(Vibiznews-Column) Pemilihan pertengahan tahun AS pada hari Selasa 6 November 2018 berpotensi menciptakan perubahan yang signifikan atas bagaimana Presiden Donald Trump bisa mencapai tujuan domestiknya, namun hasilnya kemungkinan tidak akan berarti banyak bagi kebijakan perdagangan negara ini.
Filosofi “America First” dari Trump kemungkinan tidak akan menyimpang drastis dari arah yang ada sekarang bahkan dengan Demokrat memenangkan DPR sekalipun, demikian pendapat para ahli strategi ekonomi.
Hasil Menurut NBC News
NBC News memproyeksikan pada malam terakhir hari Selasa bahwa Demokrat telah mengambil alih mayoritas di DPR sementara Republikan telah mempertahankan kontrol di Senat. Kedua-duanya, DPR dan Senat membentuk apa yang disebut dengan Kongres. Kongres adalah kepala dari badan pengambilan keputusan negara dan persetujuan dari masing-masing lembaga diperlukan untuk bisa melepaskan rancangan undang-undang menjadi undang-undang yang berlaku.
Hasil sebagaimana yang sudah diperkirakan akan menantang Trump dalam beberapa area seperti anggaran belanja militer dan urusan bisnis luarnegerinya, membuat sulit bagi komandan utama untuk memberlakukan undang-undang yang mayor. Namun mengenai kebijakan perdagangan, salah satu area yang paling relevan dengan komunitas internasional, Trump mendapatkan kuasa eksekutif dan bisa mengatur persyaratan tidak peduli apakah Kongres terbelah dua atau tidak.
Itu karena “Kongres tidak memiliki banyak kesanggupan untuk mengkontrol kebijakan perdagangan,” kata analis di RBC Capital Market. Gedung Putih memiliki kuasa yang luas untuk bertindak secara unilateral, yang berarti Presiden kemungkinan akan terus mendorong agenda perdagangannya.
Proyeksi Menurut ABC News
Proyeksi dari ABC News mengarah kepada Demokrat memenangkan 34 kursi, yang akan memberikan kepada mereka mayoritas yang lebih kecil dibandingkan dengan yang dimiliki oleh Republikan pada saat ini. Meskipun demikian, sampai saat tulisan ini dinaikkan, pemungutan suara masih terus dihitung, sehingga hasilnya masih belum final.
Republikan diperkirakan akan menambah mayoritas mereka di Senat, dengan ABC News menunjukkan kelebihan tiga kursi senat bagi partai Republik. Pemilihan dengan cara elekoral dengan kuat memilih Republikan di Senat, dimana mereka hanya perlu mempertahankan 9 kursi dibandingkan dengan Demokrat yang harus mempertahankan 25 kursi.
Kontrol atas DPR, pada gilirannya, akan mengijinkan Demokrat untuk membuka investigasi baru atas Presiden. Bahkan juga terbuka kesempatan untuk melakukan “impeachment” atas Presiden, tetapi hasil yang seperti dibicarakan tadi, pada saat ini kemungkinan tidak akan jadi.
Dengan berhasilnya mempertahankan Senat akan membuat Republikan bisa memelihara control atas nominasi.
Hasil yang berbeda di kedua badan pemerintah kemungkinan akan mengijinkan Trump untuk membungkus pemilihan sebagai suatu kemenangan dan dukungan bagi agendanya. Tidak bakalan dia mengintepretasikan hasil ini sebagai kemunduran dari kebijakannya yang akan menyarankan perlunya perubahan arah.
Apa artinya ini bagi Cina, Uni Eropa dan Lainnya
Steven Okun, penasehat senior di McLarty Associates, memberitahukan CNBC sementara hasil pemilihan sedang terus dihitung, “Pada perdagangan, semuanya akan tetap sama, tidak berubah kalau tidak menjadi lebih buruk, dalam hal AS-Cina“
Baik Demokrat maupun Republikan dipercayai akan mendukung sikap yang lebih keras terhadap perdagangan dengan Cina dan praktek-praktek property intelektual. Sebagai akibatnya, Presiden mungkin akan menikmati dukungan bipartisan pada saat dia mendorong Beijing untuk mengurangi defisit bilateral.
David Adelman, bekas duta besar AS di Singapore dan ajun professor di Universitas New York berkata kepada CNBC sebelum keluar hasil pemungutan suara hari Selasa,”Partisan Demokrat secara tradisional telah menjadi partai yang lebih proteksionis sementara Republikan hawkish secara ekstrim untuk segala sesuatu yang berurusan dengan Cina.”
Sebagai akibatnya pemilihan tengah tahun tidak akan mempengaruhi kebijakan proteksionis dari Trump. Hanya apabila ekonomi AS mulai terpukul karena pertarungan tarif antar negara barulah Kongres akan meminta Gedung Putih untuk menyelesaikannya.
Namun, jika Trump mengenakan tarif yang baru terhadap Uni Eropa atau menarik Amerika Serikat dari World Trade Organization (WTO), Demokrat kemungkinan akan bisa melakukan intervensi.
Para ekonom di ING mengatakan di dalam catatan yang dipublikasikan sebelum hasil pemilihan hari Selasa,”Meskipun perdagangan bukanlah isu yang kritikal bagi Demokrat, mungkin mereka tidak akan mendukung perang dagang dengan sekutu tradisionil mereka seperti Uni Eropa.”
Penarikan diri dari WTO kemungkinan tidak akan mendapatkan support dari Demokrat, jadi secara keseluruhan Kongres kemungkinan akan mengenakan lebih banyak resistan terhadap kebijakan perdagangan daripada yang sebelumnya.
Pengaruhnya Terhadap USD
Jika Republik berhasil mempertahankan baik Senat maupun Dewan, dolar AS akan naik karena pemotongan pajak yang dilanjutkan akan bisa mendorong ekonomi dan memicu kenaikan tingkat bunga lebih lanjut. Selain itu Trump akan semakin berani untuk melanjutkan perang dagangnya dan “greenback” akan menikmati arus masuk “safe haven”.
Dengan kegagalan Republik mempertahankan kontrol atas Dewan, maka hal ini akan membebani dolar AS, untuk alasan yang sebaliknya.
EUR/USD menyentuh ketinggian selama 2 minggu di 1.1473 selama pemilihan di AS pada hari Selasa sebelum berkonsolidasi di pertengahan 1.1400 an. Republikan mempertahankan Senat dan Demokrat memenangkan Dewan sebagaimana yang telah diperkirakan, namun cukup dramatis.
Mula-mula, Demokrat tampaknya berada pada jalurnya untuk suatu kemenangan yang besar, dan dolar AS pun jatuh. Perubahan terjadi selanjutnya dimana Republikan hampir saja berhasil mempertahankan Dewan. Dolar AS kembali bangkit dan EUR/USD jatuh sesaat dibawah 1.1400. Dengan berjalannya waktu, Demokrat mendapatkan makin banyak kursi dan dolar AS jatuh lagi.
Sementara hasilnya memang sesuai dengan yang diperkirakan, pemerintahan yang terbagi dua akan membuat kehidupan Trump menjadi lebih rumit. Dia akan menghadapi oposisi yang keras jika dia ingin melakukan pemotongan pajak lebih jauh dan akan menghadapi investigasi atas urusan bisnisnya.
Ricky Ferlianto/VBN/Head of III, Vibiz Consulting Group
Editor: Asido