(Vibiznews – Commodity) Harga emas naik pada akhir perdagangan Senin kemarin, seiring anjloknya harga minyak membuat kekhawatiran tekanan ekonomi global, sehingga meningkatkan permintaan safe haven.
Harga emas berjangka bulan April berakhir naik 0,20% atau $3.3 pada $1,675.70. Sedangkan harga emas spot LLG ditutup naik 0,26% atau $4.38 pada $1,678.56.
Emas telah naik sebanyak 1,7% dalam sesi volatile, setelah menyentuh level tertinggi sejak Desember 2012 di $ 1,702.56 sebelumnya. Namun, reli harga telah menyebabkan aksi ambil untung di logam.
Harga emas naik kemarin setelah anjloknya harga minyak menekan bursa saham global. Bursa Wall Street turun 7% dan Dow Jones Industrials turun sebanyak 2.000 poin yang merupakan penurunan satu hari terbesarnya.
Indeks saham dunia semua negara MSCI merosot lebih dari 5% pada hari Senin, dan berada di jalur untuk penurunan harian terbesar sejak krisis keuangan global 2008.
Harga minyak terjun, penurunan harian terbesar sejak Perang Teluk 1991, karena Arab Saudi dan Rusia mengindikasikan bahwa mereka akan meningkatkan pasokan ke pasar yang kelebihan pasokan. Emas sering dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi yang dipimpin minyak.
Namun pagi ini terpantau harga minyak rebound, terpicu aksi bargain hunting setelah harga minyak merosot tajam kemarin. Bursa saham Asia juga terpantau rebound setelah kemarin terperosok.
Reboundnya harga minyak dan bursa saham Asia paling tidak meredakan kekhawatiran pelemahan ekonomi global.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan secara teknikal harga emas akan retreat seiring meredanya kekhawatiran ekonomi global. Namun jika datang sentimen negatif terkait wabah virus Corona, akan mengangkat harga emas. Harga emas berjangka diperkirakan menembus kisaran Support $1,643-$1,622. Namun jika sentimen buliish datang akan menembus kisaran Resistance $1,680-$1,691.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting
