(Vibiznews – Commodity) – Harga kakao pada penutupan hari Senin turun dari harga tertinggi 1 minggu pada awal pasar karena menguatnya indeks dolar, sehingga terjadi likuidasi di pasar berjangka.
Harga kakao Maret di ICE New York turun $7 (0.28%) menjadi $2,460 per ton dan harga kakao Maret di ICE London turun 0.24%.
Pada hari Senin harga kakao awalnya naik ke harga tertinggi satu minggu karena persediaan berkurang di Ivory Coast setelah pemerintah Ivory Coast melaporkan petani di ivory Coast mengirimkan kakao ke pelabuhan sebesar 789,150 MT dari tanggal 1Oktober – 5 Desember turun 10.1% dari tahun lalu pada periode yang sama.
Harga kakao turun ke harga terendah 4 ¼ bulan pada hari Rabu lalu karena tekanan varian baru omicron yang dikhawatirkan akan menyebar secara global dan mendorong banyak negara akan melakukan lockdown sehingga menurunkan permintaaan akan komoditi termasuk kakao. Jepang dan Israel telah menutup pelabuhannya dari kapal asing dan negara – negara lain juga sudah melakukan pembatasan perjalanan.
Harga kakao turun karena hasil kakao di Afrika Barat membaik setelah survey dari petani kakao di Ivory Coast dan Ghana optimis bahwa cuaca yang baik dengan curah hujan yang cukup di Afrika Barat menaikkan hasil panen di Afrika Baratpada saaat panen pertengahan tahun jumlah yang paling kecil dari pada panen pertengahan tahun depan.
Pada 31 Agustus the International Cocoa Organization (ICCO) menaikkan perkiraan produksi kakao global 2020/21 sebesar 5.14 MMT dari perkiraan sebelumnya 5.02 MMT dan pada hari Selasa lalu surplus global 2020/21 diperkirakan menjadi 212,000 MT dari perkiraan sebelumnya sebesar 230,000 MT.
Persediaan kakao melimpah dari Ghana, negara produsen kakao terbesar ke dua dunia setelah the Ghana Cocoa Board melaporkan membeli 1.05 MMT kakao dari petani dari 1 Oktober – 30 September. Data dari Nigeria produsen kakao terbesar ke lima di dunia ekspor kakao Nigeria pada bulan Oktober naik 11.4% dari tahun lalu menjadi 20,404 MT
Harga kakao mengalami tekan dari turunnya permintaan dibawah perkiraan, Pada 15 Oktober, kakao yang digiling pada Q3 di Asia naik 4.1% dari tahun lalu menjadi 210,970 MT, dibawah perkiraan 5.5% dari tahun lalu. Pada 14 Oktober, the North American Confectioners Association melaporkan bahwa kakao yang digiling pada Q3 di Amerika Utara naik 4.3% dari tahun lalu menjadi 123,399 MT dibawah perkiraan 6.6% dari tahun lalu. Sedangkan permintaan kakao Eropa naik setelah European Cocoa Association melaporkan pada hari Rabu bahwa kakao yang di giling di kuartal 3 di Eropa naik 8.7% dari tahun lalu menjadi 375,811 MT lebih baik dari perkiraan yang naik 5.8% dari tahun lalu .
Optimisme permintaan coklat meningkat setelah Barry Callebaut AG, prosesor terbesar di dunia, mengatakan pada 10 Nopember bahwa permintaan coklat global sampai Agustus 2021 meningkat lebih tinggi dari sebelum pandemi naik +1.8% dari tahun lalu.
Harga kakao naik , karena laporan Gepex, group para eksportir kakao, mengatakan bahwa permintaan kakao untuk diproses pada bulan Oktober naik +8.2% dari tahun lalu menjadi 53,906 MT.
Hasil panen kakao di Ghana membuat harga kakao meningkat setelah the Ghana Cocoa Board pada 6 Oktober memperkirakan bahwa panen kakao di Ghana di 2021/22 turun 5.6% dari tahun lalu menjadi 950,000 MT dari perkiraan 1.06 MMT di 2020/21.
Persediaan kakao di AS berkurang membuat harga naik setelah persediaan kakao AS dalam pengawasan ICE pada hari Selasa turun ke jumlah terendah 6 ¾ hulan turun dari rekor tertingginya di 5.86 juta kantong dari 1999) pada 30 Juni dan juga persediaan kakao Uni Eropa turun ke jumlah terendah 8 1/2 bulan pada hari 12 Oktober. Persediaan kakao dalam pengawasan ICE pada hari Senin sebesar 5. 076 juta kantong.
Analisa tehnikal untuk kakao support pertama di $2,380 dan berikut di $2,330 sedangkan resistant pertama di $2,480 dan berikut di $2,530.
Loni T / Senior Analyst Vibiz Research Centre Division, Vibiz Consulting