(Vibiznews – Commodity) Harga minyak mentah berjangka benchmark Amerika, West Texas Intermediate (WTI) di bursa Nymex, pada jam perdagangan sesi AS hari Jumat, hari perdagangan terakhir minggu lalu, berhasil naik ke atas $78.00 di sekitar $78.17 per barel, ketinggian dua bulan. Harga minyak mentah WTI naik hampir 6% dari harga pembukaan pada hari Senin minggu lalu.
Kenaikan harga minyak mentah WTI disebabkan para trader minyak mentah terus menaruh posisi beli karena keprihatinan geopolitik yang berlangsung terus dan keterbatasan supply minyak mentah jangka pendek.
Turunnya stok minyak mentah AS pada minggu lalu menurut laporan Energy Information Administration (EIA) menambah keterbatasan supply minyak mentah. Laporan dari EIA menunjukkan penurunan stok minyak mentah AS sebanyak 9.233.000 barel untuk minggu yang berakhir pada tanggal 19 Januari, melanjutkan penurunan pada minggu sebelumnya sebanyak 2.492.000 barel.
Pemberontak Houthi yang didukung oleh Iran di Yaman melancarkan serangan baru terhadap target Angkatan laut AS dan Inggris, telah meningkatkan ketakutan akan minyak mentah sekalipun tidak ada laporan mengenai kerusakan yang signifikan.
Pemberontak Houthi terus mengancam kapal-kapal kargo penduduk sipil yang menuju Kanal Suez dan dalam tiga minggu terakhir hampir sepuluh serangan pasukan laut koalisi dalam tiga minggu sudah berhasil menghentikan agresi Houthi.
Semakin banyak perusahaan perkapalan menempuh jalan yang lebih panjang mengitari benua Afrika daripada menempuh bahaya dengan melewati terusan Suez di Laut Merah.
Harga minyak mentah WTI juga didukung oleh melemahnya dolar AS setelah keluarnya data inflasi AS, Personal Consumption Expenditure (PCE), yang lebih lemah daripada yang diperkirakan. Indeks dolar AS pada hari Jumat minggu lalu turun 0.10% ke 103.265.
PCE AS bulan Desember menunjukkan pertumbuhan inflasi AS melambat dibandingkan dengan yang diperkirakan oleh partisipan pasar.
Data inflasi tahunan melambat ke 2.9% dari yang diperkirakan sebesar 3% dan dari angka sebelumnya di 3.2%. Sementara angka PCE price index inti bulanan naik sebesar 0.2% sesuai dengan yang diperkirakan oleh partisipan pasar. Dan di bulan November naik sebesar 0.1%. Inflasi tahunan AS telah turun ke level terendah sejak bulan Februari 2021.
Di satu sisi, melemahnya tekanan harga meningkatkan pertaruhan akan keputusan penurunan tingkat bunga oleh Federal Reserve AS (the Fed) pada pertemuan kebijakan moneter bulan Maret.
Di sisi lain ada yang menyeimbangkan tindakan dari para pembuat kebijakan the Fed yaitu indikator ekonomi AS seperti belanja konsumen, pasar tenaga kerja dan Gross Domestic Product (GDP) yang tetap kuat yang mendorong the Fed untuk tetap mempertahankan tingkat bunga yang tinggi paling tidak untuk semester pertama tahun 2024.
Data dari AS menunjukkan bahwa GDP AS berkembang dengan kecepatan tahunan di 3.3% pada kuartal ke empat, lebih besar daripada yang diperkirakan, yang memicu pulihnya dolar AS sehingga memaksa pasangan matauang GBP/USD berada di posisi di bawah. Pasar memperkirakan pertumbuhan ekonomi AS sebesar 2% per tahun setelah dalam kuartal sebelumnya mencatat pertumbuhan sekitar 4.9%.
Lingkungan dimana inflasi semakin turun memberikan Federal Reserve AS ruang untuk melonggarkan kebijakan moneternya pada kuartal pertama dari tahun ini, namun aktifitas ekonomi AS yang solid tidak memberikan insentif bagi the Fed untuk melakukan hal tersebut.
Dengan Federal Reserve AS terus dengan ketidakpastiannya, investor akan menaruh perhatian lebih kepada data ekonomi yang keluar. Bahkan lebih penting untuk memperhatikan angka employment, Nonfarm Payrolls (NFP), yang akan keluar pada hari Jumat minggu ini daripada mendengarkan apa yang the Fed katakana pada hari Rabu.
The Fed sendiri akan menaruh perhatiannya kepada pasar tenaga kerja. Setiap ada pelemahan pada pasar tenaga kerja akan membuat the Fed terpaksa menurunkan tingkat bunganya.
Bersamaan dengan pertemuan kebijakan moneter the Fed AS, pada minggu ini juga akan keluar data pasar tenagan kerja termasuk data job opening, employment sektor swasta dan data upah, dengan data Nonfarm Payrolls (NFP) sebagai penutupnya pada hari Jumat.
Selain itu, pada minggu ini, Bank of England (BoE) juga akan mengadakan pertemuan kebijakan moneternya yang pertama pada tahun ini. BoE berada pada posisi yang lebih sulit, dengan ekonomi Inggris sedang melambat dan inflasi tetap terus tinggi.
Pasar tetap menantikan data inventori minyak mentah terbaru pada minggu ini dari American Petroleum Institute (API) pada hari Rabu dan Energy Information Administration (EIA) pada hari Kamis.
Support & Resistance
“Support” terdekat menunggu di $75.72 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $74.26 dan kemudian $73.40. “Resistance” yang terdekat menunggu di $78.91 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $80.36 dan kemudian $81.74.
Ricky Ferlianto/VBN/Head Research Vibiz Consulting
Editor: Asido.