IHSG Menguat Pagi Ini Ditopang Sektor Teknologi Yang Terbesar

218
IHSG Menguat Pagi Ini Ditopang Sektor Teknologi Yang Terbesar
Vibizmedia Photo

 

(Vibiznews – IDX Stock) – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat pada awal perdagangan sesi I Jumat (21/11/2024), di tengah variasi sentimen pasar global.

Pada pembukaan perdagangan hari ini, IHSG dibuka menguat 0,54% ke posisi 7.179,61. Selang lima menit setelah sesi I dibuka, penguatan IHSG terpangkas sedikit yakni menjadi 0,47% ke 7.174,67.

Nilai transaksi indeks pada awal sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp725 miliar. Dengan volume transaksi mencapai 2,1 miliar lembar saham dan sudah ditransaksikan sebanyak 58.506 kali. Sebanyak 194 saham naik, 196 turun, dan 193 stagnan.

Penguatan IHSG ini disokong sebagian indeks sektoral. Indeks dengan penguatan terbesar dicetak IDX Sektor Teknologi yang melonjak 1,39% di pagi ini.

Berikutnya, IDX Sektor Energi, IDX Sektor Barang Konsumen Primer, dan IDX Sektor Barang Baku. Disusul, IDX Sektor Transportasi dan Logistik, IDX Sektor Properti & Real Estate, IDX Sektor Keuangan.

Sementara itu, IDX Sektor Perindustrian menjadi sektoral dengan pelemahan terdalam setelah melemah 0,17% di awal perdagangan sesi pertama. Kemudian ada IDX Sektor Infrastruktur, IDX Sektor Kesehatan dan IDX Sektor Barang Konsumen Non-Primer.

Pergerakan IHSG pada hari ini cenderung masih akan diwarnai oleh surplusnya Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) dan jelang rilis data aktivitas manufaktur Amerika Serikat (AS).
Sebelumnya kemarin, Bank Indonesia (BI) mengumumkan kinerja NPI pada triwulan III 2024 yang membaik sehingga mampu mendukung ketahanan eksternal. NPI pada kuartal III 2024 mencatat surplus sebesar US$5,9 miliar, dari sebelumnya defisit sebesar US$0,6 miliar pada triwulan II 2024.

Surplus NPI ditopang oleh surplus neraca transaksi modal dan finansial yang meningkat serta defisit neraca transaksi berjalan yang lebih rendah.

BI juga melaporkan penurunan defisit neraca transaksi berjalan. Pada kuartal III-2024, neraca
transaksi berjalan mencatat defisit sebesar US$ 2,2 miliar (0,6% dari PDB), lebih rendah dibandingkan dengan defisit sebesar US$ 3,2 miliar (0,9% dari PDB) pada kuartal II-2024.

Sementara itu dari AS, jelang akhir pekan, data aktivitas manufaktur yang tergambarkan pada Purchasing Manager’s Index (PMI) periode November 2024 akan dirilis.

Sebelumnya, PMI Manufaktur Flash AS Global S&P direvisi lebih tinggi menjadi 48,5 pada Oktober 2024 dari awal 47,8 dan setelah level terendah 15 bulan di 47,3 pada September.

Hal ini menunjukkan sektor manufaktur AS masih dalam wilayah kontraksi tetapi ada beberapa tanda-tanda penurunan mereda.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting