Perkembangan Perang Dagang AS & Pengaruhnya Atas Matauang

1356

(Vibiznews-Forex) Pada beberapa bulan belakangan, Amerika Serikat mengenakan tarif 25% atas impor baja dan 10% atas impor aluminium terhadap berbagai negara dan mengancam akan mengenakan tarif yang lebih besar lagi jika negara-negara yang bersangkutan melakukan pembalasan. Setiap kali terjadi kejatuhan dari saham-saham Amerika Serikat sebagai respon dari pasar, dorongan naik kembali tetap kuat dengan mentalitas para investor/trader yang siap membeli pada saat harga saham telah turun jauh.

Pendekatan yang relatif “sanguine” oleh pasar ini membuat Presiden Amerika Serikat Donad Trump dan pemerintahannya terus bergerak maju dengan rancangan tarif yang baru. Hanya “crash” yang terjadi pada pasar saham yang bisa menghentikan perang ini, namun sebegitu jauh, hal ini belum sempat terjadi. Sekretaris Perdagangan AS Wilbur Ross melangkah maju dan berkata bahwa kejatuhan saham AS yang berkelanjutan sekalipun tidak akan mengubah pikiran dari Trump. Hal ini masih perlu dibuktikan.

Tetapi ketegangan terus meningkat, dan apa yang diucapkan dengan kata-kata sebagai ancaman sedang beralih menjadi tindakan yang sungguh-sungguh, dan perang-perang kecil sedang berkembang menjadi peperangan dalam skala penuh. Berikut ini adalah perkembangan dari perang dagang Amerika Serikat pada 3 medan perang.

  • Medan Eropa: Dari baja yang kecil menjadi mobil-mobil yang besar

Pertikaian awal: Uni Eropa mengenakan tarif pembalasan dengan target secara eksplisit pada tanggal 22 Juni. Ini termasuk pajak yang sangat sensitif atas sepedamotor, dengan target Harley Davidson, sebuah ikon Amerika yang terkenal. Ketika Harley berkata mereka akan memindahkan sebagian dari produksinya ke Eropa, Trump merespon dengan amarah.

Perang terbuka: Sebagai pembalasan terhadap pembalasan oleh Eropa, Amerika Serikat sekarang sedang merancangkan untuk menampar Eropa dengan mobilisasi yang besar: menghantam Uni Eropa dengan tarif sekitar 20% atas mobil-mobil dan spare parts nya. Ini akan bisa menjadi eskalasi yang krusial yang bisa memukul pasar dengan keras.

Matauang yang terpengaruh: Euro saat ini saja sudah menderita akibat isu perang dagang, tetapi kebanyakan masih karena “mood” pasar lemah. Dengan perang dagang terus bergerak maju dan dikenakannya pajak atas otomobil, hal ini akan membuat pemboman secara langsung atas ekonomi zona euro. Hal ini pasti akan mengubah arah dari European Central Bank (ECB) dalam langkah inci demi inci untuk keluar dari rencana stimulusnya semula.

  • Medan Amerika Utara: Kanada Memukul Balik Dalam Takutnya

Pertikaian awal: Mexico adalah negara Amerika Utara yang pertama membalas terhadap tarif metal Amerika dengan pajak atas sebagian impor makanan dari Amerika Serikat. Dan selanjutnya baru-baru ini, Kanada mengambil langkah pertamanya, mengumumkan langkah-langkah pengenaan pajak atas barang-barang Amerika Serikat. Menteri Luar Negeri Kanada  Chrystia Freeland mengatakan bahwa Kanada tidak punya pilihan dan terpaksa merespon dalam kesedihannya. Apa yang akan terjadi jika Trump melihat hal ini sebagai bentuk kelemahan dari Kanada?

Baris depan NAFTA belakangan relatif diam, sebagian disebabkan karena sedang terjadinya pemilihan umum presidensial di Mexico. Pemenang yang diperkirakan Andres Manuel Lopez Obrador (AMLO) sekarang akan membuka jalan bagi negosiasi. Apakah hal ini akan membawa kepada suatu gencatan senjata?

Perang Terbuka: Tidak perlu. Pertemuan terakhir antara Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau dan Trump menghasilan pertikaian langsung. Trump memutuskan untuk tidak ikut menandatangani komunike bersama pada saat yang terakhir dari petemuan tingkat tinggi G7 yang lalu. Kita bisa melihat ketenangan sebelum badai datang, dan Amerika Serikat memiliki tarif Kanada sebagai “counter” atas tarif Amerika Serikat sebagai alasan untuk mengenakan pukulan yang lebih berat.

Matauang yang terpengaruh: Dolar Kanada dan Peso Mexico adalah korban yang jelas. Ekonomi negara-negara ini jauh lebih kecil daripada ekonomi Amerika Serikat dan sepenuhnya tergantung kepada permintaan dari Amerika Serikat.

  • Medan Cina: Hari Jumat ini adalah hari pemberlakuan tarif

Pertikaian awal: Ketika Amerika Serikat mengenakan tarif atas metal, Cina umumnya menganggap hal ini tidak terlalu serius. Media Cina tidak terlalu keras terhadap Amerika Serikat, paling tidak saat ini. Pasar saham Cina menderita lebih daripada pasar saham negara lainnya tetapi juga bersikap yang sama, akan membeli pada saat harga saham telah turun jauh.

Perang terbuka yang bisa menjadi global: Perang yang besar ini akan terjadi pada hari Jumat tanggal 6 Juli. Inilah tanggal yang Amerika Serikat secara resmi akan memberlakukan tarif atas barang-barang Cina senilai $50 miliar. Dan Cina telah menyiapkan daftar pembalasannya juga.

