(Vibiznews – Commodity) Pasar emas berhasil memegang harga emas bertahan di $1,750 per ons. Tetapi untuk bisa terjadinya pergerakan “breakout” segera, emas sangat memerlukan katalisator yang baru untuk bisa menggerakkan harga emas naik lebih tinggi. Apakah minggu ini bisa ada katalisator baru yang menggerakkan harga emas naik lebih tinggi?
Apa yang Terjadi pada Minggu Lalu?
Memulai minggu perdagangan yang baru pada minggu lalu di $1,771, emas mengakhiri minggu lalu dengan penurunan harga ke $1,750. Sepanjang minggu harga emas bergerak sideways dalam rentang harga yang sempit sekitar $20. Harga emas turun pada hari Senin ke $1,769 namun pada hari Selasa berhasil naik lagi ke $1,770. Hari Rabu melanjutkan kenaikan ke $1,780 dan hari Kamis berbalik turun ke $1,761. Hari Jumat melanjutkan penurunannya ke $1,750 per ons.
Pergerakan Harga Emas Harian Minggu Lalu
Harga emas diperdagangkan turun pada awal perdagangan sesi AS hari Senin karena berbalik menguatnya dollar AS pada permulaan minggu perdagangan yang baru. Selain itu naiknya yields obligasi pemerintah AS baru – baru ini juga menjadi faktor negatip yang menekan turun harga emas.
Cina telah mencatat kematian yang pertama dalam enam bulan sementara berjuang menghadapi naiknya kasus Covid dan lockdown. Laporan – laporan mengatakan bahwa infeksi di Beijing telah meningkat dua kali lipat beberapa hari terakhir ini.
Berita dari Cina ini telah membuat pasar komoditi dan saham berada di bawah tekanan turun karena kekuatiran permintaan global.
Emas berjangka kontrak bulan Desember turun $32.60 ke $1,739.50 per troy ons.
Harga emas diperdagangkan naik pada awal perdagangan sesi AS hari Selasa karena berbalik melemahnya dollar AS. Selain itu naiknya harga minyak mentah baru – baru ini juga menjadi faktor positip yang mendorong naik harga emas.
Emas berjangka kontrak bulan Desember naik $2.10 ke $1,741.00 per troy ons. Sementara perak berjangka Comex bulan Desember turun $0.347 ke $20.655 per ons.
Harga emas naik pada awal perdagangan sesi AS hari Rabu karena aksi jual terhadap dollar AS secara masif. Pasar sepi menjelang keluarnya data – data makro ekonomi dari AS termasuk FOMC.
Sementara itu dari zona Euro dilaporkan bahwa PMI manufaktur bulan November muncul di 47.3 yang adalah sedikit di atas ekspektasi pasar dan dibandingkan dengan angka di bulan Oktober di 46.4. Angka di bawah 50.0 menunjukkan sektor ini mengalami kontraksi untuk yang kelima kalinya berturut-turut.
Emas berjangka kontrak bulan Desember naik $0.50 ke $1,741.50 per troy ons.
Harga emas naik dan menyentuh ketinggian harian pada jam perdagangan sesi AS hari Kamis. Risalah pertemuan FOMC the Fed yang dinantikan, menunjukkan bahwa the Fed sedikit cenderung dovish mengenai kebijakan moneter AS saat ini.
Ditengah sepinya perdagangan karena liburan Thanksgiving di AS dengan Wall Street dan pasar obligasi AS tutup, harga emas naik pada hari karena melemahnya dollar AS.
Emas berjangka kontrak bulan Desember naik $15.70 ke $1,756.50 per troy ons.
Risalah pertemuan FOMC the Fed yang keluar pada hari Rabu menunjukkan bahwa para pembuat kebijakan Federal Reserve AS sepakat untuk memoderasi kenaikan tingkat suku bunga dan sentimen “risk-on” membuat dollar AS terus berada di bawah tekanan turun dan bertahan di bawah.
Pada hari Rabu, PMI dari S&P Global menunjukkan bahwa ekonomi AS sedang melambat dengan lebih cepat daripada yang diperkirakan, dengan PMI manufaktur, jasa dan komposit, ketiga-tiganya berada pada teritori terkontraksi.
Data ekonomi AS lainnya yang bervariasi turut menekan dollar AS. Weekly Jobless Claims AS naik paling tinggi sejak bulan Juni, ke 240.000 dibandingkan dengan yang diperkirakan 225.000 dan angka sebelumnya 223.000, yang menekan turun dollar AS. Namun data angka Durable Good Orders AS bulan Oktober naik tajam sebesar 1% MoM, dibandingkan dengan yang diperkirakan 0.4%.
