Harapan Stimulus Fiskal dan Distribusi Vaksin — Market Outlook, 7-11 December 2020 by Alfred Pakasi

966

(Vibiznews – Editor’s Note) – Pasar investasi global pada minggu lalu diwarnai dengan sejumlah isyu, di antaranya:

  • Naiknya permintaan risk assets oleh harapan pada stimulus fiskal AS dengan adanya proposal bipartisan senilai US$908 miliar di Kongres AS.
  • Di tengah kenaikan angka Covid-19 di AS dan Eropa, ada optimisme dari vaksin yang segera didistribusikan di Rusia dan Inggris pada minggu depan, sementara di AS masih menunggu persetujuan FDA.
  • Perkembangan Brexit diperhatikan pasar dengan pembicaraan intens yang terus berlangsung menjelang berakhirnya masa transisi pada bulan ini.

Untuk korban virus, berita resmi terakhirnya, sudah sekitar 66.2 juta orang terinfeksi di dunia dan 1.5 juta orang meninggal, dan menyebar ke 217 negara dan teritori.

Pasar saham dunia menguat oleh naiknya permintaan risk asset, harga emas rebound sebagai hedging, US dollar lanjut tertekan, sedangkan IHSG masih meneruskan rally mingguannya.

Minggu berikutnya, isyu antara perkembangan pandemi virus corona, prospek pemulihan ekonomi, dan hasil Pilpres AS akan kembali mewarnai pergerakan pasar. Seperti apa dinamika pasar hari-hari ini? Berikut detail dari Vibiznews Market Review and Outlook 7-11 December 2020.

===

Minggu lalu IHSG di pasar modal Indonesia terpantau lanjutkan rally di minggu yang kesembilan walau tertahan di akhir pekannya dengan menanjaknya kasus baru virus. Sementara itu, bursa kawasan Asia umumnya menguat terbatas. Secara mingguan IHSG ditutup menguat 0.46%, atau 26.804 poin, ke level 5,810.483. IHSG membukukan rally mingguan yang kesembilannya, dan mencapai posisi sekitar 9 bulan tertingginya. Untuk minggu berikutnya (7-11 Desember 2020), IHSG kemungkinan akan dihadang profit taking tetapi umumnya masih tren bullish, dengan tetap mengacu kepada fundamental bursa kawasan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di 5960 dan kemudian 6005, sedangkan support level di posisi 5563 dan kemudian 5427.

Mata uang rupiah terhadap dollar AS pekan lalu terpantau terkoreksi terbatas dengan naiknya terus kasus Covid-19, setelah rally 9 minggu, sementara dollar global kembali tertekan, sehingga rupiah secara mingguannya melemah 0.11% ke level Rp 14,105. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan agak melandai, atau kemungkinan rupiah pada rentang konsolidasi, dalam range antara resistance di level Rp14,232 dan Rp14,303, sementara support di level Rp13.992 dan Rp13.887.

===

Pada pembukaan Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2020, Bank Indonesia optimis pemulihan ekonomi nasional pada tahun 2021 dapat terwujud, yaitu dengan penguatan sinergi melalui 1 prasyarat dan 5 strategi.

Prasyarat tersebut adalah vaksinasi dan disiplin protokol COVID-19.

Sedangkan, 5 strategi respon kebijakan kebijakan sebagai berikut:

  1. Pembukaan sektor produktif dan aman;
  2. Percepatan stimulus fiskal (realisasi anggaran);
  3. Peningkatan kredit dari sisi permintaan dan penawaran;
  4. Stimulus moneter dan kebijakan makroprudensial; dan
  5. Digitalisasi ekonomi dan keuangan, khususnya UMKM.

Ekonomi Indonesia diprakirakan tumbuh mencapai 4,8-5,8%, didukung oleh peningkatan kinerja ekspor, konsumsi swasta dan pemerintah, serta investasi baik dari belanja modal Pemerintah maupun dari masuknya PMA sebagai respons positif terhadap UU Cipta Kerja.

