(Vibiznews-Forex) Pasangan matauang EUR/USD hanya sempat naik sebentar pada minggu lalu, dan berakhir turun ke sekitar 1.0820. Dolar AS secara keseluruhan menguat didukung oleh sentimen sehubungan dengan resiko dan komentar dari otoritas Amerika Serikat.
Para investor menjadi kuatir setelah Cina dan Korea Selatan melaporkan merebaknya coronavirus yang baru meskipun jumlahnya kecil di Wuhan, dimana pandemik dimulai. Ketakutan akan menjalarnya gelombang kedua di Eropa dan Amerika Serikat meningkat dengan telah dimulainya langkah-langkah untuk melonggarkan “lockdown”.
Kebanyakan menguatnya dolar AS disebabkan karena pernyataan-pernyataan dari Powell dan Trump. Gubernur Federal Reserve mengatakan bahwa para pembuat kebijakan bank sentral AS ini tidak mengubah sikap mereka mengenai tingkat bunga yang negatif. Dengan demikian menghilangkan kemungkinan dilakukannya kebijakan moneter seperti itu. Meskipun demikian Jerome Powell menganggap situasi ekonomi sekarang ini buruk karena krisis pandemik yang menambah sentimen yang buruk. Presiden Trump juga membuat dolar AS naik dengan mengatakan bahwa ini adalah waktunya untuk dolar AS yang kuat.
Kurangnya reaksi dari EUR/USD kemungkinan berhubungan dengan ketidakpastian yang terus berlangsung mengenai masa yang akan datang. Dua minggu ke depan ini adalah kritikal karena akan menjadi jelas apakah langkah-langkah pelonggaran restrikes berhasil atau tidak. Apabila angka penularan yang baru menanjak, keengganan terhadap resiko akan datang kembali yang akan mengakibatkan terjadinya aksi jual yang panik karena tertundanya pemulihan ke masa yang akan datang yang tidak pasti kapan.
Data-data dari Eropa maupun AS yang buruk telah diabaikan oleh pasar. Inflasi di AS terkontraksi pada bulan April, sementara 2.980.000 orang mengajukan permintaan bantuan pengangguran. Penjualan ritel turun 16.4% pada bulan April yang merupakan rekor penurunan terbesar. Satu-satunya yang positip adalah Michigan Consumer Sentiment Index yang membaik dari 71.8 menjadi 73.7 dan mengatasi ekspektasi pasar sebesar 68.
Ekonomi Jerman terkontraksi 2.2% selama kuartal pertama 2020, sementara GDP Uni Eropa kuartal pertama tercatat – 3.2%, sedikit lebih baik daripada yang diantisipasikan sebesar – 3.3%, meskipun menunjukkan pertumubuhan ekonomi rusak berat.
Minggu ini dari Eropa akan keluar survey ZEW Jerman bulan Mei. Sentimen ekonomi dari negara ini diperkirakan akan membaik dari – 91.5 menjadi – 77.5, sementara Uni Eropa keseluruhan diperkirakan akan turun ke – 12.1 dari sebelumnya 25.2.
Di Amerika Serikat, Presiden Trump kemungkinan akan terus mendorong gubernur untuk melonggarkan tinggal di rumah. Sebagian bahkan telah melakukannya, sekalipun tanpa restu dari para ahli kesehatan. Dolar AS masih memiliki ruangan untuk naik jika angka Covid-19 kembali naik, karena pembukaan ekonomi yang terlalu cepat. Sebaliknya, apabila angka Covid-19 tetap menurun, maka dolar AS akan terbebani.
Ketegangan Amerika-Cina tetap menjadi sorotan. Komentar yang positip mengenai implemenasi dari kesepakatan perdagangan akan menekan dolar AS sementara yang sebaliknya bisa menaikannya.
Klaim pengangguran akan tetap menjadi sorotan. Sekalipun diperkirakan turun, namun angka yang masih jutaan akan terus membebani pasar dan mendorong naik dolar AS. Markit PMI untuk bulan Mei diperkirakan akan menunjukkan sedikit perbaikan namun masih dibawah angka batas 50.
Risalah dari FOMC juga akan diperhatikan. Para trader masih akan mencari tanda mengenai tingkat bunga negatif yang ditolak oleh Powell.
Secara tehnikal, indikator tetap berada pada level yang negatif. Minggu ini pasangan matuang ini masih memiliki ruang untuk turun mengetes 1.0635, dengan “support” terdekat menunggu di 1.0790 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.0757 dan kemudian 1.0695. Sedangkan “resistance” terdekat menunggu di 1.0851 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.0882 dan kemudian 1.0945.
Ricky Ferlianto/VBN/Managing Partner Vibiz Consulting
Editor: Asido