(Vibiznews – Commodity) – Harga karet Jepang turun pada penutupan pasar hari Senin. Penurunan untuk lima hari berturut-turut karena menguatnya yen. Sementara tekanan kekhawatiran karena deflasi yang terjadi Cina sudah menurun.
Harga karet Agustus di The Osaka Exchange (OSE) turun 6.6 yen atau 1.89% menjadi 343.1 yen ($2.32) per kg. Harga karet sempat turun ke terendah 341.3 yen padaawal sesi, harga terendah sejak 14 Nopember.
Harga karet Mei di the Shanghai Futures Exchange (SHFE) turun 375 yuan atau 2.15% menjadi 17.100 yuan ($2,356.02 ) per MT.
Harga karet Butadiene April di SHFE turun 295 yuan atau 2.15% menjadi 13,400 yuan ($1,846.24) per MT.
Indeks Harga Konsumen Cina di bulan Februari diluar ekspektasi dan turun ke indeks terendah dalam 13 bulan, terjadi deflasi di harga produsen ketika konsumen rumah tangga berhati-hati dalam berbelanja.
Impor Cina menyusut selama Januari dan Februari, sementara ekspor kehilangan momentum ini, ditengah meningkatnya tekanan tarif dari AS.
Investor menghindar untuk memburu Yen Jepang karena menguatnya kurs yen 0.25% menjadi 147.68 per dolar sedikit di bawah level tertinggi 5 bulan. Menguatnya yen membuat harga barang2 Jepang menjadi lebih mahal apabila di beli dengan mata uang diluar Yen.
Harga minyak mentah turun karena kekhawatiran akibat dampak tarif impor AS terhadap pertumbuhan ekonomi dan permintaan minyak mentah. Kenaikan produksi minyak mentah dari negara produsen OPEC, menambah investor kehilangan selera untuk investasi di asset yang berisiko.
Karet alam mengikuti pergerakan harga dari minyak mentah karena dengan turunnya harga minyak mentah maka pasar beralih ke karet sintetis yang lebih murah. Karet sintetis dibuat dari minyak mentah.
Petani khawatir akan adanya kerusakan tanaman karet pada 12 –14 Maret dimana diramalkan oleh Thailand Meteorological Agency akan adanya badai dan hujan deras.
Analisa Tehnikal untuk karet
Suppport pertama di 348 yen kemudian ke 349 yen
Resistant pertama di 358 yen kemudian ke 368 yen
Loni T / Senior Analyst Vibiz Research Centre Division, Vibiz Consulting



