Rekomendasi Mingguan EUR/USD 13 – 17 Desember 2021: Akan Melanjutkan Penurunan?

1590

(Vibiznews – Forex) Setelah sempat naik ke 1.1325 memulai minggu yang lalu, pada hari Selasa, EUR/USD sempat turun dan diperdagangkan disekitar 1.1280, karena melemahnya USD mengikuti penurunan yields AS. Mengakhiri minggu lalu, EUR/USD mengalami kenaikan dari kerendahan di 1.1316 karena penurunan USD dan ditambah dengan keprihatinan terhadap meningkatnya penjualan obligasi ECB yang semakin memperlihatkan akan bertolak belakangnya kebijakan moneter ECB dengan kebijakan moneter AS.

Powell memberitahukan bahwa dia sedang mempercepat tapering, dari  $15 miliar menjadi kemungkinan $30 per bulan. Powell juga tidak lagi menggunakan perkataan “transitory” ketika membicarakan mengenai inflasi. Dan disamping itu, saat ini, the Fed sekarang agak Dovish daripada sebelumnya, terutama setelah renominasi Powell kembali dan keputusan untuk menominasikan Lael Brainard sebagai wakil kepala the Fed.

Data AS yang keluar bagus, sehingga ikut membuat dollar AS dibeli orang. Jobless claim turun ke 184.000, level terendah sejak tahun 1969. Sementara inflasi juga tinggi dengan berita umum Consumer Price Index naik menyentuh 6.8% per tahun, level tertinggi sejak 1982 dan CPI inti mencapai 4.9%.

Sementara naiknya harga-harga dengan kecepatan yang lebih cepat berarti akan lebih banyak pengetatan yang dilakukan oleh the Fed, pergerakan ini sudah diperhitungkan dalam harga dan dollar AS mengalami respon “buy the rumor, sell the fact”.

Sebaliknya, ECB telah mempertahankan sikap “wait and see”, dengan Presiden Christine Lagarde memberikan catatan bahwa tidak ada kemungkinan untuk menaikkan tingkat bunga pada tahun 2022 dan memberikan peringatan bahwa bank sentral AS tidak harus terburu-buru melakukan pengetatan yang premature. Pada hari Kamis minggu lalu, pemain pasar dikejutkan dengan laporan yang mengatakan bahwa anggota dewan gubernur ECB sedang akan mengadakan debat untuk menaikkan Asset Purchases Programme (APP) secara temporer dan terbatas pada pertemuan mereka bulan Desember.

Selain itu perlu dicatat bahwa inflasi di Eropa mencapai ketinggian beberapa dekade. Pada hari Jumat, Jerman memberikan konfirmasi bahwa inflasi tahunan mereka di bulan November berada pada 6% YoY.

Pada saat ini, kebijakan moneter ECB sedang bertolak belakang dengan the Fed dan dollar AS mendapatkan banyak keuntungan dari perbedaan kebijakan kedua bank sentral utama dunia ini.

Mengenai varian virus corona Omicron, tidak semua perkembangan dengan varian baru Covid – 19 buruk. Riset terbaru menunjukkan bahwa Omicron yang dikatakan tinggi penularannya memiliki dampak yang jauh lebih ringan daripada varian-varian sebelumnya. Varian Omicron tidak mematikan dan tingkat kematian tidak meningkat dengan adanya varian Omicron.

Selain itu, menurut pembuat vaksin Pfizer dan BioNTech, suntikan ketiga vaksin mereka akan bisa memberikan proteksi yang cukup.

Keprihatinan akan virus ini telah mengirim dollar AS yang safe-haven naik lebih tinggi, sementara optimisme membawa USD turun, namun ada lagi satu hal mendorong naik USD yaitu naiknya yields obligasi AS.

Investor berbalik kembali ke saham setelah kepanikan awal mereda yang berarti keluar dari obligasi. Pada gilirannya, naiknya yields obligasi membuat dollar AS menjadi lebih menarik.

Namun dengan kasus penularan terus meningkat, pemerintah Eropa telah mengumumkan beberapa langkah restriksi. Perkembangan disekitar varian baru Omicron bisa membuat kepercayaan investor menurun akan pertumbuhan ekonomi di masa yang akan datang. Ketakutan bahwa langkah-langkah yang lebih keras akan bisa membuat penundaan terhadap pulih kembalinya ekonomi membebani sentimen pasar.

Di AS, fokus pasar ada pada Federal Reserve. Bank sentral paling berkuasa di dunia ini bersiap untuk mengetatkan kebijakan moneternya namun seberapa banyak? Kepala the Fed Jerome Powell telah memberikan signal bahwa mempercepat proses tapering adalah tinggi di dalam agenda dan meminta untuk tidak lagi menggunakan istilah “transitory” dalam inflasi. Setelah terpilih kembali sebagai kepala the Fed dan munculnya angka inflasi yang kuat, Powell berbalik menjadi lebih hawkish.

Bank sentral AS ini sudah mulai memangkas skema pembelian obligasi senilai $120 miliar per bulan dengan kecepatan sebesar $15 miliar per bulan. Apakah mereka akan mempercepatnya menjadi $20 miliar atau $25 miliar per bulan? Jawaban atas pertanyaan ini memiliki implikasi bagi waktu kenaikan pertama tingkat bunga yang bisa terjadi pada musim semi bukan musim panas.

Di satu pihak, ekonomi AS sedang menciptakan pekerjanan dengan kecepatan yang tinggi, tingkat pengangguran turun menjadi 4.2% dan inflasi menyentuh angka tertinggi sejak tahun 1982.

Sebelum keputusan dari the Fed, Penjualan Ritel menarik perhatian. Setelah beberapa kali mengalami kenaikan yang luarbiasa di dalam konsumsi, diperkirakan kenaikan di bulan November hanya setengah kali dari bulan Oktober yakni sebesar 0.8% baik angka umum maupun angka dari control group.

Weekly jobless claims, PMI dari market dan statistik perumahan juga bisa menggerakkan pasar, namun reaksi terhadap keputusan the Fed akan mengatasi semua angka makro ekonomi tier ke dua.

“Support” terdekat menunggu di 1.1265  yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.1220 dan kemudian 1.1185. “Resistance” terdekat menunggu di 1.1345 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.1380 dan kemudian 1.1425.

Ricky Ferlianto/VBN/Managing Partner Vibiz Consulting

Editor: Asido

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here