Rekomendasi Minyak Mingguan 7 – 11 November 2022: Mampukah Bertahan di Atas $90?

601

(Vibiznews – Commodity) Minggu lalu minyak mentah WTI berhasil naik menembus $90.00 per barel. Pergerakan harga minyak mentah pada minggu lalu kebanyakan dipengaruhi oleh naik turunnya dollar AS. Pada minggu ini, ada dua event besar yang bisa menggerakkan dollar AS dengan kenaikan atau penurunan yang signifikan yaitu munculnya data inflasi AS pada hari Kamis.

Apa yang Terjadi Pada Minggu Lalu?

Memulai minggu perdagangan yang baru pada minggu lalu di $87.91, minyak mentah WTI mengakhiri hari terakhir perdagangan hari Jumat minggu lalu dengan kenaikan menembus $90.00 ke $91.88. Pada awalnya hari Senin, minyak mentah WTI turun ke $86.71 karena menguatnya USD, namun berhasil naik lagi kembali ke $87 pada hari Selasa. Kamis pagi sempat naik ke $90.00 segera sesudah pengumuman FOMC the Fed, namun segera turun kembali ke $88.15, karena komentar Powell yang hawkish pada saat konferensi pers. Hari Jumat berbalik naik kembali. Pada jam perdagangan paginya, naik ke $89.57 dan pada jam perdagangan sorenya, naik lagi ke $91.88.

Pergerakan Harian Harga Minyak Mentah WTI Minggu Lalu

Harga minyak mentah berjangka benchmark Amerika, West Texas Intermediate (WTI) di bursa Nymex pada jam perdagangan sesi AS hari Senin terkoreksi turun. Minyak mentah WTI diperdagangkan turun ke sekitar $86.71 per barel.

Penurunan harga minyak mentah WTI disebabkan antara lain karena sempat menguatnya dollar AS pada hari Senin, sebelum berbalik melemah kembali pada hari Selasa pagi.

Selain itu berita ekonomi dari Cina yang melemah dimana pertumbuhan ekonomi Cina terancam melambat, juga membebani harga minyak mentah WTI.

Dari Energy Information and Administration (EIA) AS dilaporkan bahwa produksi minyak mentah di AS pada bulan Agusttus meningkat sebesar 0.9% ke hampir 12 juta barel per hari. Angka tertinggi sejak bulan Maret 2020. Hal ini juga menambah tekanan turun terhadap harga minyak mentah WTI.

Harga minyak mentah berjangka benchmark Amerika, West Texas Intermediate (WTI) di bursa Nymex pada jam perdagangan sesi AS hari Selasa berhasil naik. Minyak mentah WTI diperdagangkan naik ke sekitar $87.68 per barel.

Harga minyak mentah WTI mengalami kenaikan di tengah berbalik melemahnya dollar AS dan membaiknya sentimen pasar.

Pasar Asia memperpanjang pemulihannya pada hari Selasa di tengah petunjuk – petunjuk yang positip dari pasar global. Banyaknya minat ke assets yang beresiko telah memangkas minat terhadap dollar AS. Indeks dollar AS (DXY) telah tergelincir ke dekat 111,30 dengan para investor mengabaikan ketidak pastian menjelang keputusan tingkat bunga oleh the Fed.

Saham – saham Cina melonjak setelah rilis data PMI manufaktur Caixin yang bagus yang muncul di 49.2 lebih tinggi dari data sebelumnya di 48.1 dan juga lebih baik daripada yang diperkirakan di 49. Hal ini memicu sentimen pasar yang positip yang memunculkan atmosfir yang suka terhadap resiko yang mendorong naik harga minyak mentah meskipun ada siklus yang baru dari kenaikan tingkat bunga oleh para bank sentral di Barat.

Harga minyak mentah berjangka benchmark Amerika, West Texas Intermediate (WTI) di bursa Nymex pada hari Kamis pagi dinihari, sempat melompat tinggi ke ketinggian harian di $90.00 per barel (dengan keuntungan lebih dari 2% per minggu) segera sesudah pengumuman hasil pertemuan FOMC the Fed, yang menaikkan tingkat bunga sebesar 75 bps untuk ke empat kalinya berturut-turut.

Dengan kenaikan tingkat bunga yang terakhir pada hari ini, berarti the Fed telah menaikan tingkat bunganya sebesar 375 bps sejak bulan Maret, yang membawa tingkat bunga kunci the Fed kepada rentang antara 3.75% – 4%.

