(Vibiznews-Forex) Poundsterling mengalami pergerakan “bullish” belakangan ini dan mencapai puncaknya pada tanggal 17 Oktober 2019 ketika muncul kabar bahwa telah dicapai kesepakatan Brexit antara pemerintah Inggris dengan Uni Eropa.
GBP/USD mencapai ketinggian 1.2989 pada awalnya pada saat kesepakatan Brexit diumumkan, namun sekarang GBP/USD diperdagangkan turun disekitar 1.2860. Mengapa Poundsterling jatuh?
Tentu karena parlemen Inggris menolak kesepakatan Brexit antara pemerintah Inggris dengan Uni Eropa. Namun kenapa parlemen Inggris sampai menolaknya?
Karena ide mengenai “soft Brexit” pada tanggal 31 Oktober 2019 pada saat ini adalah halusinasi. Artinya janji dari Boris Johnson bahwa Inggris akan keluar dari Uni Eropa dengan baik-baik pada tanggal 31 Oktober 2019 adalah tidak realistik, dan sebagai akibatnya Poundsterling terjual dari ketinggiannya di area 1.2989 dan jatuh ke area 1.2860. Bahkan sekalipun ada harapan bahwa perpanjangan waktu 10 hari yang pendek diberikan oleh Uni Eropa sebagai alternatif dari perpanjangan tenggat waktu sampai Januari 2020, dimana amandemen dari undang-undang penarikan kemungkinan bisa menyusul. Jika ada pergerakan perpanjangan Brexit ke awal tahun depan, maka Inggris kelihatannya akan dihadapkan kearah pemilihan umum yang baru.
Brexit memang suatu cerita yang tiada akhirnya dengan begitu banyak yang tidak diketahui masih ada di udara. Ditengah volatilitas yang sehubungan dengan Brexit di Poundsterling, asset-asset yang beresiko diperdagangkan dengan harga dibawah, membawa kepada permintaan yang baru terhadap matauang yang belakangan ini terus terpukul yakni JPY & USD.
Namun hal ini tidak berlaku bagi Swiss Franc, yang terpengaruh secara negatif dengan episode terbaru dari cerita kepahlawanan Brexit dan dengan demikian mendukung tingkah laku dari Euro, yang masih menunjukkan kelemahan yang tipis juga. Matauang berbasis komoditi seperti AUD, NZD, dengan pengecualian CAD yang kuat, juga tidak mendapatkan permintaan yang berkelanjutan karena terkena dinamika resiko.
Ricky Ferlianto/VBN/Managing Partner Vibiz Consulting
Editor: Asido