Rekomendasi GBP/USD Mingguan 14 – 18 Februari 2022: Baik untuk Membeli di Bawah?

957

(Vibiznews – Forex) Setelah turun ke arah 1.3500 pada awal minggu lalu, GBP/USD berhasil bangkit dan mulai mengetes resistance jangka pendek di 1.3560 pada awal hari Rabu, dan mengarah ke 1.3600 dengan dollar AS mengalami tekanan jual karena turunnya yields obligasi AS sementara BoE melakukan keputusan tingkat bunga yang hawkish.

Namun GBP/USD kehilangan momentum bullish nya setelah muncul komentar yang berhati – hati dari Kepala Ekonom BoE Huw Pill mengenai outlook kebijakan BoE. GBP masih bisa bertahan di atas 1.3565 meskipun tertekan oleh karena keluarnya data GDP Inggris Q4 di 1% yang lebih rendah daripada yang diperkirakan di 1.1%.

Fokus pasar berpindah ke outlook pengetatan oleh the Fed dengan inflasi CPI AS muncul mengejutkan, melebihi dari yang diperkirakan, menyentuh ketinggian 40 tahun yang baru. Sementara itu ekonomi Inggris berhasil menahan hantaman Omicron. Namun poundsterling tetap tertahan oleh keprihatinan akan Brexit.

Poundsterling muncul sebagai yang terbaik diantara matauang negara G10 pada minggu lalu, mengatasi menguatnya dollar AS secara luas. Meskipun demikian pasangan matauang GBP/USD kebanyakan hanya mempertahankan kenaikannya yang terjadi 2 minggu yang lalu, yang disebabkan oleh kenaikan tingkat bunga oleh BoE yang hawkish. Pasangan matauang ini diperdagangkan dalam rentang 1.3485 – 1.3629.

GBP/USD berbalik naik lagi ke 1.3616 setelah sebelumnya sempat turun ke 1.3555 dari ketinggian 1.3580 begitu keluarnya data CPI tahunan AS. Dolar AS mengatasi semua rivalnya setelah data inflasi AS menunjukkan bahwa CPI tahunan AS melompat ke ketinggian baru selama 40 tahun di 7.5% pada bulan Januari dari sebelumnya 7% pada bulan Desember. Angka CPI yang keluar juga mengatasi dari yang dipekirakan sebesar 7.2%. Namun penurunan GBP/USD tidak berlangsung lama dengan pasar menilai ulang angka CPI tahunan AS tersebut.

GBP/USD sempat mencapai ketinggian selama 5 hari di 1.3591, namun kehilangan momentum bullish nya setelah muncul komentar yang berhat-hati dari Kepala Ekonom BoE Huw Pill mengenai outlook kebijakan BoE. Pasangan matauang ini memperoleh daya tariknya pada awal perdagangan sesi Eropa karena melemahnya dollar AS. Pill mengatakan pada hari Rabu bahwa outlook dari tingkat bunga BoE tidak pasti pada bulan-bulan yang akan datang.

Keprihatinan terus mengintai dari sisi Brexit sementara Uni Eropa dan Inggris berusaha memulai kembali negosiasi mengenai hubungan perdagangan di Irlandia Utara yang selama ini gagal membuat kemajuan.

Pada hari Jumat, data angka GDP Inggris yang bervariasi pada kuartal keempat gagal mendorong naik GBP lebih lanjut, sementara sentimen the Fed terus menjadi penggerak utama pasar, dan mempengaruhi valuasi terhadap dollar AS. Meskipun demikian turunnya yields treasury AS dari ketinggian selama dua tahun membantu membatasi penurunan GBP/USD.

Memasuki minggu yang baru, pasangan matauang ini kelihatannya tetap tangguh dalam menghadapi kekuatan dollar AS, sehingga setiap penurunan akan mengundang para pembeli dari bawah.

Pada akhir minggu lalu, the Fed mengeluarkan pengumuman yang tiba-tiba bahwa mereka akan mengadakan pertemuan darurat pada hari Senin 14 Februari.

Pasar akan mengamati dengan seksama pertemuan darurat dari the Fed ini dengan kekuatiran Federal Reserve bisa memilih untuk melakukan kenaikan tingkat bunga darurat sebelum pertemuan bulan Maret berlangsung dalam rangka mengendalikan dan menjinakkan inflasi.

Pada hari Selasa, data employment Inggris akan keluar dengan angka ILO Unemployment Rate Claimant Count akan diamati dengan seksama.

Pada hari yang sama, AS merilis Producer Price Index (PPI), yang akan diikuti oleh angka inflasi Inggris yang kritikal pada hari Rabu.

Pada hari Rabu AS akan merilis Retail Sales dan juga risalah pertemuan FOMC the Fed yang ditunggu pasar. Event ini akan memberikan pencerahan baru mengenai kebijakan moneter BoE vs the Fed yang belakangan ini bertabrakan, dan akan memberikan dampak yang signifikan terhadap poundsterling.

Pasar akan mencari petunjuk dari risalah pertemuan FOMC bulan Januari ini, akan seberapa agresif bank sentral AS akan bisa bertindak. Risalah pertemuan FOMC ini bisa membantu menjelaskan apakah para pejabat the Fed semuanya memandang perlu menaikkan tingkat bunga sebanyak 50 basis poin.

Selain itu, testimoni semi-annual dari Powell yang akan membicarakan mengenai pergerakan perpindahan kebijakan juga ditunggu pasar apabila dia berhasil terpilih kembali.

Namun sebelum keluar risalah pertemuan FOMC, pasar akan lebih dahulu fokus kepada hasil pertemuan darurat dari the Fed yang akan diadakan pada hari Senin 14 Februari 2022.

Pada hari Kamis, data ekonomi papan tengah dari AS akan keluar. Data perumahan AS, klaim pengangguran mingguan AS dan survey manufaktur regional semua diskedulkan keluar pada hari Kamis.

Pada hari Jumat, Inggris merilis angka Retail Sales dengan angka inti kemungkinan muncul di – 0.5% secara bulanan dan 1.1% secara tahunan. Sedangkan dari AS hanya keluar data Existing Home Sales.

“Support” terdekat menunggu di 1.3520 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.3450 dan kemudian 1.3400. “Resistance” terdekat menunggu di 1.3600 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.3650 dan kemudian 1.3700.

Ricky Ferlianto/VBN/Head Research Vibiz Consulting

Editor: Asido.