(Vibiznews-Forex) GBP/USD telah membalikkan keuntungannya dan diperdagangkan dibawah 1.29. Penjualan ritel Inggris mengatasi dari yang diperkirakan dengan 0.9% pada bulan Januari. Poundsterling sempat pulih dari kejatuhannya sehubungan dengan ketidakpastian Brexit dan kuatnya dolar AS. Namun, pasangan matauang ini gagal mengkapitalisir kenaikan “intraday”nya dan bertemu dengan “supply” yang agresif ditengah pesimisme mengenai pembicaraan Inggris dengan Uni Eropa untuk kesepakatan perdagangan bebas. Di dalam perkembangan terbaru sehubungan dengan Brexit, duta dari Uni Eropa telah gagal bersetuju dalam definisi dari level “playing field” – tingkat kesesuaian yang Brusel tuntut untuk suatu kemudahan akses pasar – dan membangkitkan keprihatinan bahwa Inggris akan bertabrakan dengan blok Uni Eropa pada akhir dari periode transisi nantinya pada tahun ini.
Ditambah lagi dengan menguatnya dolar AS secara luas memberikan tekanan tambahan dan lebih jauh lagi berkoloborasi terhadap kejatuhan tajam matauang ini dalam perdagangan “intraday” lebih dari 100 pips. Dolar AS yang sudah kuat ini kemudian ditopang lagi oleh rilis data makro ekonomi Producer Price Index (PPI) dan pasar perumahan yang lebih baik daripada yang diperkirakan.
Pasangan matauang ini akhirnya berdiam dekat ujung bawah dari rentang perdagangan harian dan tetap dalam posisi bertahan selama sesi Asia pada hari Kamis kemarin, dengan pergerakan naik mencoba untuk mempertahankan batas 1.2900. Angka penjualan ritel yang muncul di 0.9% lebih baik daripada yang diperkirakan di 0.7%, tidak dihiraukan oleh pasar.
Penurunan lebih lanjut akan berhadapan dengan “support” terdekat di 1.2870 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.2850 dan kemudian 1.2800. Sedangkan kenaikannya akan berhadapan dengan “resistance” terdekat di 1.2955 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.3000 dan kemudian 1.3050.
Ricky Ferlianto/VBN/Managing Partner Vibiz Consulting
Editor: Asido
