(Vibiznews-Forex) GBP/USD diperdagangkan disekitar angka 1.2500, dengan dolar AS melemah pada perdagangan tipis di hari libur. Perdana Menteri Inggris Johnson telah keluar dari rumah sakit dan terus mengalami pemulihan. Menteri Keuangan Sunak memperingati GDP bisa turun 25% sampai 30% pada hari-hari yang akan datang.
Pasangan matauang GBP/USD melanjutkan kenaikan pada minggu lalu dan memperoleh daya tarik pada hari pertama dari minggu perdagangan yang baru. Poundsterling Inggris mempertahankan sentimen yang positip dan didukung oleh fakta bahwa Perdana Menteri Inggris Johnson telah meninggalkan rumah sakit pada hari Minggu.
Momentum “intraday” mendapatkan dorongan tambahan, dengan dolar AS yang mengalami tekanan turun sebelumnya oleh karena pengumuman the Fed minggu lalu, terus tertekan.
Pasangan matauang ini berhasil menembus rintangan kunci di area 1.2480-85 dan melompat ke ketinggian satu bulan, meskipun berjuang untuk mengkapitalisir pergerakan ditengah kekuatiran yang berlangsung terus akan kejatuhan ekonomi karena pandemik coronavirus. Keprihatinan pasar semakin menjadi setelah Cina melaporkan angka tertinggi dari kasus harian yang baru dalam hampir enam minggu. Ketakutan akan gelombang kedua dari wabah Covid-19 membawa kepada gelombang baru dari keengganan terhadap resiko global, yang menguntungkan USD yang dipandang sebagai “safe-haven” dibandingkan dengan Poundsterling dan membuat batasan terhadap rally GBP/USD.
Semua ini berlangsung ditengah likuiditas yang relatif tipis karena liburan Paskah hari Senin di kebanyakan pasar Eropa, yang mengakibatkan terbatasnya keuntungan.
Kenaikan lebih lanjut dari pasangan matauang ini akan berhadapan dengan “resistance” terdekat di 1.2546 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.2600 dan kemudian 1.2650. Sedangkan “support” terdekat berada pada 1.2485 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.2400 dan kemudian 1.2365.
Ricky Ferlianto/VBN/Managing Partner Vibiz Consulting
Editor: Asido