Namun harga minyak mentah WTI berbalik turun dan diperdagangkan di sekitar $88.15 per barel setelah konferensi pers Powell. Ketua the Fed Jerome Powell memberikan signal bahwa level terakhir dari tingkat bunga kemungkinan akan lebih tinggi daripada yang pernah dipikirkan sebelumnya. Dia juga mengatakan bahwa jendela untuk pendaratan yang mulus telah menyempit.

Dolar AS segera berbalik naik setelah pernyataan the Fed yang pada gilirannya menekan harga minyak mentah WTI.

Harga minyak mentah berjangka benchmark Amerika, West Texas Intermediate (WTI) di bursa Nymex pada hari Jumat pagi naik ke ke ketinggian harian di sekitar $89.57 per barel.

Harga minyak mentah WTI naik dengan berbalik turunnya dollar AS yang diperdagangkan di sekitar 112.430. Berbalik turunnya dollar AS disebabkan terjadinya koreksi normal terhadap dollar AS yang gagal menembus resistance di 113.00.

Sentimen pasar tetap terangkat positip jelang rilis data employment AS, Non-farm Payrolls bulan Oktober, sementara yields treasury AS diperdagangkan naik.

Kenaikan harga minyak mentah WTI juga ditopang oleh turunnya stok minyak mentah di AS. Stok minyak mentah AS turun karena para refinery AS meningkatkan aktifitasnya sementara musim dingin sudah mengintip.

Pemerintah AS melaporkan bahwa produk yang sehubungan dengan minyak mentah sudah terkontraksi yang menjadi fakto pendorong utama dari kenaikan harga minyak mentah WTI

Harga minyak mentah berjangka benchmark Amerika, West Texas Intermediate (WTI) di bursa Nymex pada hari Jumat malam, melanjutkan kenaikannya menembus $90.00 ke $91.88 per barel.

Harga minyak mentah WTI melanjutkan kenaikannya dengan dollar AS melanjutkan penurunannya ke 110.92. Dolar AS turun tajam setelah rilis data employment AS bulan Oktober dengan hasil yang bagus, melampaui dari yang diperkirakan, meskipun angka tingkat pengangguran meningkat di pasar tenaga kerja.

Laporan employment AS bulanan, bulan Oktober dari Departemen Tenaga Kerja AS, menunjukkan bahwa penambahan angka kunci Non-Farm Payrolls (NFP) naik sebanyak 261.000, dimana angka ini jauh di atas dari angka yang diperkirakan sebesar 205.000, dan mendekati angka penambahan pekerjaan bulan September yang lalu sebesar 263.000.

Namun, kenaikan pada tingkat pengangguran dari 3.5% pada bulan sebelumnya menjadi 3.7%, menaikkan spekulasi bahwa the Fed akan terus melakukan pengetatan tetapi dengan kecepatan yang lebih kecil.

Selain itu, kenaikan harga minyak mentah WTI di topang juga oleh berita – berita bahwa otoritas Cina akan melonggarkan restriksi Covid – 19.

Data Inflasi AS Menentukan

Hari Kamis, data inflasi AS dari Consumer Price Index (CPI) akan menjadi pusat perhatian yang akan memberikan petunjuk yang baru akan potensi dari tindakan kebijakan the Fed. . Jika data inflasi menunjukkan tekanan harga sudah mulai turun, maka harga minyak mentah WTI akan turun. Namun, apabila angka inflasi yang muncul lebih panas daripada yang diperkirakan, ini akan menjadi faktor bearish bagi harga minyak mentah WTI. Konsensus pasar memperkirakan angka CPI bulan Oktober akan melambat, turun menjadi 8% dari sebelumnya pada bulan September di 8.2%.

Selain data inflasi AS, momentum bullish bagi minyak mentah WTI bisa berlanjut apabila spekulasi mengenai dilonggarkannya lockdown di Cina benar – benar terjadi. Pada minggu lalu, ada spekulasi bahwa Cina akan mengangkat semua restriksi “Zero-Covid”-nya yang membuat seluruh pasar mengalami rally.

Support & Resistance

Support” terdekat menunggu di $91.29 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $90.32 dan kemudian $89.87. “Resistance” yang terdekat menunggu di $92.01 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $92.55 dan kemudian $93.70.

Ricky Ferlianto/VBN/Head Research Vibiz Consulting

Editor: Asido.