(Vibiznews-Forex) Permulaan 2020 yang luarbiasa. Pada akhir minggu kedua, setelah selesai liburan musim dingin, Presiden AS Donald Trump memerintahkan untuk membunuh Jendral Iran Qassem Suleimani, dengan tuduhan teroris yang haus darah. Pasar menjadi panik, assets safe haven diburu orang. Pembalasan oleh Iran cepat terjadi meskipun juga cepat berhenti sehingga terjadi de-eskalasi. Dolar AS terpukul sedikit pada hari Senin, namun sejak itu naik terus dan mengakhiri minggu lalu dengan nada yang kuat terhadap kebanyakan rival utamanya.
Pasangan matauang EUR/USD bergulat di level 1.200 pada awal minggu lalu, dan mengakhirinya diperdagangkan di bawah 1.1100, dengan dolar AS menemukan “support” tambahan karena data makro ekonomi yang bagus, dan bahkan mempertahankan kekuatannya meskipun data “employment” yang keluar pada akhir minggu lalu meleset dari yang diperkirakan.
Non-Farm Payrolls AS bulan Desember turun dengan mengejutkan pada hari Jumat, hanya bertambah 145.000 dibandingkan dengan yang diperkirakan 164.000 pada bulan Desember, sementara tingkat pengangguran tetap di 3.5% – terendah dalam 50 tahun.
Yang lebih penting lagi, upah hanya naik 2.9% setahun dibandingkan dengan yang diperkirakan sebesar 3.1%. Dengan pertumbuhan upah jatuh dibawah dari 3% untuk pertamakalinya sejak bulan Juli 2018, keprihatinan akan disinflasi menyergap pasar, membawa kepada penurunan dari imbal hasil treasury dan dolar AS. Meskipun demikian penurunan dolar AS yang terjadi hanya terbatas.
Data PMI Non Manufaktur resmi AS untuk bulan Desember dari ISM naik dengan mengejutkan di 55.0, sementara Penjualan ritel Eropa bertambah lebih daripada yang diperkirakan. Namun data industri Jerman mengecewakan dengan Factory Orders turun dan Produksi Industri negatif secara basis tahunan.
Ketidakpastian politik dari tahun yang lama ke tahun yang baru terus membayang-bayangi data makro ekonomi dan memimpin di depan. Meskipun demikian angka-angka makro ekonomi adalah ukuran kesehatan ekonomi yang obyektif dan sementara pergerakan pasar bergantung pada politik, tren jangka panjang lebih berhubungan dengan data.
Pada minggu ini angka yang relevan dari Amerika Serikat termasuk Consumer Price Index bulan Desember yang final, Penjualan Ritel AS bulan Desember, dan Indeks Sentimen Konsumen dari Universitas Michigan. Sementara Jerman dan Uni Eropa akan mempublikasikan data inflasi yang terbaru.
Dari medan perdagangan AS dengan Cina, Wakil Perdana Menteri Cina Liu He dikabarkan akan memimpin delegasi ke Washington untuk menandatangani kesepakatan perdagangan fase pertama. Kedua negara dengan perekonomian terbesar di dunia ini membuat kesepakatan pada pertengahan Desember tahun lalu, namun menahan untuk merilis dokumen lengkap. Investor akan mengamati detil dari 86 halaman dari dokumen kesepakatan tersebut. Jika investor melihat kesepakatan hanyalah negosiasi yang bersifat sementara maka pasar akan terpukul dan dolar AS yang “safe-haven” akan meningkat permintaannya. Jika pasar puas dengan kesepakatan dan melihat fase yang kedua memungkinkan terjadi, dolar AS akan terdorong turun.
Secara keseluruhan EUR/USD masih “bearish” dengan penurunan akan semakin cepat apabila telah menembus “support” yang kritikal di 1.1065 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.1000 dan kemudian 1.0878. Sedangkan “resistance” terdekat ada pada 1.1130 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.1200 dan kemudian 1.1235.
Ricky Ferlianto/VBN/Managing Partner Vibiz Consulting
Editor: Asido