(Vibiznews-Forex) Dolar AS naik membumbung tinggi dengan perdagangan di Wall Street dihentikan lagi, karena merebaknya wabah coronavirus terus bertumbuh secara exponential di Eropa. Resesi sudah ada diantara kita.
Pasangan matauang EUR/USD berusaha memperoleh kembali angka 1.1000 namun akhirnya tumbang ke 1.0807, mendekati kerendahan tahun ini di 1.07777, sebelum akhirnya saat ini pada jam perdagangan Asia Kamis pagi terkoreksi naik kembali ke 1.0937.
Meskipun pemerintah-pemerintah dan para bank sentral utama dunia telah memutuskan untuk membanjiri sistem keuangan dengan likuiditas, ketakutan akan coronavirus yang pandemic tetap tidak berhenti. Merebaknya wabah coronavirus yang telah menjadi pandemik tidak ada jedanya. Terus saja berkembang secara eksponensial di Eropa dan bertumbuh dengan cepat di belahan bumi bagian Selatan. Ekonomi dunia terhenti, dan suara resesi terdengar kuat. Dan yang lebih buruknya lagi, ujung dari situasi ini belum terlihat.
Sementara itu, kanselir Jerman Angela Merkel, berkata bahwa Jerman akan melakukan apa saja yang diperlukan, untuk membatasi dampak negatif dari wabah coronavirus, walaupun sebegitu jauh, negara tersebut lebih banyak mendiskusikan langkah-langkah yang konservatif saja. Ketidakpastian sangat tinggi. Di medan data, Uni Eropa mengkonfirmasikan inflasi bulan Februari berada pada 1.2% YoY, sementara Amerika Serikat melaporkan bahwa Building Permit AS jatuh 5.5% di bulan Februari, lebih buruk daripada yang diperkirakan, sementara Housing Starts turun 1,5%, dibandingkan dengan penurunan 4.9% yang diperkirakan.
Secara tehnikal tren penurunan masih jauh dari selesai dengan “support” terdekat di 1.0805 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.0770 dan kemudian 1.0735. Sedangkan kenaikan pasangan matauang ini akan berhadapan dengan “resistance” terdekat di 1.0940 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.1038 dan kemudian 1.1163.
Ricky Ferlianto/VBN/Managing Partner Vibiz Consulting
Editor: Asido



