(Vibiznews-Forex) Memulai minggu lalu, GBP/USD sempat diperdagangkan turun mendekati 1.2300, namun akhirnya berhasil naik lagi ke pertengahan 1.23, ditengah menguatnya dolar AS dan kebingungan dan kekecewaan atas instruksi Perdana Menteri Inggris Boris Johnson yang ternyata hanya mengumumkan pelonggaran “lockdown” yang minor. Pembicaraan Brexit terus berlangsung ditengah ketegangan antara London dengan Brusel. Pasar semakin prihatin.
Selanjutnya GBP/USD diperdagangkan dibawah 1.23 ditengah sentimen pasar yang berhati-hati dan sekalipun GDP bulanan Inggris turun 5.8% pada bulan Maret, lebih baik daripada yang diperkirakan akan turun 8%. GDP kuartalan turun 2%, mengatasi dari yang diperkirakan juga. Pertumbuhan yang kuat dari ekonomi Inggris tidak berhasil menaikkan GBP karena reaksi pasar mengatakan,”harusnya lebih buruk dari itu.” Inggris memasuki “lockdown” pada tanggal 23 Maret, pada akhir dari periode tiga bulan, jadi tidak diragukan lagi, kuartal kedua akan menjadi lebih buruk.
Pada hari Jumat minggu lalu, GBP/USD melemah ke kelemahan selama 5 minggu ke 1.2103. karena menguatnya dolar AS, karena kecewanya para investor terhadap Federal Reserve yang tidak mau membuat tingkat bunga AS menjadi negatif.
Minggu ini pergerakan dari GBP/USD dipengaruhi oleh seberapa cepat ekonomi Inggris dapat kembali ke normal. Hal ini sangat tergantung kepada statistik Covid-19 yang terbaru. Apabila terus membaik, maka Johnson akan bergerak maju dengan pelonggaran selanjutnya yang akan mendorong naik Poundsterling.
Para pejabat di BoE juga bisa menggerakkan sterling dengan memberikan tanda mengenai pergerakan selanjutnya. Reaksi pasar bisa bervariasi. Lebih banyak stimulus moneter dengan penambahan belanja bisa membuat ekonomi Inggris mengalami kelegaan namun juga bisa mengindikasikan situasi yang menakutkan karena besarnya hutang yang bisa membawa kepada devaluasi dari matauang Inggris.
Para investor juga akan terus memperhatikan pembicaraan mengenai Brexit sementara tenggat waktu terus mendekat di bulan Juni. Apabila tidak ada kemajuan maka sterling akan tertekan turun.
Dari data ekonomi, angka klaim pengangguran akan diperhatikan. Para ekonom memperkirakan hanya ada sedikit kenaikan sebesar 9400 orang karena keberhasilan dari skema cuti dari pemerintah yang membuat orang tetap bekerja sekalipun tidak digaji, karena ditanggung pemerintah.
Inflasi diperkirakan tetap stabil pada bulan April, meskipun data dari Amerika Serikat dan zona euro menunjukkan penurunan harga. Apabila terjadi penurunan yang jauh, BoE akan bertindan segera khususnya apabila CPI jatuh dibawah 1% per tahun.
Angka Markit PMI bulan Mei diperkirakan akan menunjukkan depresi, khususnya sektor jasa.
Di Amerika Serikat, Presiden Trump kemungkinan akan terus mendorong gubernur untuk melonggarkan tinggal di rumah. Sebagian bahkan telah melakukannya, sekalipun tanpa restu dari para ahli kesehatan. Dolar AS masih memiliki ruangan untuk naik jika angka Covid-19 kembali naik, karena pembukaan ekonomi yang terlalu cepat. Sebaliknya, apabila angka Covid-19 tetap menurun, maka dolar AS akan terbebani.
Ketegangan Amerika-Cina tetap menjadi sorotan. Komentar yang positip mengenai implemenasi dari kesepakatan perdagangan akan menekan dolar AS sementara yang sebaliknya bisa menaikannya.
Klaim pengangguran akan tetap menjadi sorotan. Sekalipun diperkirakan turun, namun angka yang masih jutaan akan terus membebani pasar dan mendorong naik dolar AS. Markit PMI untuk bulan Mei diperkirakan akan menunjukkan sedikit perbaikan namun masih dibawah angka batas 50.
Risalah dari FOMC juga akan diperhatikan. Para trader masih akan mencari tanda mengenai tingkat bunga negatif yang ditolak oleh Powell.
Secara tehnikal, garis “support” kenaikan telah jatuh di bawah SMA 50 hari, sementar momentum telah berbalik turun sehingga tren minggu ini mengarah ke penurunan dengan “support” terdekat menunggu di 1.2061 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.2018 dan kemudian 1.1893. Sedangkan pergerakan naik akan berhadapan dengan “resistance” terdekat di 1.2186 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.2268 dan kemudian 1.2393.
Ricky Ferlianto/VBN/Managing Partner Vibiz Consulting
Editor: Asido