Hari Jumat, harga emas turun setelah liburan trading AS. Pasar saham global bervariasi dalam perdagangan semalam dengan saham-saham Eropa kebanyakan menguat sementara saham-saham Asia kebanyakan melemah. Indeks saham AS mengarah bervariasi pada saat perdagangan sesi New York dimulai.
Emas berjangka kontrak bulan Desember turun $2.10 ke $1,754.35 per troy ons.
Hari Jumat adalah “Black Friday” di AS, dimana mereka yang suka belanja dalam liburan berbelanja sesukanya. Hasil awalnya terhadap belanja konsumen AS akan diamati dengan seksama oleh para pemerhati pasar, termasuk oleh the Fed.
Pasar tetap tenang pada akhir minggu ini sementara kasus Covid – 19 di Cina meningkat dengan kecepatan yang mencetak rekor. Pemerintah Cina mencoba mengatasinya dengan ekonomi yang merosot karena lockdown sehubungan dengan Covid. Bank sentral Cina menurunkan “reserve requirement ratio” sebesar 25 bps pada hari Jumat dalam usaha menopang ekonomi Cina.
Analis menilai penurunan “reserve requirement ratio” dikombinasikan dengan langkah – langkah lainnya untuk mendorong pasar property dan melonggarkan restriksi Covid, akan bisa mendukung pertumbuhan dalam jangka medium pada saat pertumbuhan tetap tinggi ketidakpastiannya.
Penggerak Pasar Emas
Sikap kebijakan moneter Federal Reserve AS yang agresif tetap menjadi penggerak paling signifikan terhadap pasar emas. Sementara bank sentral AS telah menandatangani bahwa mereka bisa memperlambat kecepatan kenaikan tingkat bunga pada bulan Desember, investor masih tetap enggan untuk melompat ke pasar emas.
Kenyataannya, rally di pasar emas yang terjadi sejak awal bulan November kebanyakan digerakkan oleh aksi “short covering” dimana investor membeli emas untuk melindungi posisi jual mereka yang terbuka. Kondisi ini bukanlah momentum bullish yang akan bisa berlangsung langgeng pada saat sekarang ini.
Para pembeli emas yang baru tidak termotivasi untuk masuk posisi baru baik di pasar berjangka maupun ke dalam gold-backed exchange-traded products (Gold – ETF) karena pesan dari the Fed adalah apabila terjadi sesuatu, tingkat bunga kunci the Fed akan tetap tinggi untuk waktu yang lebih lama. Kondisi ini adalah kondisi yang membantu menopang dollar AS dan tingkat suku bunga. Sementara emas kelihatannya baru mengalami rally apabila berada pada jalur yang lebih lambat.
Pasar akan bisa mendengar pesan – pesan yang baru dari ketua Federal Reserve AS Jerome Powell sendiri pada saat akan berbicara pada minggu ini di dalam event di the Brookings Institution di Washington DC.
Komentar dari Powell yang hawkish akan bisa membebani emas. Sementara itu walaupun pasar memperkirakan Federal Reserve AS akan memperlambat kecepatan kenaikan tingkat bunga menjadi 50 bps pada bulan depan, masih terlalu pagi untuk mengatakan bahwa the Fed telah melakukan pergerakan “pivot” di pasar.
Data dari Kalender Ekonomi
Bersamaan dengan komentar dari Powell, data ekonomi dari kalender forex diperkirakan akan menambah volatilitas di pasar. Angka yang akan keluar dari data employment, Non-Farm Payrolls, AS bisa mempengaruhi ekspektasi pasar terhadap kebijakan moneter Federal Reserve.
Di dalam komentarnya baru – baru ini, Powell mengatakan bahwa pasar tenaga kerja sudah terlalu ketat dan the Fed memerlukan lebih banyak kelonggaran sebelum mereka mulai mengurangi sikap yang agresif.
Menurut perkiraan konsensus dari para ekonom, jumlah pekerjaan yang tercipta pada bulan November adalah sebanyak 200.000 pekerjaan.
Selain data ekonomi, para investor emas akan terus menaruh perhatiannya kepada dollar AS. Indeks dollar AS sedang mengetes support kritikal di sekitar 106.00. Setiap kelemahan dari dollar AS akan bisa mendorong harga emas naik sampai ke $1,800 per ons.
Data dari kalender ekonomi yang akan keluar minggu ini adalah sebagai berikut:
Selasa: Consumer confidence AS
Rabu: ADP private-sector employment, Q3 GDP, pending home sales, JOLTS job opening, komentar dari Powell
Kamis: CPI Inggris, PCE personal income and spending AS, ISM manufacturing PMI,
Jumat: Nonfarm payrolls AS
Support & Resistance
“Support” terdekat menunggu di $1,733 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,725 dan kemudian $1,700.
“Resistance” terdekat menunggu di $1,761 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,770 dan kemudian $1,800.
Ricky Ferlianto/VBN/Head Research Vibiz Consulting
Editor: Asido