(Vibiznews – Commodity) – Harga kakao berjangka yang diperdagangkan di bursa ICE New York dan berakhir pada hari Kamis (21/03) ditutup lemah dan anjlok ke posisi terendah 3-1/4 bulan. Demikian juga untuk harga kakao di bursa ICE London turun ke posisi terendah 1-1/2 bulan.
Murahnya harga kakao berjangka baik ICE New York dan London dipicu oleh laporan prakiraan hujan di kawasan Afrika Barat pada akhir minggu ini. Selain itu, citra satelit dari Pusat Prediksi Iklim AS menunjukkan bahwa ada curah hujan di atas rata-rata selama 10-16 Maret di sebagian besar Ghana, produsen kakao terbesar kedua di dunia, meskipun hujan bercampur di Pantai Gading.
Faktor bearish lainnya adalah produksi kakao yang kuat di Pantai Gading, produsen kakao terbesar di dunia, setelah data pada hari Senin menunjukkan bahwa petani Pantai Gading mengirim 1,586 MMT kakao ke pelabuhan selama 1 Oktober-17 Maret, naik 10,9% dari waktu yang sama tahun sebelumnya.
Selain itu juga pasokan kakao global saat ini sedang berlimpah karena stok kakao yang disimpan di gudang yang dipantau ICE naik ke tertinggi 5-3/4 bulan pada hari Senin lalu di 4,269 juta kantong.
Harga kakao berjangka untuk kontrak paling ramai yaitu bulan Maret di ICE New York ditutup turun 59 atau 2,68 persen pada posisi $2143 per ton. Untuk harga kakao berjangka kontrak bulan Maret bursa London ditutup turun 36 atau 2,18% berada pada posisi 1614 pound per ton.
Untuk perdagangan selanjutnya harga kakao berjangka yang diperdagangkan di bursa London akhir sesi pada esok hari diperkirakan rebound secara teknikal oleh aksi bargain hunting pasar yang didukung oleh pelemahan dolar AS.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group Editor: Asido Situmorang