Pentingnya Manajemen Risiko di Tengah Laju Inovasi Digital

709
Pentingnya Manajemen Risiko di Tengah Laju Inovasi Digital
Sumber: Bank Indonesia

(Vibiznews – Banking & Insurance) – Kita patut bersyukur transformasi digital nasional terus berkembang mendorong transaksi ekonomi dan keuangan digital tumbuh melesat.

Data Bank Indonesia pada triwulan II 2024 menunjukkan transaksi digital banking mencapai 5,26 miliar transaksi, tumbuh sebesar 32,03% (yoy).

Selanjutnya, uang elektronik meningkat 36,22% (yoy) dengan 3,87 miliar transaksi. Serta transaksi QRIS tumbuh 226,54% (yoy) dengan 50,5 juta pengguna dan 32,71 juta merchant. Ekspansi akseptasi transaksi digital tersebut diperkirakan akan semakin akseleratif dengan adanya pergeseran preferensi masyarakat dan tingginya laju inovasi digital.

Namun demikian, perkembangan ini mendatangkan berbagai risiko yang dapat merugikan masyarakat secara luas. Sehingga menuntut terobosan kebijakan dan peningkatan literasi digital masyarakat.

Laju inovasi yang cepat perlu diimbangi dengan manajemen risiko, termasuk penguatan keamanan sistem. Serta prinsip KYC (Know Your Customer) dan KYM (Know Your Merchant).

Di sisi otoritas, penguatan harmonisasi kebijakan dan pengaturan pelindungan konsumen juga perlu terus dilakukan.
Hal itu disampaikan Deputi Gubernur Bank Indonesia, Doni P. Joewono, pada Casual Talk. Dengan mengangkat tema Digital Leap: Paving The Way for Economic and Finance Transformation di Jakarta (3/8).

Deputi Gubernur Doni menyampaikan Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2030 memperkokoh manajemen risiko guna membangun ekosistem ekonomi. Dan keuangan digital (EKD) yang berdaya tahan, inklusif, dan berkelanjutan melalui 3 (tiga) hal utama.

Pertama, mendorong peran aktif masyarakat tidak hanya sebagai pengguna tapi juga paham terhadap risiko transaksi digital seperti ancaman siber dan fraud. Yaitu melalui program peningkatan dan pemerataan tingkat literasi digital nasional maupun daerah.

Kedua, dukungan dari industri dan asosiasi dalam membentuk ekosistem digital dengan mengedepankan inovasi dan investasi teknologi pengamanan infrastruktur yang berlapis. Hal ini untuk menangkal ancaman siber yang kian kompleks.

Ketiga, sinergi dan kolaborasi yang kuat antar otoritas kementerian, lembaga, dan tentunya industri serta asosiasi. Termasuk dalam menghasilkan regulasi yang adaptif dan melindungi masyarakat.

Dengan manajemen risiko yang kuat, diharapkan peran transaksi digital dalam menopang pemulihan ekonomi semakin terakselerasi.

Senada dengan hal tersebut, Deputi Gubernur Bank Indonesia Filianingsih Hendarta pada Leader’s Insight Casual Talk. Dengan mengangkat tema Apa-apa Digital, Apa-apa Cyber, Ada apa Sih?, menyampaikan derasnya laju akselerasi digital perlu diimbangi dengan literasi. Dan pelindungan konsumen dalam kecepatan yang sama untuk memitigasi masifnya serangan siber.

Sejalan dengan itu pada inisiatif infrastruktur dalam BSPI 2030, BI akan mengembangkan BI-Payment Clear. Sebagai skema untuk memperkuat kapasitas industri dan manajemen risiko. Lebih lanjut industri sistem pembayaran dituntut memperkuat TIKMI (teknologi, interkoneksi, kompetensi, manajemen risiko, dan infrastruktur teknologi).

TIKMI yang akan mendukung terciptanya EKD yang handal. Pada inisiatif inovasi, akseptasi digital yang telah berjalan akan dilanjutkan dan diperkuat melalui program literasi digital.

Casual Talk pada hari ini membahas mengenai upaya dalam menjaga keseimbangan antara perkembangan ekonomi digital dan manajemen risiko. Dengan menerapkan berbagai regulasi dan pengawasan yang tepat.

Diskusi menyoroti peran kolaboratif berbagai pihak, termasuk regulator, industri, akademisi, dan konsumen dalam menciptakan ekosistem pembayaran yang aman, efisien, dan inklusif. Melalui kolaborasi ini diharapkan dapat mengidentifikasi peluang baru serta mengatasi tantangan yang muncul. Sehingga inovasi ekonomi dan keuangan digital dapat berjalan seiring dengan manajemen risiko dan pelindungan konsumen yang memadai.

Kegiatan ini dihadiri perwakilan dari Kementerian/Lembaga, asosiasi dan industri sistem pembayaran, pelaku UMKM, mahasiswa. Dengan menghadirkan narasumber para pakar ekonomi dan keuangan digital. Kegiatan ini menjadi bagian dalam perhelatan FEKDI x KKI 2024 yang diselenggarakan pada tanggal 1-4 Agustus 2024 di Jakarta Convention Center (JCC).

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting