(Vibiznews-Forex) Poundsterling tumbang tanpa bisa dihentikan, jatuh bersamaan dengan permintaan akan dolar AS yang gila-gilaan, membuat matauang Inggris ini turun ke level terendah sejak tahun 1985 di 1.1440 sebelum akhirnya terkoreksi naik kembali ke 1.1620. Sterling dihukum karena kesalahan fatal kebijakan Inggris pada waktu awal penanganan wabah coronavirus “herd immunity” dengan kematian naik 55% dalam satu hari.
Kejatuhan Sterling ini dipicu oleh berita-berita yang memberikan indikasi bahwa korban kematian Inggris akibat wabah coronavirus naik 55% dalam satu hari menjadi 104. Inggris telah menolak untuk melakukan langkah-langkah “lockdown” dan telah mengambil pendekatan yang lebih ringan dalam menghadapi wabah coronavirus. Hal ini menjelaskan sebagian kenapa Sterling tumbang begitu dahsyat.
Hari rabu kemarin malam, berita-berita mengatakan bahwa Inggris akhirnya akan menutup sekolah-sekolah pada hari Jumat, namun, tetap tidak memberlakukan “lockdown” ataupun mengumumkan pelarangan “travel”. Kepanikan global dan kejatuhan indeks saham Wall Street menambah dampak negatif terhadap pasangan matauang GBP/USD ini.
Pasangan matauang GBP/USD ini tetap sangat volatile dan meskipun sudah sangat “oversold” tetap cenderung turun, dengan “support” terdekat berada pada 1.1590 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.1545 dan kemudian 1.1490. Sedangkan apabila berhasil naik kembali, akan berhadapan dengan “resistance” terdekat di 1.1660 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.1720 dan kemudian 1.1770.
Ricky Ferlianto/VBN/Managing Partner Vibiz Consulting
Editor: Asido



