(Vibiznews-Forex) GBP/USD diperdagangkan disekitar 1.2350, berjuang mempertahankan keuntungannya. Inggris kemungkinan telah mencapai puncak dari wabah coronavirus meskipun “lockdown” masih terus berlangsung. PMI pendahuluan sangat mengecewakan dengan angka jasa turun ke 12.3.
Inggris telah mencapai puncak dari wabah coronavirus – akankah perkataan dari Departemen Kesehatan Inggris mendorong naik GBP/USD? Sebegitu jauh, pasangan matauang ini naik karena melemahnya dolar AS. Statistik Covid-19 yang paling baru menunjukkan angka yang stabil dan bahkan mengarah turun.
Meskipun demikian pemerintah tetap mendapat kritikan keras dalam menangani krisis pada pertemuan parlemen yang pertama yang semi virtual. Lockdown akan tetap berlangsung sampai paling tidak tanggal 7 Mei dan malah kemungkinan akan diperpanjang. Dengan Perdana Menteri Boris Johnson tetap belum bisa tampil di publik, setiap strategi exit akan tetap tidak jelas dan ketidak pastian ini kemungkinan akan menahan kenaikan poundsterling lebih jauh.
Semakin panjang penutupan aktifitas, semakin buruk akibatnya terhadap ekonomi.
Sebagaimana yang telah dikatakan diatas, pergerakan naik poundsterling/dolar terutama disebabkan oleh turunnya dolar AS. Dolar AS yang “safe-haven” mengalami penurunan karena harga minyak mengalami pemulihan dari kejatuhan mereka yang mengejutkan pada awal minggu ini. Selain itu statistik coronavirus di Amerika Serikat, khususnya di New York membaik. Gubernur Andrew Cuomo juga mengatakan bahwa dia telah mengadakan pertemuan yang sangat produktif dengan Presiden AS Donald Trump, dan turunnya ketegangan juga membuat sentimen berubah menjadi lebih baik.
Meskipun gambaran di Inggris membaik, kecenderungan turun tetap memegang kendali, dengan “support” terdekat menunggu di 1.2300 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.2250 dan kemudian 1.2160. Sedangkan apabila berhasil naik, akan berhadapan dengan “resistance” terdekat di 1.2445 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.2525 dan kemudian 1.2575.
Ricky Ferlianto/VBN/Managing Partner Vibiz Consulting
Editor: Asido