Apakah Emas Memiliki Momentum Yang Cukup Untuk Mendorong Harga Melewati $1,350?

1171

(Vibiznews – Column) – Pasar emas sedang mengalami “performance” mingguan terbaik selama lebih dari satu tahun dan sebagian analis mengatakan bahwa metal berharga memiliki cukup momentum untuk menembus “resistance” jangka panjang yang kritikal dalam waktu dekat ini.

Pertumbuhan employment yang mengecewakan di AS telah mendorong harga emas kembali ke jarak yang masih dalam jangkauan di level $1,350. Emas berjangka bulan Agustus terakhir diperdagangkan pada $1,347.10  per ons, naik 2.7% sejak hari Jumat minggu yang lalu.

Laporan Pekerjaan Yang Buruk

Rally terakhir datang setelah keluarnya laporan dari Biro Tenaga Kerja AS yang mengatakan bahwa hanya 75.000 pekerjaan yang diciptakan pada bulan lalu. Menurut perkiraan konsensus, para ekonom memperkirakan penambahan pekerjaan sekitar 177.000.

Menurut sebagian analis, melesetnya data “employment” menambah bensin terhadap api panggilan untuk tindakan yang agresif dari Federal Reserve.

Philip Streible, analis pasar senior pada RJO Futures, mencatat bahwa pasar sudah memperhitungkan dalam harga kemungkinan pemangkasan tingkat bunga pada bulan Juli adalah sebesar 70%.

“Emas memiliki amunasi yang diperlukan untuk berlari naik lebih tinggi dengan kuat. Nampaknya emas akan memiliki cukup momentum untuk mencapai $1,400 per ons sampai akhir tahun” katanya.

Namun, outlook yang optimis ini datang dengan emas menghadapi badai tehnikal yang kuat. Sejak menyentuh kerendahan selama 2015, metal kuning telah mengetes “resistance” yang solid disekitar $1,350 sebanyak 8 kali.

Bill Baruch, presiden dari Blueline Futures mengatakan bahwa walaupun grafik historical menyoroti suatu jalan yang sulit bagi emas, investor tidak bisa mengabaikan kondisi pasar saat ini.

“Walaupun $1,350 adalah level resistance yang besar, saya pikir ada narasi yang berbeda yang akan mendorong harga-harga menembus rintangan ini” katanya

Baruch menambahkan bahwa sepanjang pasar memperhitungkan pemotongan tingkat bunga ke dalam harga, emas akan lanjut naik. Dia mencatat bahwa naiknya kembali imbal hasil obligasi dari dasar hanya akan  terjadi setelah Federal Reserve melonggarkan kebijakan moneternya.

Dolar AS Tidak Lagi Menjadi Badai Bagi Emas

Bersamaan dengan jatuhnya imbal hasil obligasi, emas mengalami momentum yang baru dari sisi dolar AS secara signifikan.

Angka “employment” yang terbaru adalah pukulan terbaru terhadap dolar AS menurut para analis pasar. Indeks dolar AS telah jatuh lebih dari 1% pada minggu lalu, terakhir diperdagangkan pada 96.52.

Lukman Otunuga, research analyst pada FXTM mengatakan,”Walaupun tingkat pengangguran bertahan pada kerendahan selama 49 tahun di 3.6%, isi keseluruhan dari laporan tersebut cukup buruk dan hal ini berlanjut dengan direfleksikan di dalam valuasi dolar AS. Spekulasi pasar terhadap pemangkasan bunga dari Federal Reserve meningkat setelah laporan pekerjaan yang sangat rendah pada hari Jumat minggu lalu. Dengan pasar tenaga kerja menunjukkan keretakan, dan meningkatnya keprihatinan  atas keberlanjutan ketegangan perdagangan yang mempengaruhi ekonomi AS secara negatif, penurunan dolar AS kemungkinan bisa mengambil alih kontrol atas kursi pengemudi pergerakan lebih cepat daripada yang diperkirakan.”

Melihat kepada harga emas, Otunuga mengatakan jika emas ditutup solid diatas $1,350, maka semua mata akan melihat kepada $1,360 dan $1,375 di dalam jangka pendek.

Wall Street & Main Street

Baik Wall Street maupun Main Street melihat emas akan mempertahankan momentum naiknya minggu ini, berdasarkan survey emas mingguan dari Kitco News.

Para trader dan analis menyebutkan semakin bertambahnya ekspektasi bahwa pergerakan pergerakan selanjutnya dari Federal Reserve adalah pemotongan tingkat bunga, khususnya setelah laporan pekerjaan yang jauh lebih kecil daripada yang diperkirakan pada hari Jumat minggu lalu. Nonfarm payrolls hanya meningkat 75.000 pada bulan Mei pada saat perkiraan konsensus adalah disekitar 175.000 sampai 185.000.

Dari 16 profesional pasar yang mengambil bagian di dalam Survei Wall Street, sebanyak 12 suara atau 75% melihat emas akan naik. Untuk minggu kedua berturut-turut, tidak ada yang memandang harga emas akan turun, sementara 4 suara atau 25% memprediksi pasar akan “sideways”.

Sementara, dari 607 responden yang mengambil bagian di dalam polling Main Street, sebanyak 398 suara atau 66% memandang emas akan naik. Sebanyak 135 atau 22% memprediksi emas akan jatuh. Sisanya 74 suara atau 12% melihat pasar emas “sideways”.

Bob Haberkom, senior commodities broker pada RJO Futures mengatakan,”Laporan pekerjaan yang lebih lemah daripada yang diperkirakan menambah amunisi untuk pemangkasan tingkat bunga lebih cepat.”

Phil Flynn, senior market analyst di Price Futures Group mengatakan,”Emas seharusnya berada pada jalur minggu yang kuat lagi pada minggu ini. Dari perkataan Federal Reserve dimana tingkat bunga lebih mungkin mengarah turun berarti harga emas akan naik. Permintaan yang kuat dari bank sentral dan kenaikan dalam pembelian fisik oleh para konsumen juga akan menambah dukungan bagi kenaikan emas. Jangan melawan the Fed.”

George Gero, managing director di RBC Wealth Management, setuju, menambahkan bahwa,”koreksi global ekonomi dan pekerjaan yang lemah bisa membantu Fed untuk menurunkan tingkat bunga dan hal ini akan menurunkan juga dolar AS.”

Kevin Grady, presiden dari Phoenix Futures and Options LLC, memberikan sentimen yang serupa, namun menambahkan emas bulan Agustus perlu berakhir diatas ketinggian bulan Februari di $1,361.50 untuk memberikan momentum kenaikan. Ekspektasi pemangkasan tingkat bunga oleh the Fed pada bulan September akan membantu memberikan dasar kenaikan bagi emas, tambahnya.

Ricky Ferlianto/VBN/Managing Partner  Vibiz Consulting

Editor: Asido

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here