(Vibiznews-Forex) Pasangan matauang EUR/USD melemah untuk minggu kedua berturut-turut, sempat menyentuh 1.0644, level terendah sejak bulan April 2017, sebelum akhirnya naik sedikit ke 1.0700 pada akhir perdagangan Jumat minggu lalu.
Kepanikan yang menyerbu pasar membuat para bank sentral utama dunia membuat pengumuman dan mengambil langkah-langkah penyelamatan. Setelah memangkas tingkat suku bunga sebesar 50 basis poin beberapa minggu yang lalu, Federal Reserve AS mengumumkan tambahan pemotongan 100 basis poin pada hari Minggu dan membuat likuiditas “swaps” dolar dengan 5 banks sentral yaitu Bank of Canada, Bank of England, Bank of Japan, ECB dan Swiss National Bank. Selanjutnya pada minggu lalu, bank sentral AS ini memperluas jalur “swap”nya ke 9 bank sentral lainnya, yang akan berlangsung paling sedikit selama 6 bulan. Keputusan ini dimaksudkan untuk membantu para bank sentral untuk memenuhi permintaan terhadap dolar AS dari institusi keuangan dan perusahaan-perusahaan lokal yang sedang kalut ditengah krisis coronavirus. Sebagai tambahan, the Fed pada hari Selasa minggu lalu, mengumumkan akan membangkitkan kembali jalur tol yang digunakan dalam krisis keuangan pada tahun 2008. Melalui Federal Reserve New York, bank sentral AS ini akan mulai membeli obligasi-obligasi perusahaan untuk memberikan dana jangka pendek bagi bisnis.
European Central Bank tidak ketinggalan dibelakang. Lagarde dan kawan-kawan mengumumkan paker darurat, senilai €750 miliar untuk membeli saham-saham sektor publik dan swasta, sementara Jerman dilaporkan berencana membuat “Solidarity Fund” sampai 40 miliar euro, yang berarti memberikan dana talangan bagi usaha kecil dan para pekerja yang terkena dampak negatif dari krisis yang sedang berlangsung.
Para pemain pasar mengabaikan data-data makro ekonomi yang keluar sebelum terjadinya krisis coronavirus. Angka-angka yang buruk dari data makro ekonomi mulai bermunculan. Jerman merilis ZEW Economic Sentiment Survey untuk bulan Maret yang menunjukkan bahwa keyakinan pasar runtuh. Di Uni Eropa indeksnya turun – 49.5 yang jauh dibawah dari perkiraan yang sudah negatif. Di Amerika Serikat, klaim pengangguran mingguan untuk minggu yang berakhir pada 13 Maret naik tinggi menjadi 281.000, jauh lebih buruk daripada yang diperkirakan sebesar 220.000.
Amerika Serikat baru saja memulai langkah-langkah “social distancing” dan lebih banyak lagi larangan-larangan akan keluar. Laporan-laporan sehubungan dengan kesehatan terutama di New York, kota yang besar dan dimana banyak kasus dilaporkan akan mempengaruhi sentimen pasar.
Markit Purchasing Manager Index untuk bulan Maret diperkirakan akan jatuh. Order “durable goods” untuk bulan Februari pada hari Rabu dan Gross Domestic Product untuk kuartal keempat final tahun 2019 kemungkinan akan diabaikan oleh para investor yang mencari petunjuk yang baru, kecuali Consumer Sentiment Index dari Universitas Michigan untuk bulan Maret. Laporan pendahuluan telah menunjukkan penurunan dari diatas 100 ke 95. Angka final akan lebih buruk. Keprihatinan akan masalah kesehatan dan naiknya pengangguran akan membawanya turun.
Dengan “lock-downs” sedang diumumkan di banyak negara di dunia karena wabah coronavirus, Biro Sensus AS menghentikan sementara operasi lapangan selama dua minggu, yang berarti rilis data angka-angka makro ekonomi tertentu bisa berubah nantinya.
Pergerakan harga EUR/USD belum menunjukkan kelelahan dalam penurunan, dengan “support” terdekat berada pada 1.0644 yang apabila berhasil ditembus akan lanjut ke 1.0580 dan akhirnya 1.0462. Sedangkan kenaikannnya akan berhadapan dengan “resistance” terdekat di 1.0770 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.0830 dan kemudian 1.0900.
Ricky Ferlianto/VBN/Managing Partner Vibiz Consulting
Editor: Asido



