Selama 3 Hari Berturut Harga Kopi Melambung, Termahal 1 Bulan

787

(Vibiznews – Commodity) – Harga kopi Arabika yang diperdagangkan di bursa komoditas ICE New York kembali mencetak keuntungan masuki hari ketiga berturut, di akhir perdagangan pada hari Kamis pagi (10/01) harga kopi ditutup meningkat dari perdagangan sebelumnya ke posisi tertinggi 1 bulan. Namun untuk perdagangan kopi Robusta di London alami retreat oleh perkiraan hujan di Vietnam yang tinggi.

Kopi arabika semakin mahal oleh kekhawatiran cuaca di Brasil, dimana  Somar Meteorologia memperkirakan suhu 90 derajat dengan kemungkinan hujan terbatas hingga akhir bulan di Minas Gerais, wilayah penanaman kopi arabika terbesar di Brasil.

Sentimen positif juga datang rally mata uang Real Brasil pada hari Rabu ke tertinggi 2-1/4 bulan terhadap dolar yang  positif untuk harga kopi arabika karena hal itu menghambat ekspor oleh produsen kopi Brasil. Selain itu juga data dari Columbia memberikan sentimen, produsen arabika terbesar kedua di dunia  menunjukkan bahwa produksi kopi Columbia 2018 turun -4,5% y/y menjadi 13,6 juta kantong dan bahwa ekspor kopi Columbia 2018 turun -1,4% y/y menjadi 12,8 juta kantong.

Harga kopi Arabika menguat hingga ke level tertinggi 1 bulan juga mendapat sentimen dari  penguatan mata uang Real Brasil terhadap dolar yang  menghambat ekspor oleh produsen kopi Brasil. Faktor pendukung lain yang mengangkat harga kopi adalah kekhawatiran tanaman kopi di Brasil.

Harga kopi arabika untuk kontrak paling besar yaitu Maret 2019 bursa New York ditutup naik  0,25 atau 0,24% pada posisi $108,50 per lb.  Namun untuk harga kopi robusta kontrak bulan Januari  turun  21  atau 1,35%  pada posisi  $ 1534 per ton.

Kopi robusta  bergerak lebih rendah dipicu oleh perkiraan untuk hujan menguntungkan di Dataran Tinggi Tengah Vietnam, wilayah pertumbuhan robusta terbesar di negara itu. Namun secara fundamental, kopi Robusta memiliki dukungan bullish oleh tanda-tanda pasokan yang lebih kecil setelah eksportir kopi top Vietnam, Intimex Group, memperkirakan ekspor kopi robusta Vietnam Desember -11% pada 140.000 kantong, dan Indonesia, produsen robusta terbesar ketiga di dunia, melaporkan Rabu lalu bahwa Indonesia Dec robusta ekspor kopi turun -5,4% y/y ke 8.312 MT.

Untuk perdagangan kopi Arabika terdapat potensi bearish oleh laporan Organisasi Kopi Internasional (ICO) bahwa ekspor kopi global 2018/19 Oktober-November naik  13% y/y menjadi 20,6 juta kantong. Prospek rekor panen kopi di Brasil dan kelebihan pasokan global adalah faktor bearish utama untuk harga kopi.

Untuk perdagangan selanjutnya hingga sesi Amerika malam nanti, analis Vibiz Research Center memperkirakan harga kopi arabika secara teknikal dapat  terkoreksi oleh profit taking.

Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group
Editor: Asido Situmorang

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here