Fokus Fed Selanjutnya : Inflasi dan Tingkat Pengangguran untuk Keputusan Suku Bunga

584

(Vibiznews – Economy & Business) Federal Reserve AS  mempertahankan suku bunga acuannya tidak berubah pada Kamis dinihari, dengan menekankan bahwa risiko pengangguran yang lebih tinggi dan inflasi yang lebih tinggi telah meningkat.

The Fed mempertahankan suku bunganya tidak berubah pada kisaran 4,25% hingga 4,5% untuk pertemuan ketiga berturut-turut, setelah memotongnya tiga kali berturut-turut pada akhir tahun lalu.

Potensi Stagflasi

Risiko pengangguran yang lebih tinggi dan inflasi yang lebih tinggi merupakan kombinasi yang tidak biasa, hal ini yang membuat The Fed dalam posisi yang sulit.

Secara umum, inflasi dan pengangguran memiliki hubungan yang berlawanan. Ketika pengangguran rendah, inflasi cenderung meningkat, dan sebaliknya. Ini karena ketika pengangguran rendah, perusahaan perlu menaikkan upah untuk menarik pekerja, yang menyebabkan inflasi upah dan kemudian inflasi secara keseluruhan.

Namun bisa terjadi di mana inflasi dan pengangguran tinggi terjadi bersamaan, yang disebut stagflasi. Kondisi ini bisa terjadi akibat berbagai faktor, seperti peningkatan harga komoditas utama yang meningkatkan biaya produksi dan harga konsumen.

Gambaran bagaimana tarif dapat meningkatkan inflasi dan pengangguran dapat terlihat, dengan pajak impor dapat menaikkan inflasi dengan membuat suku cadang dan barang jadi yang diimpor menjadi lebih mahal, sekaligus meningkatkan pengangguran dengan menyebabkan perusahaan-perusahaan memangkas pekerjaan karena biaya mereka meningkat.

 

Prospek Inflasi dan Tingkat Pengangguran

Prospek Inflasi

Jika dilihat dari Indeks harga inti PCE AS, yang tidak termasuk harga yang bergejolak dan harga energi dan merupakan tolok ukur inflasi dasar yang dipilih Federal Reserve dalam ekonomi AS,  yang terakhir dirilis untuk bulan Maret 2025 menunjukkan perlambatan dari lonjakan 3% pada bulan Februari, menjadi 2,6%, kenaikan paling lemah sejak Maret 2021.

Demikian juga tingkat inflasi tahunan di AS mereda untuk bulan kedua berturut-turut menjadi 2,4% pada Maret 2025, terendah sejak September, turun dari 2,8% pada Februari, dan di bawah perkiraan 2,6%.

Tingkat inflasi harga konsumen inti tahunan di Amerika Serikat, yang mengecualikan barang-barang yang mudah berubah seperti makanan dan energi, turun menjadi 2,8% pada Maret 2025, turun dari 3,1% pada Februari dan di bawah ekspektasi pasar sebesar 3%. Ini menandai tingkat terendah sejak Maret 2021.

Dengan demikian bisa diperkirakan, The Fed akan menantikan data inflasi AS berikutnya di bulan April, yang lebih banyak dipengaruhi kebijakan tarif AS.

 

Prospek Tingkat Pengangguran

Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat tetap tidak berubah pada 4,20 persen pada bulan April.

Namun jika dilihat dari prospek tingkat pengangguran AS berikutnya, diperkirakan akan terjadi peningkatan terpicu kebijakan tarif yang dapat terjadi pengurangan tenaga kerja.

Prospek dari Trading Economics juga menunjukkan grafik peningkatan untuk tingkat pengangguran AS tahun 2025 ini.

Fokus Fed Mencermati Inflasi Tinggi atau Pengangguran Tinggi

Tujuan Fed adalah menjaga harga tetap stabil dan memaksimalkan lapangan kerja. Biasanya, ketika inflasi meningkat, Fed menaikkan suku bunga untuk memperlambat pinjaman dan pengeluaran serta mendinginkan inflasi, sementara jika PHK meningkat, Fed akan memangkas suku bunga untuk memacu lebih banyak pengeluaran dan pertumbuhan.

Selama konferensi pers setelah rilis pernyataan kebijakan suku bunga 7 Mei 2025, Powell menggarisbawahi bahwa tarif telah meredam sentimen konsumen dan bisnis tetapi belum secara nyata merugikan ekonomi. Powell menyatakan saat ini ada terlalu banyak ketidakpastian untuk mengatakan bagaimana Fed harus bereaksi terhadap bea masuk tersebut.

Pada awal tahun, analis dan investor memperkirakan Fed akan menurunkan suku bunga utamanya dua atau tiga kali tahun ini, karena lonjakan inflasi yang mengikuti pandemi terus mereda.

Beberapa ekonom juga menyarankan Fed harus memangkas untuk mengantisipasi pertumbuhan yang lebih lambat dan pengangguran yang memburuk akibat tarif. Namun Powell bersikeras bahwa dengan ekonomi yang dalam kondisi baik untuk saat ini, Fed tetap menunggu dan melihat.

“Jika kenaikan tarif besar yang telah diumumkan berkelanjutan, kemungkinan akan menghasilkan kenaikan inflasi, perlambatan pertumbuhan ekonomi, dan peningkatan pengangguran,” kata Powell. Dampaknya bisa bersifat sementara, atau lebih persisten, tambahnya.

Powel menyatakan The Fed berada dalam posisi yang baik untuk menunggu dan melihat.

Beberapa bulan lalu, banyak analis juga memperkirakan ekonomi akan mencapai “soft landing,” di mana inflasi akhirnya akan turun kembali ke targetnya sebesar 2%, sementara pengangguran akan tetap rendah di tengah pertumbuhan yang solid. Namun Powell mengatakan bahwa hal itu kecil kemungkinannya untuk tercapai.

Powell juga mengatakan langkah Fed berikutnya akan bergantung pada indikator mana yang paling memburuk: inflasi atau pengangguran.

“Tergantung pada bagaimana keadaannya, itu bisa termasuk penurunan suku bunga, itu bisa termasuk kita bertahan di tempat kita berada, kita hanya perlu melihat bagaimana keadaannya sebelum kita membuat keputusan tersebut,” katanya.

 

Probabilitas Suku Bunga The Fed

Jika dilihat dari pengukuran CME Fed Watch Tools, maka untuk pertemuan The Fed berikutnya tanggal 18 Juni 2025, dimana probabilitas The Fed mempertahankan suku bunga mencapai 80%, sedangkan probabilitas penurunan suku bunga mencapai 20%.

Angka ini berubah dari probabilitas 18 Juni 2025 ini pada bulan lalu tanggal 7 April 2025 yaitu 99,2% untuk penurunan suku bunga, dan pada 1 minggu lalu tanggal 30 April 2025 yaitu 67,1%.

 

Kesimpulan:

Kondisi risiko pengangguran yang lebih tinggi dan inflasi yang lebih tinggi, bagi The Fed menjadi persoalan yang sulit, karena bukan hal yang seperti biasanya, dimana inflasi dan pengangguran memiliki hubungan yang berlawanan.

Disamping itu, perkembangan kebijakan tarif AS juga masih terus dicermati The Fed, sampai sejauh mana dapat mempengaruhi data inflasi dan data tenaga kerja AS.

Dengan demikian data inflasi April yang akan dirilis bulan Mei ini dan data tenaga kerja Mei yang akan dirilis bulan Juni ini, demikian juga perkembangan tarif akan menjadi perhatian penting bagi The Fed untuk keputusan suku bunga selanjutnya.