(Vibiznews – Forex) GBP/USD merangkak naik kembali menuju sekitar 1.2740 dengan dolar AS kembali mengalami penurunan dan ditengah optimisme pelonggaran “lockdown” Inggris.
Namun kenaikan pasangan matauang ini terancam turun karena tiga hal.
Pertama, saham-saham AS memperpanjang rally mereka dengan S&P berhasil menghapus kerugian selama tahun ini dengan membuat dolar AS turun. Namun, kenaikan ini hanya sebagian digerakkan oleh angka pekerjaan AS yang luarbiasa bagus yang kebanyakan disebabkan oleh stimulus yang digerakkan oleh Federal Reserve AS. Hari Rabu the Fed akan mengambil keputusan mengenai tingkat bunganya. Ketakutan bahwa the Fed akan mencoba menarik sebagian dukungannya sehingga membuat dolar AS akan mengalami kenaikan menekan pasangan matauang ini.
Kedua, Untuk pertamakalinya London melaporkan tidak ada kematian samasekali akibat Covid-19, namun angka ini adalah angka akhir minggu yang biasanya suka lebih baik karena tidak semua kejadian telah selesai dihitung untuk dilaporkan. Terlebih lagi protes di jalan-jalan dalam jumlah massa yang besar karena masalah rasial yang mendukung protes di Amerika Serikat, bisa menaikkan angka penularan kedepannya dalam jangka pendek.
Ketiga, pembicaraan ronde keempat mengenai hubungan Uni Eropa – Inggris berakhir seperti pertemuan awal, tidak ada terobosan apa-apa. Tanpa kesepakatan, Inggris akan mundur kembali ke peraturan perdagangan dari WTO pada tahun 2021. Pasar kelihatannya telah kehilangan harapan bahwa PM Johnson akan bisa melakukan intervensi yang mendatangkan kesepakatan.
Secara tehnikal, momentum masih naik , dengan “resistance” terdekat menunggu di 1.2750 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.2780 dan kemudian 1.2850. Sedangkan “support” terdekat berada pada 1.2655 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.2625 dan kemudian 1.2575.
Ricky Ferlianto/VBN/Managing Partner Vibiz Consulting
Editor: Asido
