(Vibiznews-Forex) GBP/USD naik dari kerendahannya pada awal minggu lalu ditengah harapan akan munculnya vaksin, namun pada akhir minggu, GBP/USD berada dalam tekanan, turun di bawah 1.22, dengan Andrew Bailey, Gubernur BoE mengatakan bahwa dia telah mengubah pandangannya atas topik tingkat bunga yang negatif selama berlangsungnya pandemik. Berubahnya pemikiran dari Gubernur BoE ini membebani Sterling.
Ketika PM Boris Johnson melonggarkan beberapa restriksi pada awal Mei, dia berbicara mengenai akan melakukan langkah-langkah selanjutnya pada bulan Juni dan Juli. Dengan bulan Mei akan segera berakhir, pemerintah kemungkinan akan memberikan informasi yang lebih banyak akan langkah-langkah baru. Keputusannya bergantung pada perkembangan dari statistik coronavirus yang meskipun sudah dalam tren turun, namun masih sangat lambat. Update setiap harinya akan memiliki dampak terhadap poundsterling. Pelonggaran yang signifikan akan mendorong sterling naik sedangkan langkah-langkah yang kecil akan menekan sterling.
Spekulasi mengenai tingkat bunga yang negatif kemungkinan masih akan tetap mendominasi, meskipun bisa tertutupi oleh Brexit dimana semakin dekat dengan tanggal 2 Juni yang menjadi tenggat waktu dimana Uni Eropa dan Inggris bisa bersepakat untuk memperpanjang periode transisi atau tidak.
Jika Inggris tetap menolak untuk memperpanjang fase implementasi, Inggris akan tunduk kepada peraturan WTO pada tahun 2021 yang sangat tidak disukai oleh para investor.
Kalender ekonomi Inggris tidak banyak yang berarti kecuali “Consumer Confidence” yang diperkirakan akan kembali berada di dalam teritori negatif, yang menunjukkan pesimisme.
Amerika Serikat dan Cina sudah saling menjauhkan diri jauh sebelum krisis virus corona, dan semakin menjadi-jadi sejak berlangsungnya virus corona. Dampaknya terhadap ekonomi global tergantung dari kecepatan dan seberapa buruknya proses yang berlangsung. Setiap percepatan dalam memindahkan pabrik-pabrik AS dari Cina dan meningkatnya retorika diantara kedua negara bisa membebani sentimen pasar dan mendorong naik dolar AS yang “safe-haven”.
Kasus Covid-19 secara bertahap menurun di AS, dengan semua ke 50 negara bagian telah mengambil langkah-langkah kembali ke normal. Trend ini adalah faktor yang positp bagi pasar dan negatif bagi dolar AS. Sentimen ini bisa berubah jika infeksi dan kematian mulai meningkat lagi dan apabila sebagian otoritas mengenakan kembali restriksi-restriksi. Musim panas memberikan harapan akan terus berlangsungnya tren yang positip.
Kalender ekonomi AS yang akan keluar diantaranya beberapa angka perumahan yang diperkirakan akan menunjukkan penurunan yang substansial pada bulan April. GDP untuk kuartal pertama pada hari Kamis diperkirakan akan turun 4.8% karena penurunan konsumsi yang tajam. Order “durable goods” untuk bulan April akan memberikan pandangan mengenai investasi di kuartal kedua.
Klaim pengangguran mingguan diperkirakan masih akan tetap dalam jumlah jutaan. Pada hari Jumat yang merupakan hari perdagangan terakhir untuk bulan Mei akan ada Personal Consumption Expenditure inti. yang diperkirakan akan turun dibawah 1%.
Secara keseluruhan pasangan matauang GBP/USD pada minggu ini masih ada dalam tren turun dengan “support” terdekat menunggu di 1.2165 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.2085 dan kemudian 1.1980. Sedangkan “resistance” terdekat menunggu di 1.2250 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.2300 dan kemudian 1.2385.
Ricky Ferlianto/VBN/Managing Partner Vibiz Consulting
Editor: Asido