Rekomendasi Forex GBP/USD 23 – 27 Maret 2020: Penurunan Dalam Kondisi Oversold

1254

(Vibiznews-Forex) Pada saat panik yang ekstrim yang paling buruk, pemenangnya hanya satu yaitu dolar AS. Stress karena kurangnya persediaan dolar AS telah membuat GBP/USD turun ke level terendah selama 35 tahun sebelum akhirnya terkoreksi naik lagi sedikit ke 1.1650 ditengah krisis coronavirus. Kemana arah GBP/USD selanjutnya? Fokus masih pada coronavirus, dan segala hal yang berhubungan dengannya.

Minggu lalu pasangan matauang ini sempat tumbang kesekitar 1.800 pips dalam waktu 10 hari, dan menimbulkan volatilitas yang sangat tinggi. Penyebabnya terutama adalah sangat kuatnya dolar AS. Ketakutan yang masif menghantam ekonomi global dan mengakibatkan uang semua lari ke dolar AS meskipun sudah ada usaha habis-habisan dari para bank sentral untuk memberikan ketenangan.

Setelah memangkas tingkat suku bunga sebesar 50 basis poin beberapa minggu yang lalu, Federal Reserve AS mengumumkan tambahan pemotongan 100 basis poin pada hari Minggu dan membuat likuiditas “swaps” dolar dengan 5 banks sentral yaitu Bank of Canada, Bank of England, Bank of Japan, ECB dan Swiss National Bank. Selanjutnya pada minggu lalu, bank sentral AS ini memperluas jalur “swap”nya ke 9 bank sentral lainnya, yang akan berlangsung paling sedikit selama 6 bulan. Andrew Bailey, Gubernur Bank of England memangkas tingkat suku bunga menjadi 0.10% – level yang terendah di dalam sejarah 300 tahun dari bank sentral Inggris ini. Dia juga mengumumkan program Quantitative Easing yang baru senilai £200. Pemerintah dari kedua negara sedang mempertimbangkan stimulus fiskal tambahan dengan Amerika Serikat berencana untuk membantu lebih dari $1 triliun dan Chancellor of the Exchequer Inggris mengeluarkan rencana-rencana baru tiap hari.

Jumlah kasus baru dan kematian diperkirakan akan meningkat pada minggu ini. Perdana Menteri Boris Johnson akan mengumumkan lebih banyak restriksi yang bisa memukul ekonomi.

Angka-angka makro ekonomi yang keluar sebelum krisis menunjukkan pertumbuhan yang lemah baik PMI manufaktur maupun jasa. Untuk bulan Februari angka PMI ini  masih diatas 50. Kemungkinan kedepannya untuk bulan Maret akan jatuh kebawah 40 yang bisa memukul Poundsterling. Demikian juga angka Consumer Price Index untuk bulan Februari yang keluar di 1.8%, diperkirakan akan turun menjadi 1.7% pada bulan Maret.

BOE akan mengadakan konvensi ketiga kalinya pada bulan ini. BOE tidak mungkin memangkas tingkat suku bunga lagi. Apakah Bailey bisa memberikan dana talangan yang lain bagi ekonomi Inggris? Setiap pencetakan uang tambahan kemungkinan bisa mendukung matauang Inggris ini lagi.

Amerika Serikat baru saja memulai langkah-langkah “social distancing” dan lebih banyak lagi larangan-larangan akan keluar. Laporan-laporan sehubungan dengan kesehatan terutama di New York, kota yang besar dan dimana banyak kasus dilaporkan akan mempengaruhi sentimen pasar.

Markit Purchasing Manager Index untuk bulan Maret diperkirakan akan jatuh. Order “durable goods” untuk bulan Februari pada hari Rabu dan Gross Domestic Product untuk kuartal keempat final tahun 2019 kemungkinan akan diabaikan oleh para investor yang mencari petunjuk yang baru, kecuali Consumer Sentiment Index dari Universitas Michigan untuk bulan Maret. Laporan pendahuluan telah menunjukkan penurunan dari diatas 100 ke 95. Angka final akan lebih buruk. Keprihatinan akan masalah kesehatan dan naiknya pengangguran akan membawanya turun.

Meskipun sudah sangat “oversold” dari sudut tehnikal, pasangan matauang ini masih cenderung turun dengan masih akan bertambah buruknya krisis coronavirus. “Support” terdekat menunggu di 1.1600 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.1440 dan kemudian 1.1409. Sedangkan kenaikannya akan berhadapan dengan “resistance” terdekat di 1.1878 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.1957 dan kemudian 1.2120.

Ricky Ferlianto/VBN/Managing Partner  Vibiz Consulting

Editor: Asido

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here