(Vibiznews – Economy & Bond) – Mencermati kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah, sebagai berikut:
Perkembangan Nilai Tukar 1 – 4 September 2025
Pada akhir hari Rabu, 3 September 2025
1. Rupiah ditutup pada level (bid) Rp16.410 per dolar AS.
2. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun naik ke 6,38%.
3. DXY[1] menguat ke level 98,14.
4. Yield UST (US Treasury) Note[2] 10 tahun turun ke 4,217%.
[1] DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF).
[2] UST atau US Treasury Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.
Pada pagi hari Kamis, 4 September 2025
1. Rupiah dibuka pada level (bid) Rp Rp16.430 per dolar AS.
2. Yield SBN 10 tahun turun di 6,35%.
Aliran Modal Asing (Minggu I September 2025)
1. Premi CDS Indonesia 5 tahun per 3 September 2025 sebesar 71,57 bps, naik dibanding dengan 29 Agustus 2025 sebesar 69,52 bps.
2. Berdasarkan data transaksi 1 – 3 September 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp16,85 triliun. Terdiri dari jual neto sebesar Rp3,87 triliun di pasar saham, Rp7,69 triliun di pasar SBN. Dan jual neto Rp5,29 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
3. Selama tahun 2025, berdasarkan data setelmen s.d. 3 September 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp51,78 triliun di pasar saham. Dan Rp106,38 triliun di SRBI serta beli neto sebesar Rp68,02 triliun di pasar SBN.
Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan. Hal ini dilakukan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia.
Analis Vibiz Research Center melihat untuk hari ini perdagangan rupiah vs dollar dibuka melemah ke Rp 16.430 kemudian bergerak terkoreksi ke Rp16.435, dan terakhir sore ini WIB terpantau di posisi Rp 16.415.
Melemahnya rupiah terjadi sementara dollar AS di pasar uang Eropa merangkak naik setelah menurun di sesi global sebelumnya. Dollar AS sempat terkoreksi oleh karena data berkurangnya permintaan tenaga kerja AS.
Indeks dollar, yang mengukur dollar terhadap keranjang enam mata uang saingan utamanya, sore hari WIB ini naik ke 98,19, dibandingkan level penutupan sesi sebelumnya di 98,14.
Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting


