Rekomendasi GBP/USD Mingguan 14 – 18 Maret 2022: Tidak Ada Potensi Naik ?

1092

(Vibiznews – Forex) GBP/USD terus turun dari ketinggian di atas 1.34, memulai minggu yang baru pada minggu lalu di 1.3215, pada akhir minggu lalu diperdagangkan di 1.3035. GBP/USD  sempat naik dari kerendahannya pada tahun ini, ke atas 1.3150, di sekitar 1.3167, pada hari Rabu karena laporan bahwa Kyiv akan memberikan solusi diplomatic ke meja perundingan telah membangkitkan sentimen yang positip terhadap resiko yang melemahkan dollar AS yang safe-haven.

Meskipun demikian, ketakutan akan terjadinya stagflasi dan krisis Ukraina membuat dollar AS kembali menguat sehingga kembali menekan GBP/USD turun ke bawah 1.3100 di 1.3090. Meskipun pada akhir hari Jumat minggu lalu, ada perkembangan positip di dalam negosiasi dengan Ukraina dengan Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa ada pergerakan positip yang pasti di dalam negosiasi dengan Ukraina. Sementara Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyadari perlu waktu dan kesabaran untuk mencapai kemenangan.

Pengeboman Rusia atas Ukraina terus berlangsung sepanjang minggu lalu di dalam peperangan yang telah berlangsung selama 16 hari ini, dengan jarang dibuka untuk koridor kemanusiaan, dan koridor kemanusiaan yang dibuka oleh Moskow hanyalah jalan yang menuju ke Rusia atau Belarus. Sanksi internasional terus meningkat, dengan AS mengenakan larangan impor minyak mentah dan energi yang berhubungan dengan produk – produk dari Rusia efektif pada minggu lalu dan Eropa bergegas mencari alternatif untuk supply gas mereka.

Sementara itu, PM Inggris Boris Johnson mengumumkan pada hari Senin bahwa mereka telah mengeluarkan undang – undang baru Bernama “Undang-undang Kejahatan Ekonomi” untuk meningkatkan sanksi terhadap Rusia. Dengan dukungan penuh dari undang-undang ini, Inggris dapat mengejar Putin dengan semua sekutunya dengan tanpa ada keraguan sedikitpun.

Minggu lalu, Amerika Serikat melaporkan angka inflasi, Consumer Price Index (CPI) bulan Februari pada hari Kamis yang naik ke 7.9% per  tahun sebagaimana dengan yang telah diperkirakan, dan masih berada di level ketinggian selama beberapa dekade. Berita kenaikan inflasi AS ini muncul satu minggu sebelum Federal Reserve AS akan melakukan pertemuan kebijakan moneternya. Selain itu, AS juga merilis perkiraan pendahuluan dari Michigan Consumer Sentiment Index AS bulan Maret muncul di 59.7 yang jauh lebih buruk daripada yang diperkirakan.

Dari Inggris, data yang dipublikasikan oleh Office for National Statistics (ONS) Inggris pada minggu lalu menunjukkan bahwa ekonomi Inggris bertumbuh sebesar 0.8% per bulan di bulan Januari, jauh lebih tinggi daripada yang diperkirakan pasar sebesar 0.2%. Selain itu, Industrial Production berkembang sebesar 0.7% dan Manufacturing Production Inggris berkembang sebesar 0.8% pada periode yang sama. Kedua angka ini keluar mengatasi dari yang diperkirakan para analis.

Namun meskipun data ekonomi yang dirilis dari Inggris sangat bagus, GBP/USD tetap mengalami kesulitan untuk keluar dari tekanan bearish ditengah terus menguatnya dollar AS. Indeks dollar AS yang naik lebih dari 0.5% pada hari Kamis, terus naik lebih tinggi kea rah 99.00 pada hari Jumat. Naiknya yields obligasi treasury AS karena munculnya data inflasi AS yang panas dan meningkatnya keprihatinan atas perlambatan ekonomi global telah membantu dollar AS mengatasi rivalnya.

