(Vibiznews-Forex) Penyebaran virus corona di sekitar Eropa memicu aksi jual yang besar di saham yang pada akhrinya menguntungkan euro.
Ketika Itali Utara menjadi pusat perhatian untuk berita virus corona di Eropa, ketika itulah pasar saham mulai memperhatikan. Itali, negara terbesar ketiga di zona Eropa ini, telah melaporkan ratusan yang terjangkit dan lebih dari selusin yang mati dan menutup sebuah zona dimana tinggal 50.000 orang di jantung industri negara ini.
Penyakit pernafasan ini dengan cepat menyebar dari Itali ke negara-negara lain di Eropa termasuk Swiss, Austria, dan daratan Spanyol. Kemudian, kasus pertama yang dikonfirmasi terjadi di Nigeria dan meningkatnya angka kematian di Iran yang memicu kekuatiran yang lebih besar, karena sistem kesehatan negara tirani Islam ini kurang mampu untuk menahan pergerakan penyakit menular ini. Terlepas dari berita-berita mengenai kesehatan, perkiraan turunnya ekonomi juga membebani pasar.
Pasar saham mulai bertumbangan. Para investor mulai menghitung ulang perkiraan pertumbuhan ke dalam harga dan mengkuatirkan terjadinya resesi. Uang mengalir dari saham ke obligasi, yang mendorong imbal hasil menjadi turun. Imbal hasil Treasury benchmark 10 tahun jatuh ke rekor kerendahan di bawah 1.20%. Pergerakan grafik memberikan signal akan terjadinya pemangkasan tingkat suku bunga the Fed pada bulanSeptermber sampai pengurangan segera dari biaya peminjaman pada pertemuan di bulan Maret.
Para pejabat Federal Reserve memberikan pesan bahwa mereka sedang memonitor situasi namun menahan diri dari memberikan langkah-langkah stimulus secepatnya. Meskipun demikian, dolar AS tumbang sebagai respon terhadap pergerakan ini.
EUR/USD bergerak naik dari bawah 1.09 ke atas 1.10, digerakkan oleh lemahnya dolar AS.
Di sisi lain, European Central Bank (ECB) tidak bergegas dan bahkan kemungkinan tidak bisa bertindak apa-apa. Presiden ECB Christine Lagarde kelihatannya enggan untuk bertindak. Tingkat bunga deposit ECB sudah rendah di 0.50% dan bank sentral Uni Eropa ini sudah membeli €20 miliar per bulan. Dibandingkan dengan the Fed, ruang gerak ECB untuk bertindak terbatas.
Angka ekonomi bercampur, IFO iklim bisnis Jerman mengatasi yang diperkirakan dengan membukukan 96.1 poin pada bulan Februari, tidak merefleksikan dampak virus. Jerman mengkonfirmasi pertumbuhan ekonominya nol pada kuartal ke empat 2019.
Amerika Serikat mempublikasikan perkiraan kedua dari GDP kuartal ke 4, yang memenuhi ekspektasi pasar dengan 2.1%. Order “durable goods” untuk bulan Januari mengatasi dari yang diperkirakan, turun hanya 0.2% dibandingkan dengan -1.5% dari yang diperkirakan. Secara keseluruhan, ekonomi AS berada pada posisi yang lebih baik daripada zona Euro sebelum krisis virus corona menjadi dominan.
Krisis kesehatan yang berlanjut akan mendominasi berita siang dan malam. Debat internal di dalam pemerintahan Jerman dan tekanan dari luar akan meningkat. ECB mungkin akan mengeluarkan pernyataan luar dari biasa karena situasi yang penuh kekecualian.
Sulit untuk memperkirakan berapa lama para politikus dibenua tua ini akan menahan diri dari mengambil langkah ekonomi yang signifikan. Setiap bantuan program akan mendorong naik euro, sementara keengganan untuk melakukan apapun akan membebani matauang bersama Eropa.
Dari kalender ekonomi PMI final Jeman dan zona Euro untuk bulan Februari akan keluar pada minggu ini yang diperkirakan akan turun. Sentimen pasar memburuk mengakhiri bulan Februari. Penjualan ritel diperkirakan akan menunjukkan kenaikan di Jerman dan di seluruh zona Euro. Angka produksi industry dan order faktori Jerman pada hari Jumat minggu ini bisa menggoncang euro pada akhir minggu. Apakah sektor manufaktur Jerman sudah pulih kembali pada awal 2020 ini? Jika laporannya turun, maka matauang bersama Eropa ini akan mengalami tekanan.
Di Amerika Serikat, berita-berita virus corona dan Non Farm Payrolls akan mendominasi. Apakah kejatuhan dipasar, imbal hasil obligasi, dan dolar AS hanya koreksi temporer? Atau akankah ketakutan terus mencengkeram pasar? Dolar AS telah bergerak searah dengan imbal hasil obligasi. Namun minggu ini bisa saja berpindah yang menarik arus “safe haven”.
Data ISM PMI Manufaktur membuka minggu yang baru. Para ekonom memperkirakan tetap bertahan diatas angka 50 – menunjukkan ekspansi untuk bulan kedua berturut-turut. Angka employment yang keluar sebelum NonFarm Payrolls (NFP) bisa memberikan indikasi terhadap NFP yang akan keluar pada hari Jumat. Angka pekerjaan dari ADP diperkirakan kembali ke normal dengan kenaikan yang sehat disekitar 200.000 setelah pada bulan Januari melonjak tajam sebanyak 291.000 posisi.
Angka ISM untuk sektor jasa yang merefleksikan sentimen bisnis terhadap virus corona akan keluar dengan perkiraan membukukan angka yang mengulangi angka yang kuat di bulan Januari pada 55.5.
Akhirnya NFP AS yang pada bulan Januari naik mengesankan sebanyak 225.000 posisi, di bulan Februari diperkirakan bertambah lebih sedikit menjadi 200.000 pekerjaan. Sementara pertumbuhan upah tahunan diperkirakan akan bertahan diatas 3%.
Secara keseluruhan “bearish” masih memiliki keuntungan meskipun sedang terjadi pemulihan. “Support” terdekat menunggu di 1.0985 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.0940 dan kemudian 1.0879. Sedangkan “resistance” terdekat menunggu di 1.1050 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.1100 dan kemudian 1.1175.
Ricky Ferlianto/VBN/Managing Partner Vibiz Consulting
Editor: Asido