(Vibiznews – Forex) GBP/USD berbalik turun dari ketinggian dekat 1.34, sebagian disebabkan karena kekuatiran Brexit namun kebanyakan karena datangnya kembali permintaan terhadap dolar AS.
Kesepakatan mengenai hubungan pada masa yang akan datang antara Inggris dengan Uni Eropa kebanyakan telah selesai, namun tanpa kesimpulan atas isu – isu yang penting, pembicaraan akan gagal. Kepala negosiasi Brexit dari Uni Eropa kemungkinan akan membatalkan rencana perjalanannya ke Inggris jika Inggris tidak menawarkan konsesi yang baru. Sementara itu Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan bahwa dia tidak pasti apakah kesepakatan bisa tercapai.
London juga tetap dalam radar monitor para pedagang poundsterling sehubungan dengan restriksi akibat coronavirus yang akan segera diumumkan. Ibukota Inggris ini kemungkinan akan kembali ke level kedua yang ada sebelum diberlakukannya lockdown nasional. Jika lebih banyak pembatasan yang signifikan dikenakan terhadap London, Sterling bisa turun.
Di Amerika Serikat, data ekonomi yang muncul bervariasi dengan meningkatnya klaim pengangguran mengakibatkan keprihatinan yang membebani dolar AS. Namun penyebab utama turunnya dolar AS adalah risalah pertemuan Federal Reserve yang terbaru yang menunjukkan bahwa para anggota FOMC aktif mendiskusikan skema pembelian obligasi, berpotensi meningkat.
Dengan turunnya dolar AS, hal utama yang bisa menurunkan pasangan matauang ini hanyalah Brexit. “Support” terdekat menunggu di 1.3310 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.3272 dan kemudian 1.3183. Sementara kenaikannya akan berhadapan dengan “resistance” terdekat di 1.3397 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.3420 dan kemudian 1.3451.
Ricky Ferlianto/VBN/Managing Partner Vibiz Consulting
Editor: Asido