Keputusan tingkat bunga dari Federal Reserve AS dan Bank of England serta perkembangan peperangan di Ukraina akan mendominasi pergerakan GBP/USD pada minggu ini.

Pengumuman keputusan tingkat bunga the Fed pada hari Kamis dinihari akan diikuti oleh konferensi pers kepala the Fed Jerome Powell. Semua mata akan memandang kepada proyeksi ekonomi yang baru, rencana kenaikan tingkat bunga sepanjang tahun 2022 dan bagaimana pandangan dari Powell mengenai konsekwensi dari konflik di Ukraina.

Powell harus memberikan kejelasan. Dia perlu menyiapkan ekspektasi pasar. Setelah pertemuan kebijakan moneter kali ini, kita akan memiliki kepekaan yang lebih baik tentang seberapa resiko kenaikan tingkat bunga yang besar yang bisa terjadi pada musim panas.

Saat ini pasar memperhitungkan dalam harga probabilita 95.1% the Fed akan menaikkan tingkat suku bunga sebesar 25 basis poin pada minggu ini. Ekspektasi ini kemudian diteguhkan dengan keluarnya data inflasi yang panas baru-baru ini, dimana Consumer Price Index (CPI) AS naik ke 7.9% di bulan Februari, ketinggian selama 40 minggu yang baru. Selain itu Powell memberikan testimoninya pada minggu lalu bahwa dia akan mendukung kenaikan tingkat bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan bulan Maret, sebagaimana yang biasa terjadi. Meskipun demikian, angka inflasi yang terbaru dari AS membawa kembali probabilita kenaikan tingkat bunga yang lebih tinggi daripada diumumkan oleh Powell pada saat testimoninya di depan Kongres AS.

Para investor telah memutar balik penilaian mengenai apa pengaruh dari penyerbuan Rusia ke Ukraina terhadap kebijakan moneter AS ke depannya. Pemikiran bahwa dampak ekonomi dari perang akan bisa menahan laju kenaikan tingkat bunga, dengan cepat telah diputar balik, dengan data inflasi CPI bulan Februari yang keluar pada minggu lalu mengingatkan bahwa inflasi sedang melanda semua kategori barang dan jasa.

Selain keputusan the Fed, pada minggu ini AS akan melaporkan Penjualan Ritel untuk bulan Februari dan klaim pengangguran mingguan.

Selain fokus pada keputusan tingkat bunga the Fed, para investor pounsterling pada minggu ini juga akan fokus kepada keputusan tingkat bunga dari Bank of England (BoE) yang akan keluar pada hari Kamis beberapa saat setelah keputusan tingkat bunga the Fed. Ditengah meningkatnya kekuatiran akan dampak negatip perang Rusia – Ukraina terhadap perlambatan pertumbuhan ekonomi yang baru mau pulih kembali, kelihatannya BoE kemungkinan akan terpaksa menurunkan kembali tingkat suku bunganya yang terakhir dinaikkan menjadi 0.75. Diperkirakan BoE akan menurunkan tingkat bunganya menjadi 0.5. Paling tidak BoE akan mempertahankan tingkat bunga yang ada sekarang. Hal ini membebani Poundsterling, sehingga menambah tekanan turun terhadap GBP/USD ditengah berpotensi menguatnya dollar AS pada minggu ini.

Kekacauan geopolitik, meroketnya harga-harga komoditi dan kebijakan moneter yang lebih ketat membuat kesatuan yang besar yang bisa menyebabkan sentimen trading pada minggu ini terus berlangsung dengan “risk-off” yang menguntungkan dollar AS.

Sebelum keluarnya keputusan tingkat bunga dari BoE pada hari Kamis, Inggris akan merilis data employment pada hari Selasa dimana diperkirakan Claimant Count Change bulan Februari akan turun dari – 25 menjadi – 31.9, sementara tingkat pengangguran diperkirakan tetap sama di 4.1.

“Support” terdekat menunggu di 1.3000 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.2950 dan kemudian 1.2900. “Resistance” terdekat menunggu di 1.3100 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.3160 dan kemudian 1.3200.

Ricky Ferlianto/VBN/Head Research Vibiz Consulting

Editor: Asido.