Rekomendasi Forex GBP/USD 09 – 13 Maret 2020: Coronavirus vs Brexit

709

(Vibiznews-Forex) Coronavirus meningkat – dolar AS jatuh karena ketakutan akan coronavirus menyebar di Amerika Serikat dan Federal Reserve memangkas tingkat suku bunganya sehingga membebani dolar dengan berat. GBP/USD tidak bisa mengambil keuntungan yang penuh dari kejatuhan dolar AS ini karena pembicaraan post-Brexit menemukan rintangan setelah dimulai dengan lebih menjanjikan. Terlepas dari kedua topik ini, data manufaktur di Inggris dan “consumer confidence” di Amerika Serikat menarik perhatian.

Minggu lalu, seluruh dunia membicarakan mengenai coronavirus – yang telah menjangkiti lebih dari 100.000 orang dan mengambil nyawa lebih dari 3000 orang. Fokus sekarang berpindah dari Itali ke Amerika Serikat. Federal Reserve AS memangkas tingkat suku bunga dengan dosis dua kali lipat sebanyak 50 basis poin – dengan hampir tanpa peringatan awal lebih dahulu. Konferensi G7 gagal menghasilkan jaminan untuk tindakan terkoordinasi bersama-sama – namun the Fed segera bertindak sendirian.

Pergerakan ini hanya berhasil menghentikan saham dari kejatuhan untuk sementara. Para investor terus membeli obligasi – dolar AS berada dibawah tekanan turun yang besar dan GBP/USD bergerak naik.

Respon moneter Inggris terhadap coronavirus lebih tenang. Mark Carney, Gubernur Bank of England, yang akan pergi dan penggantinya Andrew Bailey kedua-duanya berkata bahwa mereka siap bertindak – namun tidak harus tergesa-gesa untuk memangkas tingkat bunga segera. The Fed memiliki lebih banyak ruangan untuk menurunkan tingkat suku bunga dibandingkan dengan Bank of England yang hanya memiliki sedikit ruangan dan hal ini mendorong naik GBP/USD.

Meskipun demikian, poundsterling gagal untuk mengalami rally, berbeda dengan rekan-rekannya seperti Euro dan Yen – dan alasannya adalah Brexit. Pembicaraan mengenai hubungan dimasa yang akan datang dari kedua kubu pada mulanya positip. Namun, sentimen berubah memasuki akhir minggu. Michel Barnier, kepala negosiator dari Uni Eropa mengatakan bahwa mereka kesulitan untuk mencapai kesepakatan pada saat akhir tahun nanti ketika periode transisi berakhir.

Terlebih lagi, pada mengakhiri minggu lalu, dolar AS memperoleh sebagian pijakan dengan Non-Farm Payrolls mengatasi yang diperkirakan dengan pertambahan 273.000 pekerjaan, lebih baik daripada yang diperkirakan pasar. Namun, fokus dengan cepat beralih kembali ke keprihatinan terhadap penyakit.

Jumlah kasus coronavirus di Inggris terus meningkat, namun negara ini bukanlah salah satu yang terburuk yang terkena coronavirus. Kalau kondisi ini berubah, poundsterling bisa jatuh. Amerika Serikat lebih berpeluang menjadi sorotan ketimbang Inggris.

Pada minggu ini pembicaraan Brexit akan berlanjut dan kemungkinan akan lebih menjadi penggerak pasar yang signifikan. Jika kedua belah pihak melaporkan kemajuan, Sterling akan mempunyai ruang untuk bersinar. Sebaliknya, jika Uni Eropa dan Inggris bersitegang dengan tuntutannya masing-masing, poundsterling akan jatuh.

Dari kalender ekonomi, akan muncul data makro ekonomi GDP bulanan untuk bulan Januari, selain data manufaktur. Kebanyakan dari angka-angkanya mengarah kepada kenaikan yang moderat.

Berita-berita mengenai coronavirus di Amerika Serikat kelihatannya akan jauh lebih signifikan. Jumlah yang terjangkit diperkirakan akan bertambah dan negara ini akan mengambil langkah-langkah tambahan untuk menghentikan krisis.

California, yang merupakan rumah dari Silicon Valley dan Hollywood, menyatakan keadaan darurat yang bisa diikuti oleh negara bagian lainnya di Amerika Serikat. Jika event-event dibatalkan, dolar AS kemungkinan bisa jatuh karena ekspektasi akan melemahnya hasil ekonomi dan semakin besarnya kemungkinan dilakukan tambahan pemangkasan tingkat bunga oleh Federal Reserve.

Dua data ekonomi yang akan keluar dari Amerika Serikat minggu ini adalah angka inflasi AS untuk bulan Januari yang diperkirakan akan stabil dimana Consumer Price Index (CPI) inti 2.3% YoY. Sedangkan yang lebih penting lagi, Consumer Sentiment Index pendahuluan dari University of Michigan diperkirakan akan menunjukkan penurunan yang moderat. Jika para pembelanja takut akan coronavirus, angkanya bisa jatuh dan membebani dolar AS.

Dolar AS kemungkinan masih akan tetap berkorelasi erat dengan imbal hasil obligasi AS dan dengan ekspektasi Federal Reserve akan memangkas tingkat bunga lagi pada minggu yang akan datang.

Secara tehnikal pasangan matauang GBP/USD mengarah naik dalam jangka pendek dan menengah, dengan “resistance” terdekat berada pada 1.3170 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.3210 dan kemudian 1.3285. Sedangkan “support” terdekat menunggu di 1.2950 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.2900 dan kemudian 1.2850.

Ricky Ferlianto/VBN/Managing Partner  Vibiz Consulting

Editor: Asido

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here