui investasi strategis. Amerika Serikat, misalnya, adalah salah satu pemegang Bitcoin terbesar di dunia setelah menyita sejumlah besar BTC dari operasi kriminal seperti Silk Road. Selain itu, negara-negara seperti El Salvador yang secara resmi mengadopsi Bitcoin sebagai alat pembayaran sah juga memiliki cadangan BTC yang cukup besar.
Institusi keuangan dan perusahaan teknologi semakin agresif dalam mengakumulasi Bitcoin. Beberapa entitas yang memiliki kepemilikan BTC terbesar meliputi MicroStrategy, yang dipimpin oleh Michael Saylor dan dikenal sebagai pemegang Bitcoin terbesar di antara perusahaan publik. Tesla, meskipun sempat menjual sebagian dari kepemilikan Bitcoin mereka, masih memegang BTC sebagai bagian dari portofolio keuangan mereka. Selain itu, Grayscale Bitcoin Trust (GBTC) adalah salah satu entitas yang mengelola Bitcoin dalam jumlah besar, memberikan investor institusional akses ke Bitcoin melalui kendaraan investasi tradisional.
Selain institusi, beberapa individu juga tercatat memiliki bitcoin dalam jumlah besar. Satoshi Nakamoto, pendiri anonim Bitcoin, diperkirakan masih memiliki sekitar 1 juta BTC yang belum tersentuh sejak awal penciptaan Bitcoin. Changpeng Zhao (CZ), pendiri Binance, salah satu bursa kripto terbesar di dunia, juga diperkirakan memiliki jumlah Bitcoin yang signifikan. Cameron dan Tyler Winklevoss, yang mendirikan bursa kripto Gemini, telah lama menjadi pemegang Bitcoin dalam jumlah besar.
Bursa kripto besar seperti Binance, Coinbase, dan Kraken memiliki cadangan Bitcoin yang signifikan, sebagian besar dari aset yang disimpan oleh para pengguna mereka. Selain itu, dana investasi berbasis kripto seperti Ark Invest dan berbagai ETF Bitcoin spot yang baru disetujui juga menyimpan BTC dalam jumlah besar sebagai bagian dari portofolio mereka.
Selain pemilik institusional dan individu terkenal, terdapat juga banyak investor besar yang tidak diketahui identitasnya tetapi memiliki Bitcoin dalam jumlah besar. Mereka sering disebut sebagai “whale” dan memiliki pengaruh signifikan terhadap harga Bitcoin karena volume kepemilikan mereka yang besar.
Konsentrasi kepemilikan Bitcoin dalam jumlah besar oleh entitas tertentu dapat mempengaruhi volatilitas pasar. Jika salah satu pemegang besar menjual BTC dalam jumlah besar, harga Bitcoin bisa mengalami penurunan signifikan. Sebaliknya, akumulasi Bitcoin oleh institusi dapat mendorong kenaikan harga karena meningkatnya permintaan.
Seiring dengan semakin kuatnya peran Bitcoin dalam sistem keuangan global, masa depannya sebagai aset digital utama tampak semakin cerah. Dengan kombinasi adopsi institusional, regulasi yang lebih jelas, inovasi teknologi, dan peran potensialnya dalam kebijakan ekonomi nasional, bitcoin mungkin akan terus menjadi pusat perhatian dalam revolusi keuangan digital. Transformasi ini akan mengarah pada era baru di mana bitcoin tidak hanya berfungsi sebagai penyimpan nilai, tetapi juga sebagai komponen utama dalam ekosistem keuangan modern.



