(Vibiznews-Forex) Setelah sejumlah polling menunjukkan menyempitnya kesenjangan antara Partai Konservatif dan Buruh, dua polling yang baru merefleksikan kembalinya partai Buruh telah mandek dengan kesenjangan tetap berada pada 10 poin. Sementara pasar ingin membatalkan Brexit samasekali, mereka lebih memilih kejelasan dari kesepakatan Brexit Johnson dibandingkan dengan ketidakpastian.
Topik-topik terdepan di dalam agenda politik Inggris juga nampaknya sudah mengasumsikan kemenangan buat partai Konservatif.
Memulai minggu lalu, Presiden AS Donald Trump memberikan bea masuk kekiri dan kekanan. Amerika Selatan dan Uni Eropa menderita ancaman dengan Trump mengumumkan tarif tiba-tiba atas impor metal dasar yang datang dari Brazil dan Argentina dan mengancam Perancis dengan tarif sampai 100% atas pajak jasa digital yang baru dari Perancis.
Pemerintah AS, termasuk Trump, mencoba menuangkan air dingin pada pertengahan minggu, dengan tumbangnya Wall Street, namun usaha mereka kurang dapat membalikkan sentimen pasar yang sudah keburu negatif. Ketakutan akan meningkatnya perang dagang secara global akan tetap mendominasi para investor.
Dolar AS memulai minggu lalu dengan mengalami pukulan setelah rilis PMI ISM dengan indeks manufaktur turun ke 48.1, sementara indeks non-manufaktur jatuh ke 53.9, kedua-duanya meleset dari ekspektasi dan dibawah dari sebelumnya.
Dolar AS berhasil pulih sebagian dengan laporan Non-Farm Payroll menunjukkan bahwa AS menambah 266.000 pekerjaan baru pada bulan November, jauh lebih baik daripada yang diperkirakan sebesar 180.000. Tingkat pengangguran turun ke 3.5% terendah selama 5 dekade. Upah bercampur dengan penambahan perbulan hanya 0.2%, namun bertambah 3.1% dalam setahun, sedikit lebih baik daripada yang diperkirakan sebesar 3%. Laporan ini mengangkat naik dolar AS, lebih banyak karena aksi ambil untung menjelang akhir minggu daripada memicu kekuatan dolar AS yang sesungguhnya.
Sterling belakangan ini telah mengabaikan data makro ekonomi Inggris dan bergerak menurut berita-berita pemilihan umum.
Apa yang diperhitungkan di dalam harga? Menurut polling YouGov MRPs partai Konservatif hanya memiliki mayoritas yang kecil kurang dari 68 kursi. Parlemen yang digantungkan kemungkinan bisa memicu aksi jual sterling.
Ekspektasi masih bisa berubah mendekati hari pemilihan. Perusahaan polling bisa memberikan perkiraan yang kontradiktif.
GDP bulanan Inggris untuk bulan Oktober diperkirakan mengalami kontraksi untuk ketiga kali. Sementara ekonomi Inggris berkembang pada kuartal ketiga dan menghindari resesi – ketakutan akan perlambatan dan penurunan bisa menggerakkan sebagian pemungutan suara dari partai berkuasa.
Jika partai Konservatif gagal untuk menang secara mayoritas, partai-partai politik kemungkinan mulai terpencar untuk membentuk pemerintahan minoritas atau koalisi.
Minggu menuju tanggal 15 Desember – ketika AS akan mengenakan tarif baru atas Cina – adalah kritikal untuk mencapai kesepakatan atau paling sedikit gencatan senjata. Jika AS berjabatan tangan atas apapun, dolar AS yang “safe-haven” akan turun. Dan jika Washington menyatakan tetap akan mengenakan tarif atas Beijing, dolar AS kemungkinan akan naik.
AS akan merilis angka inflasi tepat sebelum keputusan dari the Fed keluar. Consumer Price Index (CPI) Inti pada bulan Oktober jatuh ke 2.3% dan kemungkinan bisa membuat kegelisahan pada laporan bulan November. Data signifikan yang akan dirilis pada hari Jumat minggu ini adalah Penjualan Ritel. Konsumsi telah menjadi penyangga ekonomi AS dalam bulan-bulan belakangan ini. Kenaikan yang moderat pada bulan Oktober kemungkinan akan diikuti oleh angka yang serupa antara 3%-4% pada bulan November.
Secara tehnikal, momentum kenaikan tetap kuat, meskipun RSI menunjukkan kondisi yang sudah “overbought” dan menunjukkan suatu koreksi akan terjadi. “Resistance” terdekat menunggu di 1.3165 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.3275 dan kemudian 1.3380. Sedangkan “support” terdekat berada pada 1.3110 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.3050 dan kemudian 1.3013.
Ricky Ferlianto/VBN/Managing Partner Vibiz Consulting
Editor: Asido