Banyak orang berpikir bahwa waktu antara pengumuman dan pemberlakuan yang sesungguhnya akan memberikan waktu untuk terjadinya suatu negosiasi. Memang mula-mula setelah saling ancam mengancam dan gertak menggertak, sempat dicoba negosiasi. Cina mengirim delegasi tingkat tinggi ke Washington DC dua kali. Amerika Serikat juga mengirim delegasinya dua kali juga ke Beijing. Hasilnya seperti Inggris melawan Colombia, tidak ada perpanjangan waktu, tidak ada adu penalti. Belum ada pemenang. Justru makin memburuk. Begitu Cina membalas, Presiden Trump naik darah, seperti merasa dilawan anak kecil yang nakal. Trump mengancam akan menaikkan tarif lagi, ditambah 10 persen lagi. Cina juga tidak takut. Hanya beberapa jam kemudian sudah memutuskan akan memberi balasan yang setara. Kali ini meluas ke pesawat terbang Boeingnya Amerika Serikat. Presiden Perancis berkunjung ke Beijing. Perancis punya Airbus yang setara dengan Boeingnya Amerika Serikat. Kanselir Jerman juga pergi ke Cina. Presiden India dan Rusia menemui Xi Jinping. Semua bersekutu hendak melawan Trump. Waktu maneuver akhirnya habis. Tanggal 6 Julipun akhirnya tiba. Saat dimulainya tarif baru nanti malam. Kelihatannya tidak bisa balik lagi. Sebenarnya lebih mudah mencapai gencatan senjata sebelum arteleri berat pertama diluncurkan.

Ketika meriam ditembakkan pada tanggal 6 Juli ini, dunia akan memasuki suatu fase yang baru. Amerika Serikat adalah negara dengan ekonomi nomor satu di dunia, sementara Cina adalah nomor duanya. Mereka berdua memiliki tali perdagangan yang ekstensif diantara mereka berdua, dan akan lebih sulit mencabut tarif setelah mereka diberlakukan.

Siapa yang akan menang? Begitu sulit menjawabnya. Cina bukannya Jepang yang dimasa lalu langsung menyerah. Saat diancam seperti ini, Jepang lantas membangun pabrik-pabrik mobil di Amerika Serikat. Cina tidak mau menyerah entah sampai kapanpun. Langkah Trump ini bukan hanya menyusahkan Cina. Sekutu Trump pun ikut terkena. Barang-barang Cina bukan semuanya milik Cina. Taiwan memiliki banyak pabrik di Cina yang hasilnya diekspor ke Amerika Serikat. Sampai saat ini ada 50.000 perusahaan Taiwan yang beroperasi di daratan. Jepang juga ikut terpukul, juga Korea Selatan yang semuanya adalah sekutu Amerika Serikat sendiri.

Pasar kemungkinan akan mengalami “crash”, dan matauang dunia akan bergerak dalam cara yang lebih ganas.

Semua matauang dunia akan terpengaruh: Di dalam suatu perang globa, tidak ada satupun yang tertinggal yang tidak terlukai. Yuan Cina saat ini saja telah kehilangan pijakannya dan bank sentral Cina, PBOC, akan bisa mendevaluasikan matauangnya sebagai bagian dari pembalasan. Seorang analis memprediksi perang dagang ini akan menurunkan pertumbuhan ekonomi Cina satu persen.

Semua matauang yang beresiko pasti akan terpengaruh pada saat pasar saham mengalami “crash”. Matauang yang paling sensitif adalah dolar Australia. Australia tergantung berat atas Cina dan adalah negara perdagangan secara umumnya. Kanada dan Selandia Baru juga berdagang dengan kedua negara dan selalu sensitif terhadap pergerakan pasar saham.

Euro dan Poundsterling juga siap-siap menderita pukulan, karena “mood” dari pasar. Yen Jepang yang “safe haven” belakangan ini telah jatuh duluan bersama dengan matauang negara lainya tetapi dalam skala yang terbatas. Kejatuhan pasar secara terbuka pada akhirnya bisa memicu arus “safe haven” yang besar yang akan mendorong Yen Jepang.

Matt Meller, CFA, CMT mengatakan dalam analisanya: “Pada akhirnya, kami percaya bahwa ketegangan sekarang ini akan mereda dengan mendekatnya Amerika Serikat kepada pemilu pertengahan di bulan November. Hal ini berarti, jika pembicaraan yang ulet saat ini mengenai perdagangan yang ditranslasikan kedalam tarif, dolar AS pada akhirnya akan mendapatkan keuntungan dengan para trader mencari keamanan dari cadangan matauang dunia, sekalipun pertumbuhan ekonomi AS ikut terpukul.”

Peter D Schiff membuat catatan bahwa perang dagang tidak akan baik bagi dolar AS: Suatu problem yang lebih besar bagi dolar AS kemungkinan adalah bahwa ketegangan perdagangan ini bisa mengancam status dolar AS sebagai matauang cadangan dunia. Cina kelihatannya akan bekerja habis-habisan untuk menyiapkan dunia dimana dolar AS tidak lagi menjadi pusatnya. Hal ini akan menjadi pukulan yang terbesar yang bisa diterima oleh dolar AS. Sementara hal ini tidak mungkin terjadi dalam jangka pendek, jika perang dagang menjadi sangat buruk, segala sesuatu mungkin terjadi.

Sumber: FXStreet.com, Disway.

Ricky Ferlianto/VBN/Head of III, Vibiz Consulting Group

Editor: Asido

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here