(Vibiznews – Commodity) – Melihat perkembangan perdagangan kopi berjangka pekan lalu baik di bursa komoditi internasional (ICE) New York dan juga ICE London alami kerugian secara mingguan berlanjut dari 3 pekan berturut sebelumnya. Anjloknya harga kopi cukup dalam pekan lalu menjadi harga termurah selama 8 pekan disebabkan sentimen pasar akan kekhawatiran pasokan kopi global yang menumpuk dan lemahnya nilai mata uang real Brasil.
Perdagangan bursa berjangka untuk kopi pada kontrak Maret 2019 pekan lalu ditutup pada posisi 107.65 atau telah turun sekitar 330 poin setelah awal pekan dibuka pada posisi 110,95. Trend perdagangan bearish untuk kopi berjangka ini mulai terjadi sejak terakhir bulan Oktober 2018.
Sentimen negatif pasar muncul oleh laporan curah hujan yang meningkat di kawasan ladang kopi terbesar dunia yaitu Minas Gerais. Kondisi curah hujan yang meningkat memicu meningkatnya produksi kopi ditengah sepinya permintaan. Selain itu juga dikhawatirkan oleh meningkatnya pasokan kopi di Vietnam.
Curah hujan di Minas Gerais Brasil, wilayah penanaman kopi arabika terbesar di negara itu yang dapat meningkatkan produksi kopi dengan curah hujan 96,2 mm atau 147% dari rata-rata historis. Dan untuk panen Vietnam kopi dilaporkan Kantor Statistik Vietnam yang menunjukkan ekspor kopi Vietnam Nov naik + 34% y/y menjadi 140.000 MT dan ekspor kopi Jan-Nov berada pada 1,73 MMT, naik + 23% y/y.
Untuk perdagangan kopi berjangka di bursa ICE New York pekan ini secara teknikal menurut analyst Vibiz research Center akan bergerak pada kisaran support di 98,00- 105.00, dan 108.00 dan resistance ada di 115.00, 117.00 dan 120.00.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group Editor: Asido Situmorang