Market Outlook, 1-5 April 2019

1486

(Vibiznews – Editor’s Note) – Minggu lalu IHSG di pasar modal Indonesia bergerak fluktuatif dan tertekan bersama dengan bursa kawasan Asia yang mengkhawatirkan risiko datangnya resesi AS. Secara mingguan IHSG ditutup melemah -0.87% ke level 6,468.755. Untuk minggu berikutnya (1-5 April 2019), IHSG kemungkinan masih agak tertahan di fase konsolidasi, dengan tetap mengacu kepada fundamental bursa kawasan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di 6537 dan kemudian 6581, sedangkan support level di posisi 6391 dan kemudian 6339.

Mata uang rupiah secara mingguan melemah 0.42% ke level 14,240, sementara dollar di pasar global rally 4 hari berturut-turut di tengah melorotnya euro dan poundsterling. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range antara resistance di level 14,335 dan 14,380, sementara support di level Rp14,058 dan Rp Rp13,960.

Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:

  • Dari kawasan Amerika: berupa rilis data Core Retail Sales m/m dan ISM Manufacturing PMI pada Senin malam; disambung dengan rilis Core Durable Goods Orders m/m pada Selasa malam; berikutnya data ISM Non-Manufacturing PMI pada Kamis malam; diakhir dengan Non-Farm Employment Change dan Unemployment Rate pada Jumat malam.
  • Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa rilis data Manufacturing PMI Inggris pada Selasa sore; diikuti dengan rilis ECB Monetary Policy Meeting Accounts pada Kamis sore.
  • Dari kawasan Asia Australia: berupa rilis data Caixin Manufacturing PMI China pada Senin pagi; disambung dengan rilis RBA Rate Statement pada Selasa pagi yang diperkirakan bertahan di level 1.50%.

 

Pasar Forex

Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar secara umum menguat dengan rally 4 hari berturut-turut di tengah bank-bank sentral global yang cenderung dovish dan euro serta poundsterling yang terus melorot, dimana indeks dolar AS secara mingguan menguat ke 97.19. Sementara itu, pekan lalu Euro terhadap dollar terpantau melemah ke 1.1216. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level resistance pada 1.1331 dan kemudian 1.1447, sementara support pada 1.1176 dan 1.1118.

Poundsterling minggu lalu terlihat melemah ke level 1.3029 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level resistance pada 1.3268 dan kemudian 1.3379, sedangkan support pada 1.2960 dan 1.2772. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir menguat ke level 110.84.  Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 111.91 dan 112.14, serta support pada 109.72 serta level 109.56. Sementara itu, Aussie dollar terpantau menguat terbatas ke level 0.7096. Range minggu ini akan berada di antara resistance level di 0.7294 dan 0.7393, sementara support level di 0.7004 dan 0.6992.

 

Pasar Saham

Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia berakhir umumnya melemah di tengah kekahawatiran investor global akan datangnya resesi di AS yang dapat menjalar ke pasar dunia, walau sempat muncul berita posisitf negosiasi perdagangan AS – China. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau melemah ke level 21190. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 21710 dan 21870, sementara support pada level 20935 dan lalu 20850. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir melemah ke level 29051. Minggu ini akan berada antara level resistance di 29486 dan 30012, sementara support di 28435 dan 28201.

Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau menguat terutama di akhir pekan oleh positifnya negosiasi perdagangan AS – China, dimana S&P 500 membukukan kuartal pertama terbaiknya sejak tahun 1998. Indeks Dow Jones secara mingguan menguat ke level 25924.38, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 26236 dan 26535, sementara support di level 25250 dan 24878. Index S&P 500 minggu lalu menguat ke level 2833.90, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 2859 dan 2894, sementara support pada level 2784 dan 2722.

 

Pasar Emas

Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau melemah sejalan dengan rally dollar di pasar, walau sempat naik di akhir minggu ketika dollar agak terkoreksi karena data ekonomi AS yang kurang menggembirakan, sehingga harga emas spot melemah ke level $1291.38 per troy ons. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistance di $1323 dan berikut $1346, serta support pada $1280 dan $1276.

 

 

Variasi pasar kembali menampakkan dirinya belakangan ini. Di tengah ketidakpastian perkembangan ekonomi moneter di Amerika serta gejolak politik di kawasan Eropa dan Inggris terkait Brexit, sejumlah pasar tampil dengan trend-nya. Gejolak pasar kalau kita perhatikan bisa berbentuk volatilitas yang tinggi pada satu periode, dapat juga berupa gelombang naik turun dalam irama yang diwarnai dengan ketidakpastian di periode waktu yang lainnya. Memang demikian situasi dan kondisi pasar. Untuk ambil keuntungan terhadap pasarnya, nampaknya, kitalah yang harus menambahkan pengetahuan dan keahlian (skill) dalam berinvestasi. Bagaimanapun, tidak ada salahnya sama sekali seseorang untuk menambah pengetahuan dan skill. Itu suatu bentuk investasi tersendiri juga. Untuk itu, Anda dapat belajar bersama vibiznews.com. Terimakasih telah tetap bersama dengan kami, partner sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!

 

 

 

 

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting

Editor: Asido

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here