Rekomendasi Forex GBP/USD 6 – 10 April 2020: Bearish Menguasai DenganTidak Ada Lagi Pertahanan

1408

(Vibiznews-Forex) Setelah gagal menembus ketinggian 1.24, GBP/USD pada hari terakhir minggu lalu turun ke bawah 1.23 karena sentimen pasar yang memburuk. Dolar AS yang pada akhir kuartal pertama terkoreksi dan berada pada posisi dibawah, kembali naik pada akhir dari minggu lalu. Dengan kenaikan kasus coronavirus sedunia yang tidak ada hentinya, dolar AS terus menikmati keuntungan dari arus “safe-haven”, sehingga menekan pasangan matauang GBP/USD turun pada akhir minggu lalu.

Memulai awal minggu lalu, pasar menunjukkan kestabilan setelah diluncurkannya paket fiskal $2,2 triliun. Dukungan yang tidak berhenti ke pasar melalui berbagai program juga memberikan kontribusi menenangkan pergerakan dan menjauhkan para investor dari dolar yang “safe-haven”. Namun, coronavirus terus memakan korban manusia dan ekonomi. Jumlah kematian karena kasus Covid-19 di Inggris terus meningkat dengan cepat dan membatasi pergerakan dari poundsterling. Jumlah kasus Covid-19 di Inggris pada saat ini telah mencapai 47.806 orang dengan jumlah kematian sebanyak 5.903 orang, meningkat pesat. Pada hari Rabu minggu lalu jumlah kematian meningkat 31%. Para pejabat memperkirakan Inggris akan masih ada dalam restriksi sampai bulan September.

Di Amerika Serikat keadaan tidak kalah buruknya. Jumlah kasus telah melebihi 300.000 dan kurva nya masih jauh dari mendatar. Presiden AS Donald Trump telah memperingati akan dua minggu kedepan yang menyakitkan dan memberitahukan bahwa tinggal di rumah masih akan berlaku sampai bulan April.

Dari data makro ekonomi, klaim pengangguran AS lompat melebihi semua yang diperkirakan dengan angka sebesar 6.648.000. Non-Farm Payrolls melaporkan berkurangnya 701.000 posisi, jauh dibawah daripada yang diperkirakan dan kemungkinan juga baru puncak gunung es dengan laporan baru sampai 12 Maret.

Setelah beberapa hari kenaikan yang cepat, para investor akan mengamati laporan harian dari kasus coronavirus untuk melihat apakah kurvanya jadi mendatar yang berarti turunnya jumlah kematian harian dan jumlah yang terinfeksi dan mereka yang berada di dalam perawatan.

Jika tekanan menurun, pemerintah kemungkinan akan mulai berpikir untuk melonggarkan beberapa restriksi. Inggris kemungkinan akan membuat keputusan sehubungan dengan “lockdown” setiap tiga minggu. Pemerintah hanya bisa mengadakan pertemuan via Zoom – termasuk Perdana Menteri yang positip Coronavirus. Pembicaraan mengenai Brexit sudah berhenti, kalender ekonomi dengan data yang tidak berhubungan dengan krisis baru-baru ini diabaikan pasar.

Di Amerika Serikat keadaannya serupa. Gubernur New York terus mengeluarkan update harian mengenai situasi di negara bagiannya yang menjadi episentrum. Angka-angka dari negara bagian lainnya juga meningkat. Florida telah menjadi negara bagian yang terakhir menyatakan “lockdown” dengan penduduk yang kebanyakan orang tua. Negara bagian lainnya seperti California dan Texas juga signifikan.

Domokrat di Kongres kemungkinan akan mencoba mengajukan undang-undang stimulus yang baru. Jika ide ini diterima oleh partai Republik, pasar akan bangkit namun jika tidak, sentimen pasar akan suram.

Data penting yang akan keluar pada minggu ini adalah JOLTS Job Opening AS pada Selasa,

Data inflasi (PPI & CPI) AS pada hari Kamis dan Jumat, dan Risalah FOMC AS pada hari Kamis

 

Secara keseluruhan “bearish” masih memegang kendali pada minggu ini, dengan”support” terdekat menunggu di 1.2184 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.2110 dan kemudian 1.1980. Sedangkan “resistance” terdekat menunggu di 1.2330 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.2485 dan kemudian 1.2670.

 

Ricky Ferlianto/VBN/Managing Partner  Vibiz Consulting

Editor: Asido

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here