(Vibiznews-Forex) Menolak untuk menyerah, Poundsterling tetap mengatasi kenaikan dari dolar AS. GBP/USD tetap bertengger disekitar 1.2400 meskipun Covid-19 memakan korban sampai ke pemerintahan.
Fakta bahwa Amerika Serikat memiliki angka paling tinggi di dalam kasus coronavirus di dunia, membuat para investor sekarang kelihatannya semakin kuatir akan dampak ekonominya dan sekarang mengharapkan the Fed menambah lagi kepada langkah-langkah stimulus baru-baru ini. Dengan dinamika dari harga USD yang ternyata menjadi penggerak yang eksklusif dari pergerakan positip yang kuat dari pasangan matauang ini, kekuatiran akan cepatnya penyebaran corona virus di Inggris hanya memberikan dampak yang sedikit untuk merintangi kenaikan dalam sehari sekitar 350 pips.
Sementara itu, diperpanjangnya periode yang penuh dengan ketidakpastian. Ditengah semakin ketatnya “lockdown” karena coronavirus diseluruh dunia, memperpanjang dukungan terhadap dolar AS yang dipandang sebagai berstatus “safe-haven”. Hal ini pada akhirnya membuat tekanan terhadap matauang utama dunia lainnya selama perdagangan sesi Asia pada hari Senin kemarin, meskipun kekurangan tenaga untuk meneruskannya. Dengan absennya rilis data makro ekonomi utama yang dapat menggerakkan pasar, baik dari Inggris maupun Amerika Serikat, perkembangan mengenai coronavirus memainkan peranan kunci di dalam mempengaruhi momentum pergerakan dari pasangan matauang ini untuk hari pertama pada minggu yang baru.
Pasangan matauang ini berhenti dari pergerakan naiknya yang kuat baru-baru ini begitu menjelang mencapai angka 1.2500. Penurunannya akan berhadapan dengan “support” yang kuat di 1.2310 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.2200 dan kemudian 1.2100. Sedangkan kenaikannya akan berhadapan dengan “resistance” yang kuat di 1.2500 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.2625 dan kemudian 1.2740.
Ricky Ferlianto/VBN/Managing Partner Vibiz Consulting
Editor: Asido