Bank Indonesia juga mendukung pemulihan ekonomi nasional melalui stimulus kebijakan moneter yang akan dilanjutkan di tahun 2021, antara lain:

  1. Stabilitas nilai tukar Rupiah sesuai fundamental dan mekanisme pasar tetap dijaga;
  2. Suku bunga yang akan tetap rendah, sampai dengan muncul tanda-tanda tekanan inflasi meningkat; dan
  3. Melanjutkan pembelian SBN dari pasar perdana untuk pembiayaan APBN Tahun 2021 sebagai pembeli siaga (non-competitive bidder).

===

Pasar Forex

Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar secara umum melemah di minggu ketiganya, sempat ke 2,5 tahun terendahnya karena kenaikan permintaan risk assets oleh ekspektasi akan digelontorkannya dana pemulihan di AS dan penguatan mata uang euro, dimana indeks dolar AS secara mingguan berakhir melemah ke 90.70. Sementara itu, pekan lalu euro terhadap dollar terpantau menguat ke 1.2121. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level resistance pada 1.2178 dan kemudian 1.2289, sementara support pada 1.1800 dan 1.1602.

Pound sterling minggu lalu terlihat menguat ke level 1.3429 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level resistance pada 1.3539 dan kemudian 1.3618, sedangkan support pada 1.3105 dan 1.2854. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir menguat tipis ke level 104.17.  Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 105.35 dan 108.17, serta support pada 103.08 serta level 101.18. Sementara itu, Aussie dollar terpantau menguat ke level 0.7426 Range minggu ini akan berada di antara resistance level di 0.7450 dan 0.7712, sementara support level di 0.6807 dan 0.6776.

Pasar Saham

Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum menguat terbatas oleh harapan dari perkembangan vaksin, lalu ditahan kabar bahwa Pentagon menambah daftar perusahaan China yang di-blacklist karena diduga terkait dengan militer China. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau berakhir menguat ke level 26,751. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 27040 dan 27105, sementara support pada level 25425 dan 23505. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir melemah terbatas ke level 26,836. Minggu ini akan berada antara level resistance di 27040 dan 27105, sementara support di 25909 dan 25343.

Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau menguat dan mencetak rekor tertinggi kembali oleh optimisme pasar akan adanya paket stimulus sekalipun data tenaga kerja di bawah ekspektasi. Ini dipandang sebagian pelaku pasar sebagai keberhasilan administrasi ekonomi Trump di tengah pandemi. Indeks Dow Jones secara mingguan menguat ke level rekor 30,218.26, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 30300 dan 30500, sementara support di level 28902 dan 28190. Index S&P 500 minggu lalu menguat ke level 3,691.9, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 3701 dan 3775, sementara support pada level 3546 dan 3327.

Pasar Emas

Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau rebound oleh permintaan emas sebagai inflation hedging antisipasi bila program stimulus AS disepakati, sehingga harga emas spot secara mingguan menguat ke level $1,838.79 per troy ons. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistant di $1880 dan berikut $1900, serta support pada $1764 dan $1747.

 

Faktor situasi ekonomi dunia, seperti di Amerika, China, dan Eropa sering sekali memengaruhi pergerakan pasar investasi pada banyak pilihan instrumen investasi. Pasar tergoyang oleh ekspektasi program stimulus fiskal di Amerika, misalnya, atau tertekan oleh isyu lockdown ekonomi dan Brexit di Eropa. Pasar nampaknya masih akan fluktuatif pada periode sekarang ini. Dalam kondisi seperti ini, sekarang dan ke depannya, “trading skill” menjadi suatu kebutuhan yang mutlak dimiliki para investor. Kalau Anda perlu bantuan, vibiznews.com lebih dari senang untuk membantu strategi investasi untuk profit Anda. Mari kita jalani fakta pasar ini bersama, dan secara bersama pula memenangkannya. Bagi Anda yang sudah mengalaminya, disampaikan terima kasih dari kami, partner sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!

 

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting

Editor: Asido

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here