Market Outlook 27 November – 1 December 2017

1212

(Vibiznews – Editor’s Note) – Minggu lalu bursa pasar modal di Indonesia bergerak fluktuatif dengan mencetak rekor intraday baru di 6.098 lalu melorot ke bawah dan berakhir flat dengan tidak selalu mengekori pergerakan bursa kawasan, sehingga secara mingguan bursa ditutup menguat ke level 6,067.14. Untuk minggu berikutnya (27 November –  1 Desember) pasar tetap diawasi oleh keinginan ambil untung investor, tetapi penguatan bursa terlihat masih tersedia ruangannya untuk membuat IHSG mencetak rekor barunya lagi. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di posisi 6092 dan 6120, sedangkan support di level 6049 dan kemudian 5984.

Mata uang rupiah seminggu lalu terlihat dalam rentang pergerakan pasar yang agak terbatas dalam tiga minggu terakhir ini dengan bias yang menguat sejalan dengan pergerakan dollar AS yang melemah, di mana secara mingguan rupiah menguat ke level 13,498. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range antara resistance di level 13,557 dan 13,585, sementara support di level 13,465 dan 13,450.

Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:

  • Dari kawasan Amerika: berupa rilis data CB Consumer Confidence pada Selasa malam; disambung dengan rilis Prelim GDP q/q dan Crude Oil Inventories pada Rabu malam; berikutnya data tenaga kerja Unemployment Claims pada Kamis malam; diakhiri dengan rilis ISM Manufacturing PMI pada Jumat malam.
  • Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa rilis data Bank Stress Test Results Inggris pada Selasa sore; selanjutnya rilis Manufacturing PMI Inggris pada Jumat sore.
  • Dari kawasan Asia Australia: berupa rilis data Caixin Manufacturing PMI China pada Jumat pagi.

Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar terpantau bergerak melemah ke level dua bulan terendahnya sementara euro cenderung menguat oleh bagusnya rilis data ekonomi kawasan ini, di mana secara mingguan index dollar AS melemah ke level 92.75. Sementara itu, pekan lalu euro dollar terpantau menguat ke 1.1930. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level resistance pada 1.2034 dan kemudian 1.2091, sementara support pada 1.1711 dan 1.1622.

Poundsterling minggu lalu terlihat menguat ke level 1.3331 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level resistance pada 1.3337 dan kemudian 1.3454, sedangkan support pada 1.3129 dan 1.3038. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir melemah ke level 111.56. Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 113.90 dan 114.72, serta support pada 111.06 serta level 109.54. Sementara itu, Aussie dollar terpantau menguat ke level 0.7615. Range minggu ini akan berada di antara resistance level di 0.7700 dan 0.7792, sementara support level di 0. 7531 dan 0.7520.

Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum menguat mengikuti rally yang berlanjut dari Wall Street walau sempat ada koreksi cukup tajam untuk bursa China Raya. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau menguat ke level 22550. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 23380 dan 23500, sementara support pada level 21970 dan lalu 21845. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir menguat ke level 29886. Minggu ini akan berada antara level resistance di 30186 dan 30250, sementara support di 29050 dan 28866.

Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau menguat dalam rekor lagi dengan indikasi aksi belanja yang kuat di musim liburan ini. Dow Jones Industrial secara mingguan menguat ke level 23558, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 23616 dan 23800, sementara support di level 23242 dan 23250. Index S&P 500 minggu lalu menguat ke level 2602.4, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 2620 dan 2700, sementara support pada level 2577 dan 2557.

Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau terkoreksi tipis oleh aksi ambil untung investor sekalipun US dollar sedang dalam tekanan, sehingga berakhir dalam harga emas dunia yang melemah ke level $1288.10 per troy ounce. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistance di $1296 dan berikut $1306, serta support pada $1274 dan $1265. Di Indonesia, harga emas terpantau melemah tipis ke level Rp560,960 per gram.

 

Pasar yang terus bergejolak belakangan ini membuat hangat diskusi di antara kalangan investor. “Pasar mau ke mana?” begitu yang sering jadi topik hangat diskusi. Memang benar hanya si pasar sendiri yang tahu arah pergerakan pasar. Namun demikian, perilaku pasar dapat dipelajari juga, bukan? Bagi mereka yang telah lama berpengalaman merasakan denyut naik turunnya pasar, biasanya akan cukup  bijak untuk melihat pasar dari sudut “bird-eye view”. Vibiznews.com pastinya punya kapabilitas itu sebagai media spesialisasi investasi yang berpengalaman. Mari bersama kami memanfaatkan gerak pasar dan jadilah investor yang ‘profitable’. Tetaplah bersama kami, Anda akan terbantu dalam pengambilan keputusan investasi Anda. Terima kasih pembaca karena telah setia bersama kami, partner sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!

 

 

Analyst: Alfred Pakasi

Editor: J. John

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here